Area-area dalam Perkawinan untuk Mengukur Kepuasan Perkawinan

keseluruhan. Apabila seseorang merasa puas terhadap pernikahan yang telah dijalani maka individu beranggapan bahwa harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai pada saat individu menikah telah terpenuhi, baik sebagian maupun seluruhnya. Individu merasa hidupnya lebih berarti dan lebih lengkap dibandingkan dengan sebelum menikah. Lebih lanjut Hawkins dalam Pujiastuti retnowati, 2004 menjelaskan bahwa kepuasan perkawinan adalah perasaan subjektif yang dirasakan pasangan suami- istri. Levenson et al, dalam Cavanaugh Blanchard, 2006 mengatakan bahwa hal yang paling penting dalam melihat kepuasan perkawinan adalah kemampuan pasangan dalam mengatasi konflik. Pasangan yang puas terhadap perkawinannya akan belajar melakukan penyesuaian dalam transisi yang terjadi dalam kehidupan keluarganya Brubaker dalam Cavanaugh Blanchard, 2006. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan perkawinan merupakan evaluasi subjektif seseorang terhadap kualitas perkawinan yang berkaitan dengan area-area dalam mengukur kepuasan perkawinan yang dirasakan dalam jangka waktu yang lama.

a. Area-area dalam Perkawinan untuk Mengukur Kepuasan Perkawinan

Olson Fowers dalam Saragih, 2003 mengatakan bahwa terdapat sepuluh area dalam perkawinan yang dapat digunakan untuk melihat kepuasan perkawinan sebagai berikut: 1 Komunikasi Communication Mengenai perasaan dan sikap individu dalam berkomunikasi dengan pasangan. Area ini menjelaskan tentang perasaan senang pasangan suami istri berbagi dan Universitas Sumatera Utara menerima informasi tentang pikiran dan perasaan. Sadarjoen 2005 mengemukakan elemen-elemen komunikasi dalam perkawinan, yaitu : keterbukaan diantara pasangan, pemahaman diri agar individu dapat mengatakan apa yang diinginkan dan pasangan dapat menangkap maksud tersebut, penghargaan terhadap pasangan, otonomi sebagai individu bersama pasangan, kepercayaan, empati, dan keterampilan mendengar. Kail Cavanaugh 2000 mengatakan bahwa kebahagiaan dalam perkawinan dapat dibina dengan mengungkapkan perasaan cinta kepada pasangan. Komunikasi merupakan alat dalam membina kesesuaian diantara pasangan untuk memelihara keutuhan keluarga Gunarsa Gunarsa, 2000. 2 Aktivitas Waktu Senggang Leissure Activity Menilai pilihan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang. Area ini dapat merefleksikan aktivitas yang dilakukan merupakan aktivitas personal atau bersama, pilihan personal atau bersama, dan harapan-harapan dalam mengisi watu senggang bersama pasangan. Pasangan yang mengisi waktu senggang bersama-sama menunjukkan tingkat kepuasan perkawinan yang tinggi dimana kesempatan menghabiskan waktu bersama akan menghasilkan perasaan yang lebih positif terhadap kehidupan perkawinan Newman Newman, 2006. 3 Orientasi Keagamaan Religious Orientation Melihat makna keyakinan beragama dan pelaksanaannya dalam kehidupan perkawinan. Orang tua mengajarkan dasar-dasar agama yang dianut, memberi Universitas Sumatera Utara teladan bagi anak, membiasakan diri untuk beribadah, ikut dalam kegiatan organisasi keagamaan Hurlock, 1999. 4 Pemecahan Masalah Conflict Resolution Menilai persepsi suami istri akan konflik yang ada dan penyelesaiannya. Area ini berfokus pada keterbukaan pasangan untuk mengenal dan memecahkan persoalan serta strategi yang digunakan untuk mengakhiri perbedaan pendapat. Pasangan yang puas terhadap solusi pemecahan konflik dalam keluarga menunjukkan tingkat kepuasan perkawinan yang lebih baik. Kepercayaan satu sama lain dan pendekatan kerja sama terhadap pengambilan keputusan sangat dibutuhkan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan yang menghasilkan kepuasan perkawinan yang lebih baik Newman Newman, 2006. Pasangan dengan resolusi konflik yang baik melakukan pekerjaan dengan skill yang lebih baik dalam menjalankan hubungan yang intim Cavanaugh Blanchard, 2006. 