BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Secara geografis wilayah Kota Pematang Siantar berada antara 3°01’ 09” - 2° 54’ 40” Lintang Utara dan 99° 6’ 23”-99° 1’ 10” dengan luas wilayah 79,97 km2
dengan batas-batas seluruhnya berbatasan dengan Kabupaten Simalungun. Kota Pematangsiantar terletak di Propinsi Sumatera Utara yang berada
ditengah-tengah Kabupaten Simalungun dengan jarak ke ibu kota propinsi 128 km. Terletak pada ketinggian 400 m dari permukaan laut, beriklim sedang dengan suhu
maksimum 30
o
C dan suhu minimum 21
o
Jumlah penduduk Kota Pematang Siantar terbanyak terdapat di Kecamatan Siantar Utara, yaitu sebanyak 49.711 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil
terdapat di Kecamatan Siantar Selatan, yaitu sebanyak 21.678 jiwa. Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi yaitu Kecamatan Siantar Barat 14.431 jiwa
km2, sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah yaitu Kecamatan Siantar Marihat 1.199 jiwa km
C, curah hujan rata-rata 257 mm, dan kelembapan udara rata-rata 84, dengan kecepatan angin 0,05 meterdetik dan
penguapan 3,18 mm. Kota Pematangsiantar terbagi dalam 8 wilayah kecamatan dengan 53 kelurahan Profil Kesehatan Kota Pematangsiantar Tahun 2012
2
.
53
Universitas Sumatera Utara
4.2. Analisa Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah analisa yang digunakan untuk mendeskripsikan seluruh variabel penelitian dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
yang meliputi variabel faktor instrinsik antara lain pendidikan, pengetahuan, sikap, masa kerja, dan motivasi serta faktor ekstrinsik berupa dukungan pimpinan, beban
kerja dan imbalan, serta distribusi frekuensi variabel kinerja petugas surveilans DBD.
4.2.1. Faktor Intrinsik Petugas Surveilans DBD
Faktor intrinsik petugas surveilans DBD dalam penelitian ini terdiri dari variabel pendidikan, pelatihan, pengetahuan, sikap, masa kerjadan motivasi. Hasil
penelitian menunjukkan berdasarkan variabel umur, mayoritas berusia = 40 tahun yaitu sebanyak 19 orang 55,9. Untuk variable pendidikan, mayoritas
berpendidikan tinggi yaitu 28 orang 82,4 dan secara keseluruhan sudah pernah mendapatkan pelatihan tentang surveilans DBD. Hasil penelitian dapat dilihat pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Petugas Surveilans DBD di Kota Pematangsiantar Tahun 2013
No Karakteristik Responden
Jumlah n Persentase
1 Umur
a. 40 Tahun 15
44,1 b.
≥40 Tahun 19
55,9
Jumlah 34
100
2 Pendidikan
Rendah 6
17,6 Tinggi
28 82,4
Jumlah 34
100
Universitas Sumatera Utara
1. Variabel Pengetahuan Variabel pengetahuan didasarkan pada skala ordinal dari 15 pertanyaan
dengan alternatif jawaban bervariasi sesuai dengan pertanyaan yang diberikan, dan dibobot dengan alternatif jawaban benar dan salah. Mayoritas petugas surveilans
DBD sudah benar menjawab tentang ; Indikator kinerja surveilans yaitu sebanyak 25 orang 73,5, tujuan dilakukannya surveilans DBD, hal penting dalam interpretasi
data dan komponen yang penting diperhatikan dalam surveilans DBD yaitu masing- masing sebanyak 24 orang 70,6, indikator surveilans aktif yaitu sebanyak 22
orang 64,7, hal penting dalam desiminasi data yaitu sebanyak 21 orang 61,8 dan cara analisis dalam surveilans yaitu sebanyak 20 orang 58,8. Hasil penelitian
dapat dilihat pada Tabel 4.2. a. Indikator Variabel Pengetahuan
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator variabel Pengetahuan
No Indikator Pengetahuan
Benar Salah
Total n
n n
1 Hal penting dalam surveilans DBD
17 50,0
17 50,0 34
100 2
Tujuan Surveilans DBD 24
70,6 10
29,4 34 100
3 Kegiatan dalam Surveilans DBD
14 41,2
20 58,8 34
100 4
Langkah-langkah Surveilans DBD 17
50,0 17
50,0 34 100
5 Data yang dibutuhkan untuk surveilans DBD
17 50,0
17 50,0 34
100 6
Indikator surveilans Efektif 22
64,7 12
35,3 34 100
7 Cara analisis data dalam surveilans
20 58,8
14 41,2 34
100 8
Hal penting dalam interpretasi data 24
70,6 10
29,4 34 100
9 Hal penting dalam diseminasi data
21 61,8
13 38,2 34
100 10 Kebutuhan data untuk analisis data
15 44,1
19 55,9 34
100 11 Unsur yang terlibat dalam surveilans DBD
13 38,2
21 61,8 34
100 12 Komponen yang penting diperhatikan
24 70,6
10 29,4 34
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Lanjutan
No Indikator Pengetahuan
Benar Salah
Total n
n n
13 Indikator kinerja surveilans 25
73,5 9
26,5 34 100
14 Indikator penanggulangan DBD 11
32,4 23
67,6 34 100
15 Manfaat surveilans DBD 17
50,0 17
50,0 34 100
b. Pengetahuan Petugas Surveilans DBD
Berdasarkan jawaban responden pada Table 4.2 diatas maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas petugas surveilans DBD mempunyai pengetahuan
yang rendah yaitu sebanyak 19 orang 55,9, sedangkan pengetahuan yang tinggi sebanyak 15 orang 44,1. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Pengetahuan No
Pengetahuan Jumlah n
Persentase
1 Tinggi
15 44,1
2 Rendah
19 55,9
Jumlah 34
100
Pengatahuan responden yang rendah ini dimungkinkan karena petugas surveilans tidak lagi mengetahui atau sudah lupa mengenai surveilans secara teoritis
karena latar belakang pendidikan yang berbeda dan faktor umur. 2. Variabel Sikap
a. Indikator Variabel Sikap Variabel sikap dalam penelitian ini didasarkan pada skala ordinal dari 15
lima belas pertanyaan dengan alternatif jawaban setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Hasil penelitian pendapat responden berdasarkan indikator sikap adalah
mayoritas menjawab kadang-kadang, antara lain : bahwa langkah surveilans DBD
Universitas Sumatera Utara
harus diawali dari pengumpulan data kasus DBD, tujuan surveilans DBD dimaksudkan untuk mendeteksi KLB DBD masing-masing 22 orang 64,7,
surveilans DBD harus representatif dan berdaya guna, surveilans DBD sangat penting untuk perencanaan penanggulangan DBD masing-masing 21 orang 61,8 dan
perangkat desa dan masyarakat harus dilibatkan dalam surveilans DBD 20 orang 58,8 adalah merupakan hal yang biasa saja, karena responden berpendapat bahwa
ada faktor lain yang mungkin lebih penting dari indikator yang ditanyakan. Walaupun demikian reponden juga mayoritas setuju dengan petugas surveilans DBD harus ada
pelatihan tentang surveilans, petugas surveilans harus memahami prosedur tetap surveilans DBD, penanggulangan DBD juga penting diperhatikan dana dan tenaga
yang terlibat, data yang dikumpulkan harus akurat dan tepat waktu dan jumlah kasus dan area terkena DBD adalah penting dalam surveilans. Sehingga apabila dikaitkan
dengan kinerja petugas tentu aka nada pengaruhnya. Secara terperinci hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel Sikap
No Indikator Sikap
Setuju Kurang
Setuju Tidak
Setuju Total
n n
n n
1 Jumlah kasus dan area terkena DBD
adalah penting dalam surveilans 17 50,0
16 47,1 1
2,9 34 100
2 Petugas surveilans harus memahami
prosedur tetap surveilans DBD 24 70,6
10 29,4 34 100
3 Petugas surveilans puskesmas
menyadari bahwa surveilans DBD penting dilakukan
15 44,1 18 52,9
1 2,9
34 100 4
Data dan informasi DBD penting untuk analisis DBD dalam surveilans
