kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak berkembang biak ditempat itu. Apabila PSN-DBD dilakukan oleh seluruh masyarakat maka diharapkan nyamuk
Aedes aegypti dapat dibasmi. Untuk itu diperlukan upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, karena
keberadaan Aedes aegypti berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.
2.2.3 Surveilans DBD
Surveilans DBD adalah bagain dari surveilans kesehatan masyarakat atau surveilans epidemiologi. Surveilans epidemiologi adalah pengumpulan, analisis, dan
analisis data secara terus-menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan disebarluaskan kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam pencegahan
penyakit dan masalah kesehatan lainnya DCP2, 2008. Surveilans memantau terus- menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi
outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir.
Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian
penyakit Last, 2001. Menurut Depkes RI 2003, surveilans epidemiologi adalah kegiatan secara
sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah-masalah kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan
Universitas Sumatera Utara
penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Sedang sistem surveilans epidemiologi adalah merupakan tatanan prosedur
penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian,
pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah kabupatenkota, propinsi dan pusat.
Ada banyak definisi surveilans yang dijabarkan oleh para ahli, namun pada dasarnya mareka setuju bahwa kata “surveilans” mengandung empat unsur yaitu:
koleksi, analisis, interpretasi dan diseminasi data. WHO mendefiniskan surveilans sebagai suatu kegiatan sistematis berkesinambungan, mulai dari kegiatan
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data yang untuk selanjutnya dijadikan landasan yang esensial dalam membuat rencana, implementasi dan evaluasi
suatu kebijakan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, di dalam suatu sistem surveilans, hal yang perlu digaris
bawahi adalah: 1. Surveilans merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan,
bukan suatu kegiatan yang hanya dilakukan pada suatu waktu. 2. Kegiatan surveilans bukan hanya berhenti pada proses pengumpulan data, namun
yang jauh lebih penting dari itu perlu adanya suatu analisis, interpretasi data serta pengambilan kebijakan berdasarkan data tersebut, sampai kepada evaluasinya.
Universitas Sumatera Utara
3. Data yang dihasilkan dalam sistem surveilans haruslah memiliki kualitas yang baik karena data ini merupakan dasar yang esensial dalam menghasilkan
kebijakan tindakan yang efektif dan efisien. 1 Tujuan Surveilans
Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat
dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus surveilans: 1 Memonitor kecenderungan trends penyakit;
2 Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini outbreak; 3 Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit
disease burden pada populasi; 4 Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan;
5 Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan; 6 Mengidentifikasi kebutuhan riset Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002.
Menurut Depkes RI 2003, surveilans juga penting untuk mengamati kecenderungan dan memperkirakan besar masalah kesehatan, mendeteksi serta
memprediksi adanya KLB, mengamati kemajuan program pencegahan dan pemberantasan penyakit yang akan dilakukan, memperkirakan dampak program
intervensi, mengevaluasi program intervensi dan mempermudah perencanaan program pemberantasan penyakit.
2 Kegiatan-kegiatan Surveilans Berdasarkan pemahaman terhadap surveilans, konsep dasarnya meliputi:
Universitas Sumatera Utara
1 Pengumpulan data Pengumpulan data surveilans dapat dilakukan secara aktif maupun pasif.
Surveilans aktif dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara mendatangi unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber lain sedang surveilans pasif
dimana unit surveilans mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari laporan unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber lain.
2 Pengolahan data, analisis dan interpretasi data Aspek kualitatif yang perlu dipertimbangkan dalam pengolahan data dan
analisis data surveilans yaitu ketepatan waktu dan sensitifitas data. Ketepatan waktu pengolahan data sangat berkaitan dengan waktu penerimaan data.
3 Umpan balik dan diseminasi informasi yang baik serta respon yang tepat Kunci keberhasilan surveilans adalah umpan balik dan diseminasi kepada
sumber-sumber data dan pengguna informasi tentang pentingnya proses pengumpulan data. Bentuk umpat balik biasanya berupa ringkasan informasi dari analisis data serta
tindakan korektif kepada sumber laporan 3 Uraian Tugas Petugas Surveilans
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Petugas Surveilans DBD Puskesmas mempunyai uraian tugas sesuai dengan kegiatan-kegiatan surveilans
epidemiologi penyakit menular, yaitu: 1 Menyusun rencana kegiatan surveilans DBD
Petugas merencanaan kegiatan surveilans DBD dengan menyiapkan sumber daya manusia yang terlibat, fasilitas yang dibutuhkan serta bentuk kegiatan
Universitas Sumatera Utara
operasional lainnya yang berkaitan dengan kegiatan surveilans DBD di lapangan.
2 Pengumpulan data Pencarian Kasus Pengumpulan data dapat dilakukan secara aktif yaitu melakukan kajian-kajian
epidemiologi DBD dengan menggunakan form atau lembar ceklist yang telah dipersiapkan. Data yang dikumpulkan berupa data morbiditas DBD
berdasarkan karakteristik penduduk, dan berdasarkan wilayah. pengumpulan data dapat dilakukan di dalam dan diluar gedung puskesmas. Pengumpulan
data secara tidak aktif biasanya dilakukan didalam gedung puskesmas dengan merekaptulasi seluruh kunjungan penderita DBD di Puskesmas, serta data dari
catatan laboratorium. Umumnya di Indonesia, pencarian kasus DBD menggunakan teknik Passive Case Finding PCD. Pada teknik PCD si
penderita dengan gejala DBD datang ke di rumah sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Poliklinik untuk berobat, kemudian dilakukan
pemeriksaan hingga didiagnosa penyakit DBD. PCD biasanya diperuntukkan di daerah endemis termasuk Kota Pematangsiantar.
Apabila ada laporan dari RS mengenai kasus DBD dan dicurigai akan adanya wabah, maka akan dilakukan penelitian ke lapangan. Ini gunanya untuk
mengetahui adanya penderita lain ataupun tersangka DBD yang perlu dikonfirmasi laboratorium, menentukan luas daerah yang terkena dan luas
daerah yang perlu ditanggulangi, menilai sumber-sumber inventory mengenai keadaan umum setempat, mengenai fasilitas dan faktor-faktor yang
Universitas Sumatera Utara
berperanan penting pada timbulnya wabah serta setiap kasus demam berdarahtersangka demam berdarah perlu dilakukan kunjungan rumah oleh
petugas untuk penyuluhan dan pemeriksaan jentik di rumah kasus tersebut dan 20 rumah di sekelilingnya radius 100 meter. Bila terdapat jentik, masyarakat
diminta melakukan pemberantasan sarang nyamuk Pada umumnya penyemprotanfogging, dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan . Prioritas fogging
adalah pada areal dengan kasus-kasus demam berdarah yang mengelompok, dan yang meninggal.
3 Pengolahan dan Penyajian Data Pengolahan data dilakukan terhadap seluruh data yang telah dikumpulkan
dengan pendekatan Epidemiologi, dan mendistribusikan dalam bentuk tabel dan grafik serta narasi yang sesuai sebagai bentuk dalam penyajian informasi
4 Penyebarluasan Informasi diseminasi informasi Upaya ini adalah menyampaikan seluruh informasi yang berkaitan dengan
epidemiologi DBD dan langkah strategis penanggulangan DBD dalam bentuk laporan rutin, laporan mingguan, maupun jenis bentuk laporan lain sesuai
pedoman surveilans DBD.
2.3. Kinerja