5 Manejemen Keuangan Financial Management Melihat sikap dan cara mengatur keuangan. Area ini menilai bentuk-bentuk pengeluaran dan pembuatan keputusan tentang keuaangan. Konsep yang tidak realistis, yaitu harapan-harapan tentang kemampuan keuangan untuk memiliki barang-barang yang dianggap penting dan ketidakmampuan untuk memenuhi biaya hidup dapat menjadi masalah yang timbul dalam perkawinan Hurlock, 1999. Universitas Sumatera Utara 6 Hubungan Seksual Sexual Relationship Melihat bagaimana perasaan yang berhubungan dengan kasih sayang dan hubungan seksual dengan pasangan. Area ini merefleksikan sikap yang berhubungan dengan masalah seksual, tingkah laku seksual, dan kesetiaan terhadap pasangan. Masalah dalam hubungan seksual yang muncul pada suatu perkawinan merupakan masalah yang sulit dan dapat menjadi salah satu penyebab pertengkaran dan ketidakbahagiaan perkawinan apabila kesepakatan diantara pasanagn tidak dapat dicapai dengan memuaskan Hurlock, 1999. 7 Keluarga dan Teman Family and Friend Menilai perasaan dan perhatian terhadap hubungan dengan kerabat, mertiua dan teman-teman. Area ini merefleksikan harapan dan perasaan senang dalam mengisi waktu bersama keluarga dan teman. Hubungan yang baik dengan mertua, menantu merasa bahagia dalam berhubungan dengan keluarga pasangan seperti keluarga sendiri. Perkawinan akan lebih sulit apabila salah satu pasangan menggunakan lebih banyak waktunya untuk keluarga yang datang berkunjung dalam waktu yang lama atau bahkan tinggal bersama Hurlock, 1999. 8 Kehadiran anak dan menjadi orang tua Children and Parenting Menilai sikap dan perasaan tentang memiliki dan membesarkan anak. Area ini memperhatikan keputusan mengenai disiplin, cita-cita terhadap anak dan dampak adanya anak dalam hubungan dengan pasangan. Sebagai orang tua dibutuhkan komitmen akan waktu bagi anak-anak, memahami peran sebagai Universitas Sumatera Utara orang tua, dan hendaknya menyesuaikan diri dengan perkembangan anak Hurlock, 1999. 9 Kepribadian Personality issue Menilai persepsi individu mengenai persoalan yang berhubungan dengan tingkah laku pasangannya dan tingkat kepuasan dalam setiap persoalan. Area ini melihat penyesuaian diri dengan pasangan dan kepuasan terhadap tingkah laku, kepribadian, dan kebiasaan-kebiasaan pasangan. Individu memiliki konsep pasangan yang ideal dalam memilih pasangan dan didalam pernikahan setiap pasangan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan yang ada mengenai pasanagn Hurlock, 1999. 10 Peran Egalitarian Egalitarian roles Menilai perasaan dan sikap individu terhadap peran yang beragan dalam kehidupan perkawinan dan keluarga. Fokus area ini adalah pekerjaan, tugas rumah tangga, peran sesuai jenis kelamin, dan peran sebagai orang tua. Hurlock 1999 menjelaskan konsep egalitarian sebagai konsep yang menekankan individualitas dan persamaan derajat antara pria dan wanita. Pada konsep egalitarian, suatu peran harus mendatangkan kepuasan pribadi dan tidak hanya berlaku untuk jenis kelamin tertentu. Pria bekerja sama dengan wanita sebagai rekan dalam maupun di luar rumah, suami tidak merasa malu bila istri memiliki pekerjaan yang lebih tinggi dan penghasilan yang lebih besar. Egelman 2004 mengatakan bahwa peran egalitarian dalam suatu perkawinan dapat mengurangi kemungkinan melakukan perlakuan kasar baik secara fisik maupun emosional. Universitas Sumatera Utara Peneliti memasukkan teori area-area dalam megukur kepuasan perkawinan mengingat aspek ini bisa terganggu dalam beberapa area tergantung pada penilaian istri terhadap perkawinannya.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Perkawinan