DBD 12 35,3
18 52,9 4
11,8 34 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Lanjutan
No Indikator Sikap
Setuju Kurang
Setuju Tidak
Setuju Total
n n
n n
5 Langkah surveilans DBD harus
diawali dari pengumpulan data kasus DBD
11 32,4 22 64,7
1 2,9
34 100 6
Pemetaan wilayah terjadinya kasus DBD penting dalam surveilans DBD
12 32,4 20 58,8
2 5,9
34 100 7
Penyelidikan Epidemiologi DBD adalah penting dilakukan dalam
surveilans DBD 13 38,2
20 58,8 1
2,9 34 100
8 Data yang dikumpulkan harus akurat
dan tepat waktu 21 61,8
13 38,2 34 100
9 Surveilans DBD harus representatif
dan berdaya guna 10 29,4
21 61,8 3
8,8 34 100
10 Perangkat desa dan masyarakat harus dilibatkan dalam surveilans DBD
9 26,5
20 58,8 5
14,7 34 100 11 Surveilans DBD sangat penting untuk
perencanaan penanggulangan DBD 10 29,4
21 61,8 3
8,8 34 100
12 Petugas surveilans DBD harus ada pelatihan tentang surveilans
28 82,4 6
17,6 34 100
13 Tujuan surveilans DBD dimaksudkan untuk mendeteksi KLB DBD
11 32,4 22 64,7
1 2,9
34 100 14 Kinerja surveilans DBD dapat dilihat
dari adanya pemetaan kasus DBD dan kajian Epidemiologi DBD
13 38,2 18 52,9
3 8,8
34 100 15 Penanggulangan DBD juga penting
diperhatikan dana dan tenaga yang terlibat.
21 61,8 11 32,4
2 5,9
34 100
b. Sikap Petugas Surveilans DBD berdasarkan hasil skoring indikator sikap di atas, maka variabel sikap petugas
surveilans DBD dapat dikategorikan menjadi Positif dan Negatif. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini dimana sebagian besar petugas surveilans
DBD mempunyai sikap yang termasuk positif yaitu sebanyak 18 orang 52,9, dan petugas surveilans DBD dengan sikap yang negatif sebanyak 16 orang 47,1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Variabel Sikap No
Sikap Jumlah n Persentase
1 Positif
18 52,9
2 Negatif
16 47,1
Jumlah 34
100
3. Masa Kerja
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja No
Masa Kerja Jumlah n
Persentase
1 14 Tahun
14 41,2
2 ≥14 Tahun
20 58,8
Jumlah 34
100
Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa mayoritas petugas surveilans DBD mempunyai masa kerja = 14 tahun yaitu sebanyak 20 orang 58,8, sedangkan
responden dengan masa kerja 14 tahun sebanyak 14 orang 41,2 4. Variabel Motivasi Kerja
a. Indikator Motivasi Kerja Indikator motivasi kerja didasarkan pada skala ordinal dari 6 enam
pertanyaan dengan alternatif jawaban ya dan tidak. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Motivasi Kerja
No Indikator Motivasi
Ya Kadang
-kadang Tidak
Total n
n n
n
1 Kegiatan mengumpulkan data
dilapangan, menjadi rutinitas sebagai petugas surveilans
12 35,3 18 52,9 4 11,8 34 100 2
Bekerja diunit surveilans akan memperoleh biaya perjalanan dinas
yang besar 15 44,1 16 4,71 3
8,8 34 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Lanjutan
No Indikator Motivasi
Ya Kadang
-kadang Tidak
Total n
n n
n
3 Kegiatan surveilans dapat menjadi
pembelajaran untuk pengembangan pengetahuan penyelidikan epidemiologi
7 20,6 22 64,7 5 14,7 34 100
4 Bertugas di unit surveilans
epidemiologi merupakan pekerjaan yang harus dilakukan oleh petugas
yang memiliki pengetahuan khusus 10 29,4 14 41,2 10 29,4 34 100
5 Bertugas di unit surveilans pidemiologi
dapat menjadi barometer kemampuan petugas di lapangan
6 17,6 22 64,7 6 17,6 34 100
6 Bekerja di unit surveilans pidemiologi
dapat lebih dekat dengan masyarakat, dan mendorong saya untuk belajar
tentang situasi perilaku kesehatan di masyarakat
7 20,6 22 64,7 5 14,7 34 100
