Metode Analisis Data METODE PENELITIAN

61 pakar secara purposive sampling. Wawancara pakar dibutuhkan untuk mendapatkan informasi dan justifikasi kepakaran terhadap desain model permukiman perkotaan berkelanjutan di kawasan Sungai Raya, sesuai bidang keahlian masing-masing, seperti:, pakar struktur sipil, pakar arsitektur, pakar gambut, pakar lingkungan dan institusi. Penentuan responden masyarakat dilakukan melalui 2 tahap, yaitu: 1 melakukan stratified sampling dengan membagi responden menjadi 2 kelompok, yaitu responden yang bermukim di Kota Pontianak dan responden yang bermukim di Kubu Raya Sungai Raya dengan jumlah sebanyak 70 responden, 2 setelah diketahui jumlah sampel pada masing-masing kelompok, selanjutnya penentuan sample dilakukan secara purposive random sampling penunjukan acak berdasarkan pertimbangan tingkat kesejahteraan yang dinilai dari kualitas status pekerjaan dan status kepemilikan rumah. Analisis terhadap persepsi masyarakat ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk bermukim di kawasan Sungai Raya, seperti : tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, umur, jumlah anak, lokasi perumahan, mata pencaharian, status kependudukan, dan status kepemilikan rumah.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan berdasarkan 3 tiga tahapan penelitian yang akan dilakukan masing-masing sebagai berikut : 1 Untuk menganalisis tingkat keberlanjutan perumahan eksisting di kawasan Sungai Raya menggunakan metode Multi Dimesional Scaling MDS dengan pendekatan Rapid Appraisal yang merupakan pengembangan dari metode Rap-Fish yang diberi nama Rap-Peatsett Rapid Appraisal Peat Settlement. 2 Untuk mengetahui preferensi masyarakat terhadap perumahan yang diminati dilakukan dengan metode kuesioner dan wawancara. Jumlah total sampel adalah sebanyak 70 responden yang terdiri dari 35 responden yang bekerja dan Kota Pontianak dan 35 responden bekerja di Kawasan Sungai Raya. Sebanyak 70 responden berstatus belum memiliki rumah sendiri. 3 Untuk mendesain model permukiman perkotaan berkelanjutan pada wilayah bergambut di kawasan Sungai Raya dibedakan menjadi 2 dua yaitu model ikonik dan model kebijakan dinamik melalui pendekatan sistem, yaitu suatu metode pemecahan masalah yang diawali dengan identifikasi kebutuhan yang menghasilkan suatu sistem operasional yang efisien. Model pembangunan permukiman yang dibangun didasarkan pada karakteristik lahan gambut yang terdapat di kawasan 62 Sungai Raya dan tipologi hunian yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada, serta faktor-faktor lain yang dianggap berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. Pendekatan sistem memberikan penyelesaian masalah dengan metode dan alat yang mampu mengidentifikasi, menganalisis, mensimulasi, dan mendesain sistem dengan komponen-komponen yang saling terkait, yang di formulasikan secara lintas disiplin dan komplementer untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Eriyatno 2003 sebuah pendekatan sistem memiliki tiga ciri yaitu kompleks, dinamik, dan probabilistik dengan 3 tiga pola dasar yang selalu menjadi pegangan pokok para ahli sistem dalam menjawab permasalahan, yaitu : 1 Sibernatik cybernetic yaitu berorientasi tujuan, 2 Holistik holistic yaitu cara pandang yang utuh terhadap sistem, dan 3 Efektif effective yaitu lebih mementingkan hasil guna yang operasional serta dapat dilaksanakan, daripada pendalaman teoritis untuk mencari efisiensi keputusan. Alat analisis yang digunakan untuk mensimulasi interaksi antar variabel menggunakan tools Stella. Menurut Manetsch dan Park 1977, tahapan pendekatan sistem terdiri dari 6 enam tahapan, yang meliputi : 1 analisis kebutuhan, 2 formulasi masalah, 3 identifikasi sistem, 4 pemodelan sistem, 5 verifikasi dan validasi, dan 6 implementasi. 63

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN