Observasi Umum Partisipan II Tabel 5. Waktu wawancara Partisipan II

Partisipan mengakui bahwa pascastroke, banyak perubahan yang terjadi dalam keluarganya. Termasuk perubahan tujuan pernikahan yang direncanakan sebelumnya, seperti keinginan untuk membangun rumah bertingkat sesuai dengan cita-citanya dulu. Banyak hal yang telah dilalui oleh partisipan ini dengan pasangannya.

2. Observasi Umum Partisipan II Tabel 5. Waktu wawancara Partisipan II

Partisipan adalah seorang wanita yang memiliki tinggi badan sekitar 158 cm dan berat badan 60 kg. Partisipan ini memiliki kulit putih bersih, berrambut panjang lurus. Wawancara pertama dilakukan dipagi hari dimulai sekitar pukul 10.00 WIB saat partisipan tidak punya kegiatan tambahan. Wawancara ini dilakukan di meja makan didapur partisipan. Meja tersebut terbuat dari keramik putih. Posisi duduk partisipan berhadapan dengan peneliti. Wawancara dimulai dari hal yang umum menyangkut penyakit suami sampai ke hal yang khusus. Ruangan tersebut berukuran sekitar 5x7 m 2 . Rumah partisipan didominasi oleh cat warna putih. Meja makan tempat wawancara juga berwarna putih. Disudut kiri tampak kulkas berukuran besar, disamping kulkas terlihat ada pintu menuju ke belakang rumah dari tempat duduk peneliti tampak satu lagi kulkas berukuran sedang di dapur belakang dan disampingnya tampak oven-oven besar dan No Partisipan Tanggal wawancara Waktu wawancara Tempat wawancara 1 IF 13 November 2008 Pukul 10.00-12.00 Rumah Partisipan 2 IF 01 Desember 2008 Pukul 16.15-16.50 Rumah Partisipan Universitas Sumatera Utara perlengkapan masak partisipan. Waktu wawancara dimulai dengan pertanyaan awal partisipan menyuguhkan minuman buat peneliti. Sepanjang wawancara partisipan berhadapan dengan peneliti. Pertanyaan peneliti dijawab partisipan dengan panjang dan lengkap. Partisipan menjawab dengan nada volume suara yang sedang dan tempo yang cepat. Selama wawancara berlangsung tangan partisipan berada diatas meja, kakinya dilipat menyilang. Partisipan sesekali mengayunkan tangan dan memegang rambutnya. Sering juga partisipan tertawa dan tersenyum. Wawancara pertama yang dilakukan ini terputus-putus karena partisipan kedatangan tamu yang ingin mengambil beras yang disimpan di teras rumahnya untuk disumbangkan ke panti asuhan milik keluarga suaminya. Wawawancara dihentikan selama kurang lebih 15 menit. Wawancara dilanjutkan kembali dengan posisi duduk yang sama. Wawancara ini diakhiri sekitar pukul 12.00 WIB karena partisipan harus menjemput anaknya kesekolah. Wawancara pertama ini partisipan mengenakan kaos berwarna putih dan celana tujuh peredelapan berwarna orange. Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 1 Desember 2008 pukul 16.15-16.50 WIB. Sebelum wawancara partisipan menelepon peneliti untuk melakukan wawancara ulang, dimana pad asst ini partisipan memiliki waktu luang untuk wawancara. Saat wawancara ini berlangsung, suami partisipan sedang dirumah mertuanya, sedangkan anak-anak partisian sedang mengaji sehingga wawancara ini berlangsung tanpa adanya gangguan selama wawancara. Universitas Sumatera Utara Wawancara kedua ini dilaksanakan di dapur di tempat yang sama dengan wawancara pertama. Selama wawancara ini berlangsung partisipan memiliki volume suara yang sedang, dan tempo yang cepat. Tampak sesekali partisipan menyentuh dan merapikan rambut, memegang tangan dan jarinya, tertawa, dan sesekali mengayunkan tangannya. Partisipan mengenakan daster warna orange bermotif bunga. Setelah selesai wawancara partisipan menerima telepon dari keluarga suaminya. Kemudian partisipan mengajak peneliti melihat ikan hias peliharaan yang ada di taman kolam ikan disamping rumahnya. Setelah suaminya datang, peneliti kembali bercerita bersama dengan pasangan ini. Saat itu suami partisipan mengutarakan bahwa dirinya sengaja meninggalkan rumah saat wawancara dilakukan untuk memberikan rasa kenyamanan bagi istrinya dan bagi peneliti. Saat itu suami partisipan juga bercerita tentang kekurangannya di depan partisipan, seperti keadaanya yang tidak diterima bekerja karena keadaan tangan kanannya yang masih terganggu, suami partisipan ini juga mengatakan bahwa sejak penyakit stroke menyerang, kepribadiannya berubah menjadi lebih rendah hati dan semakin egois. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan selama wawancara berlangsung.

3. Data Wawancara Partisipan II a. Gambaran Stroke Suami Partisipan II