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian pendapat responden berdasarkan indikator motivasi kerja adalah mayoritas menjawab kadang-kadang, ini
arinya bahwa kegiatan mengumpulkan data 18 orang 62,9, akan memperoleh biaya perjalanan dinas yang besar 23 orang 67,6, kegiatan surveilans tidak dapat
menjadi pembelajaran untuk pengembangan pengetahuan penyelidikan epidemiologi, bekerja di unit surveilans pidemiologi dapat lebih dekat dengan masyarakat dan
bertugas di unit surveilans pidemiologi dapat menjadi barometer kemampuan petugas di lapangan masing-masing 22 orang 64,7 adalah merupakan hal yang biasa saja.
Sehingga apabila di kaitkan dengan kinerja petugas tentu akan mempengaruhinya.
Universitas Sumatera Utara
b. Motivasi Kerja Berdasarkan keseluruhan indikator motivasi kerja di atas, maka variabel
motivasi kerja dikategorikan menjadi tinggi, dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petugas surveilans DBD memiliki motivasi kerja
yang rendah yaitu sebanyak 19 orang 55,9 dan motivasi yang tinggi yaitu sebanyak 15 orang 44,1. Hasil penelitian ini dapat dilihat seperti pada pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja No
Motivasi Jumlah n
Persentase
1 Tinggi
15 44,1
2 Rendah
19 55,9
Jumlah 34
100 4.2.2. Faktor Ekstrinsik Petugas Surveilans DBD
Variabel yang termasuk dalam faktor ekstrinsik petugas surveilans DBD adalah beban kerja, dukungan pimpinan, dan imbalan.
1. Variabel Beban Kerja a. Indikator Beban Kerja
Variabel indikator beban kerja dalam penelitian ini didasarkan pada skala ordinal dari 8 delapan pertanyaan dengan alternatif jawaban ya dan tidak. Hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Beban Kerja No
Indikator Beban Kerja Ya
Tidak Total
n n
n
1 Kegiatan pengumpulan data
membutuhkan waktu yang relatif lama di lapangan
28 82,4
6 17,6 34
100
2 Pengumpulan data secara aktif juga harus
dilakukan pada malam hari
3 8,8
31 91,2 34
100
3 Pengumpulan data di lapangan terkadang
harus sabar karena tidak semua masyarakat mau diminta informasi yang
berkaitan dengan kegiatan surveilans
15 44,1
19 55,9 34
100
4 Proses pengolahan data membutuhkan
ketelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam analisa data
27 79,4
7 20,6 34
100
5 Melakukan analisa data juga harus
mempertimbangkan ketelitian dan kesesuaian dalam penyajian informasi
21 61,8
13 38,2 34
100
6 Bertugas di bagian surveilans butuh
tanggung jawab yang besar
12 35,3
22 64,7 34
100
7 Terlalu banyak laporan yang disusun
dalam pelaksanaan surveilans DBD
13 38,2
21 61,8 34
100
8 Keberhasilan penanggulangan DBD perlu
didukung oleh kinerja petugas Surveilans
24 70,6
10 29,4 34
100
9 Tidak ada waktu yang luang dalam
kegiatan surveilans dibandingkan melakukan tugas lain
15 44,1
19 55,9 34
100
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian pendapat responden berdasarkan beban kerja adalah mayoritas menjawab tidak, ini berarti beban kerja
petugas surveilans relatif rendah. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden dimana pengumpulan data secara aktif dilakukan pada malam hari 31 orang 91,2,
adanya tanggapan bahwa kegiatan surveilans tidak merupakan tanggung jawab yang besar 22 orang 64,7. Selain itu disebabkan juga oleh laporan yang disusun tidak
Universitas Sumatera Utara
terlalu banyak 21 orang 61,8 serta pengumpulan data bisa cepat dilakukan di masyarakat 19 orang 55,9. Walaupun demikian apabila dikaitkan dengan kinerja
petugas, maka akan dapat dilihat adanya pengaruh beban kerja tersebut terhadap kinerja petugas surveilans DBD.
