Hubungan Dukungan Pimpinan terhadap Kinerja Petugas Surveilans DBD

penyelesaian suatu tugas memerlukan waktu tertentu. Tingkat beban kerja diperhitungkan dari jumlah waktu yang telah dipakai untuk mengerjakan suatu tugas sampai selesai. kedua manusia hanya memiliki kapasitas energi yang terbatas. Sebagai akibatnya jika seseorang harus mengerjakan beberapa tugas pada waktu yang sama maka akan terjadi kompensasi pioritas antar tugas-tugas itu guna memperebutkan energi yang terbatas. Petugas surveilans DBD kota Pematangsiantar mempunyai beban kerja ringan atau kurang, ini merupakan sebagai akibat dari terlalu sedikit pekerjaan yang akan diselesaikan, dibandingkan waktu yang tersedia menurut standar waktu kerja, dan ini juga akan menjadi pembangkit stres. Pekerjaan yang terlalu sedikit dibebankan setiap hari, dapat mempengaruhi beban mental atau psikologis dari tenaga kerja. Berdasarkan pendapat Munandar 2008 dapat disimpulkan bahwa beban kerja terlalu sedikit, karena tenaga kerja tidak diberi peluang untuk menggunakan keterampilan yang diperolehnya atau untuk mengembangkan kecakapan potensinya secara penuh. Keadaan ini menimbulkan kebosanan karena pekerjaan hanya dianggap sebagai rutinitas biasa dan akan menurunkan semangat kerja serta motivasi kerja, timbul rasa ketidakpuasan bekerja, kecenderungan meninggalkan pekerjaan, depresi, peningkatan kecemasan, mudah tersinggung dan keluhan psikosomatik.

5.3.2. Hubungan Dukungan Pimpinan terhadap Kinerja Petugas Surveilans DBD

Dukungan pimpinan merupakan suatu yang mutlak yang harus diberikan pimpinan pada bawahannya atau karyawannya, sehingga karyawan akan merasa Universitas Sumatera Utara semangat dalam bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,9 dukungan pimpinan termasuk rendah dalam pelaksanaan program penanggulangan DBD. Bentuk dukungan tersebut bervariasi dan diharapkan mendapatkan dukungan dari kepala puskesmas. Keadaan ini dilihat dari mayoritas petugas surveilans DBD menyatakan kepala puskesmas tidak ikut serta dalam pengumpulan data kelapangan dan mayoritas juga menyatakan bahwa kepala puskesmas tidak mengevaluasi pelaksanaan surveilans DBD. Secara proporsi menunjukkan bahwa proporsi petugas surveilans DBD dengan kinerja yang baik 62,5 mempunyai dukungan pimpinan yang tinggi, sedangkan kinerja yang kurang 77,8 petugas surveilans DBD dengan dukungan pimpinan yang rendah, dan secara statistik melalui uji chi square menunjukkan terdapat hubungan dukungan pimpinan petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan nilai p=0,017. p0,05. Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian Ngadarodjatun 2013 bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan dengan tercapainya kinerja petugas immunisasi di puskesmas Kabupaten Sigi Propinsi Sulawesi Tengah dengan nilai p=0,015. Peran manajemen puncak atau pemimpin menurut Subanegara 2005 adalah dapat menanamkan dan menguatkan berbagai aspek budaya kepada bawahan melalui mekanisme: fokus perhatian; para manajer puncak mengkomunikasikan berbagai prioritas, nilai dan concerns mereka melalui pilihan-pilihan tentang apa yang mereka puji, kritik, nilai, tanya dan dukung. Reaksi terhadap krisis; bagaimana para manajer Universitas Sumatera Utara puncak menghadapi krisis adalah signifikan dalam penanaman nilai-nilai budaya, karena kondisi emosional yang terlibat meningkatkan potensi pembelajaran berbagai asumsi dan nilai. Sopiah 2008 menyatakan lingkungan juga bisa mempengaruhi kinerja seseorang. Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan prasarana yang memadai akan menciptakan kenyamanan tersendiri dan akan memacu kinerja yang baik. Sebaliknya, suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan memberi dampak negatif yang mengakibatkan kemerosotan pada kinerja seseorang. Pemimpin dipandang sebagai orang yang memiliki kecakapan lebih dalam usaha untuk memotivasi orang melakukan sesuatu seperti yang diharapkan. Oleh karena itu dalam meningkatkan kinerja petugas surveilans DBD diharapkan pimpinan puskesmas dapat memberikan arahan sekaligus dapat sesekali turut serta dengan petugas kelapangan, sehingga kepala puskesmas dapat mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi petugas dilapangan. Selain itu juga pimpinan harus menilai kinerja bawahannya, sehingga yang pekerjaanya baik dapat memperoleh reward dan yang buruk mendapat peringatan. Ini perlu dilakukan supaya petugas merasa bahwa kinerjannya diperhatikan oleh atasan dan akan berusaha utuk meningkatkannya.

5.3.3. Hubungan Imbalan terhadap Kinerja Petugas Surveilans DBD