b. Beban Kerja Berdasarkan hasil skoring indikator pertanyaan beban kerja, maka variabel
beban kerja juga dikategorikan menjadi tinggi dan rendah. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Beban Kerja No
Beban Kerja Jumlah n
Persentase
1 Tinggi
16 47,1
2 Rendah
18 52,9
Jumlah 34
100
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa mayoritas petugas surveilans DBD menyatakan bahwa beban kerjanya termasuk tinggi yaitu sebanyak 16 orang 47,1,
sedangkan petugas surveilans yang menyatakan beban kerja rendah sebanyak 18 orang 52,9
2. Variabel Dukungan Pimpinan a. Indikator Dukungan Pimpinan
Variabel indikator dukungan pimpinan dalam penelitian ini didasarkan pada skala ordinal dari 7 tujuh pertanyaan dengan alternatif jawaban ya dan tidak. Hasil
penelitian pendapat responden berdasarkan dukungan pimpinan adalah mayoritas menjawab tidak. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden antara lain : dimana
Universitas Sumatera Utara
kepala puskesmas tidak ikut serta dalam pengumpulan data ke lapangan 21 orang 61,8, kepala puskesmas tidak mengevaluasi setiap pelaksanaan surveilans DBD
20 orang 58,8 dan kepala puskesmas tidak memberikan saran dan arahan sebelum kegiatan surveilans DBD 18 orang 52,9. Walaupun demikian dapat dilihat bahwa
kepala puskesmas menyediakan fasilitas pendukung untuk pengolahan data surveilans DBD 20 orang 58,8. Secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Dukungan Pimpinan
No Indikator Dukungan Pimpinan
Ya Tidak
Total n
n n
1 Kepala puskesmas memberikan saran dan
arahan sebelum kegiatan surveilans DBD
16 47,1
18 52,9 34
100
2 Kepala puskesmas melakukan koordinasi
dengan petugas surveilans
19 55,9
15 44,1 34
100
3 Kepala puskesmas mendorong petugas
surveilans untuk bekerja dengan penuh semangat
18 52,9
16 47,1 34
100
4 Kepala puskesmas menyediakan fasilitas
pendukung untuk pelaksanaan pengolahan data surveilans DBD
20 58,8
14 41,2 34
100
5 Kepala puskesmas mengevaluasi setiap
pelaksanaan surveilans DBD
14 41,2
20 58,8 34
100
6 Kepala puskesmas ikut serta melakukan
pengumpulan data ke lapangan
13 38,2
21 61,8 34
100
7 Kepala puskesmas membantu
memberikan pemikiran dalam penyusunan laporan surveilans DBD
17 50,0
17 50,0 34
100 b. Dukungan Pimpinan
Berdasarkan hasil skoring indikator pertanyaan dukungan pimpinan, maka variabel dukungan pimpinan juga dikategorikan menjadi tinggi dan rendah. Hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Pimpinan No
Dukungan Pimpinan Jumlah n
Persentase
1 Tinggi
16 41,1
2 Rendah
18 52,9
Jumlah 34
100
Tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa mayoritas dukungan pimpinan terhadap pelaksanaan program surveilans DBD bagi petugas surveilans DBD
termasuk rendah yaitu sebanyak 18 orang 52,9, sedangkan dukungan pimpinan kategori tinggi sebanyak 16 orang 41,1.
3. Variabel Imbalan a. Indikator Imbalan
Variabel indikator imbalan dalam penelitian ini didasarkan pada skala ordinal dari 6 enam pertanyaan dengan alternatif jawaban ya dan tidak. Hasil penelitian
dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel Imbalan
No Indikator Imbalan
Ya Tidak
Total n
n n
1 Kepala puskesmas menyiapkan uang saku
setiap ke lapangan 28
82,4 6
17,6 34
100 2
Saya diberikan sarana transportasi oleh kepala puskesmas jika melakukan
surveilans DBD ke lapangan 13
31,2 21
61,8 34
100 3
Upah kerja ke lapangan yang saya terima sudah sesuai dengan kinerja yang saya
berikan 23
67,6 11
32,4 34
100 4
Kepala puskesmas memberikan penghargaan berupa usulan pendidikan
kepada petugas surveilans 14
41,2 20
58,8 34
100
5 Kepala puskesmas memberikan biaya
untuk pelatihanpertemuan surveilans
DBD 14
41,2 20
58,8 34
100
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian Tabel 4.13. di atas menunjukkan hasil penelitian pendapat responden berdasarkan imbalan adalah mayoritas menjawab tidak. Hal ini dapat
dilihat dari jawaban responden antara lain : saya diberikan sarana transportasi oleh kepala puskesmas jika melakukan surveilans DBD ke lapangan 21 orang 61,8,
kepala puskesmas memberikan penghargaan berupa usulan pendidikan kepada petugas surveilans dan kepala puskesmas memberikan biaya untuk pelatihan
pertemuan surveilans DBD masing-masing 20 orang 58,8. Walaupun demikian responden mengakui bahwa kepala puskesmas menyiapkan uang saku setiap ke
lapangan 28 orang 82,4 dan upah kerja ke lapangan yang di terima sudah sesuai dengan kinerja yang saya berikan 23 orang 67,6, hal ini bias dimaklumi karena
adanya bantuan operasional kesehatan dari kementerian kesehatan. Apa bila dari jawaban responden di atas maka dapat disimpulkan bahwa imbalan yang diterima
oleh petugas surveilans masih rendah dan tentu saja berpengaruh terhadap kinerja petugas surveilans itu sendiri.
b. Imbalan Berdasarkan hasil skoring indikator pertanyaan imbalan, maka variabel
imbalan juga dikategorikan menjadi tinggi dan rendah. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Imbalan No
Imbalan Jumlah n
Persentase
1 Tinggi
15 44,1
2 Rendah
19 55,9
Jumlah 34
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa mayoritas petugas surveilans DBD menyatakan imbalan yang diberikan dalam pelaksanaan program surveilans DBD
termasuk rendah yaitu sebanyak 19 orang 55,9, sedangkan kategori tinggi sebanyak 15 orang 44,1.
4.2.3. Variabel Kinerja
a. Indikator Kinerja Variabel indikator kinerja dalam penelitian ini didasarkan pada skala ordinal
dari 15 lima belas pertanyaan dengan alternatif jawaban ya, kadang-kadang dan tidak. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Indikator Variabel Kinerja Petugas Surveilans DBD
No Indikator Kinerja
Ya Kadang-
kadang Tidak
Total n
n n
n
1 Menyusun jadwal rutin surveilans
11 32,4
20 58,8 3 8,8
34 100 2
Merencanakan kegiatan surveilans 12
35,3 16 47,1 6 17,6 34 100
3 Menyusun kelengkapan sumberdaya
yang terlibat dalam surveilans DBD 9
26,4 18 52,9 7 20,6 34 100
4 Menyiapkan instrumen
dan kelengkapan berkas pengumpulan
data 7
20,6 23 67,6 4 11,8 34 100
5 Melakukan pengumpulan data secara
aktif tiap bulan 14
41,2 18 52,9 2
5,9 34 100
6 Melakukan pengumpulan data secara
pasif 11
32,4 20 58,8 3
8,8 34 100
7 Melakukan surveilans setiap bulan
9 26,4
23 67,6 2 5,9
34 100 8
Melakukan analisis data sesuai SOP 12
35,3 18 52,9 4 11,8 34 100
9 Menyusun laporan bulanan
23 67,6
11 32,4 0 34 100
10 Menyusun laporan kasus DBD 13
38,2 20 58,8 1
2,9 34 100
11 Melakukan intepretasi data 9
26,4 22 64,7 3
8,8 34 100
12 Melakukan diseminasi dan
komunikasi 6
17,6 20 58,8 8 23,5 34 100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Lanjutan
No Indikator Kinerja
Ya Kadang-
kadang Tidak
Total n
n n
n
13 Menyusun laporan akhir surveilans 11
32,4 21 61,8 2
5,9 34 100
14 Melaporkan seluruh dokumen hasil
surveilans kepada kepala puskesmas 8
23,5 19 55,9 7 20,6 34 100
15 Melakukan feed back kepada
perangkat desa tentang penyelidikan epidemiologi
8 23,5
21 61,8 5 14,7 34 100
Tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian pendapat responden berdasarkan indikator kinerja adalah mayoritas menjawab kadang-kadang, ini artinya
bahwa kegiatan yang dilakukan, antara lain : menyiapkan instrumen dan kelengkapan berkas pengumpulan data, melakukan surveilans setiap bulan masing-masing 23
orang 67,6, melakukan intepretasi data 22 orang 64,7 dan menyusun laporan akhir surveilans 21 orang 61,8 adalah merupakan hal yang biasa saja. Sehingga
apabila di kaitkan dengan variable lain tentu akan mempengaruhinya sehingga menyebabkan kinerja petugas surveilans kurang.
b. Kinerja Petugas Surveilans DBD Berdasarkan hasil skoring indikator pertanyaan kinerja petugas surveilans
DBD, maka kinerja petugas surveilans DBD juga dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kinerja Petugas Surveilans DBD di Kota Pematangsiantar Tahun 2013
No Kinerja
Jumlah n Persentase
1 Baik
14 41,2
2 Kurang
20 58,8
Jumlah 34
100
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa mayoritas petugas surveilans DBD mempunyai kinerja yang termasuk kurang yaitu sebanyak 20 orang 58,8,
sedangkan kinerja kategori baik sebanyak 14 orang 41,2.
4.3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dengan menggunakan uji chi
square pada taraf kepercayaan 95 guna mengidentifikasi variabel yang dapat dilanjutkan dalam analisis multivariat.
4.3.1. Analisis Bivariat Faktor Instrinsik dengan Kinerja Petugas Surveilans DBD
Tabel 4.17. Analisis Bivariat Faktor Intrinsik dengan Kinerja Petugas Surveilans DBD
No Faktor Intrinsik Kinerja Petugas
Total Nilai
P Baik
Kurang n
n n
1. Pendidikan
Rendah 2
33,3 4
66,7 6
100 0,667
Tinggi 12
42,9 16
57,1 28
100 2.
Pengetahuan Rendah
4 21,1
15 78,9
19 100
0,007 Tinggi
10 66,7
5 33,3
15 100
3. Sikap
Negatif 3
18,8 13
81,3 16
100 0,012
Positif 11
61,1 7
38,9 18
100 4.
Motivasi Rendah
2 10,5
17 89,5
19 100
0,000 Tinggi
12 80,0
3 20,0
15 100
5. Masa Kerja
14 Tahun 7
50,0 87
50,0 14
100 0,382
=14 Tahun 7
35,0 13
65,0 20
100 signifikan pada α0,05
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17 di atas menunjukkan berdasarkan pendidikan, diketahui proporsi petugas surveilans DBD dengan kinerja yang baik 33,3 mempunyai pendidikan
rendah, sedangkan kinerja yang kurang 57,1 berpendidikan tinggi. Hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kinerja
petugas surveilans DBD dengan nilai p=0,667. p0,05. Berdasarkan pengetahuan, diketahui proporsi petugas surveilans DBD dengan
kinerja yang baik 21,1 mempunyai pengetahuan yang rendah, sedangkan kinerja yang kurang 33,3 petugas surveilans DBD dengan pengetahuan yang tinggi. Hasil
uji chi square menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan nilai p=0,007. p0,05.
Berdasarkan sikap, diketahui proporsi petugas surveilans DBD dengan kinerja yang baik 18,8 mempunyai sikap yang negatif, sedangkan kinerja yang kurang
38,9 petugas surveilans DBD dengan sikap yang positif. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan sikap petugas surveilans DBD dengan kinerja
petugas surveilans DBD dengan nilai p=0,012. p0,05. Berdasarkan motivasi, diketahui proporsi petugas surveilans DBD dengan
kinerja yang baik 10,5 mempunyai motivasi kerja yang rendah, sedangkan kinerja yang kurang 20,0 petugas surveilans DBD dengan motivasi kerja yang tinggi. Hasil
uji chi square menunjukkan terdapat hubungan motivasi kerja petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan nilai p=0,000. p0,05.
Berdasarkan masa kerja, diketahui proporsi petugas surveilans DBD dengan kinerja yang baik 50,0 mempunyai masa kerja 14 tahun, sedangkan kinerja yang
Universitas Sumatera Utara
kurang 65,0 petugas surveilans DBD dengan masa kerja ≥14 tahun. Hasil uji chi
square menunjukkan tidak terdapat hubungan masa kerja petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan nilai p=0,382. p0,05.
4.3.2. Analisis Bivariat Faktor Ekstrinsik dengan Kinerja Petugas Surveilans DBD
Tabel 4.18. Analisis Bivariat Faktor Ekstrinsik dengan Kinerja Petugas Surveilans DBD
No Faktor Ekstrinsik Kinerja Petugas
Total Nilai
P Baik
Kurang n
n n
1. Beban Kerja
Rendah 2
11,1 16
88,9 18
100 0,000
Tinggi 12
75,0 4
25,0 16
100 2.
Dukungan Pimpinan Rendah
4 22,2
14 77,8
18 100
0,017 Tinggi
10 62,5
6 37,5
16 100
3. Imbalan
Rendah 2
10,5 17
89,5 19
100 0,000
Tinggi 12
80,0 3
20,0 15
100 signifikan pada α0,05
Tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa beban kerja diketahui proporsi petugas surveilans DBD dengan kinerja yang baik 11,1 mempunyai beban kerja kategori
rendah, sedangkan kinerja yang kurang 25,0 petugas surveilans DBD dengan beban kerja yang tinggi. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan beban kerja
petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan nilai p=0,000. p0,05.
Berdasarkan dukungan pimpinan diketahui proporsi petugas surveilans DBD dengan kinerja yang baik 22,2 mempunyai dukungan pimpinan kategori rendah,
sedangkan kinerja yang kurang 37,5 petugas surveilans DBD dengan dukungan
Universitas Sumatera Utara
pimpinan yang tinggi. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan dukungan pimpinan petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan
nilai p=0,017. p0,05. Berdasarkan imbalan diketahui proporsi petugas surveilans DBD dengan
kinerja yang baik 10,5 juga mempunyai imbalan kategori rendah, sedangkan kinerja yang kurang 20,0 petugas surveilans DBD dengan imbalan yang tinggi.
Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan imbalan kepada petugas surveilans DBD dengan kinerja petugas surveilans DBD dengan nilai p=0,000.
p0,05.
4.4. Analisis Multivariat