Permukiman dan Degradasi Lingkungan

14 2. Berkenaan denga kondisi fisik perumahan, yaitu ukuran rumah dan pengaruhnya terhadap kesehatan, lingkungan fisik perumahan, kualitas udara permukiman, ventilasi, dan sarana kesehatan lingkungan permukiman. Program Perbaikan Kampung di DKI Jakarta telah mendefinisikan dengan jelas bahwa lingkungan permukiman sehat harus memenuhi persyaratan berikut: 1. Fisik, yaitu tersedianya sarana air bersih yang memenuhi syarat fisik, bakteriologis, dan kimia, sarana sanitasi, pengelolaan sampah, air limbah, dan perumahan sehat. 2. Biologis, yaitu lingkungan bebas dari binatang serangga dan pengerat. 3. Sosial, yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator penting adalah menurunnya angka penyakit saluran pencernaan, pernapasan, dan kulit. Komarudin 1997 mengatakan sehat tidaknya rumah ditentukan oleh sistem pengadaan air di rumah yang baik dan memenuhi syarat kesehatan. Tersedianya fasilitas untuk mandi, cuci, dan kakus, sistem pembuangan air bekas atau limbah, pembuangan tinja, tersedianya ventilasi dan jendela untuk sirkulasi udara, serta kekuatan bangunan rumah. Komarudin 1997 menyimpulkan bahwa Rumah Sehat harus memenuhi 4 empat persyaratan utama, yaitu: 1. Memenuhi kebutuhan fisik penghuni, meliputi: suhu lingkungan dapat dipertahankan, cukup penerangan, ventilasi yang sempurna, dan terlindung dari pengaruh bising. 2. Memenuhi kebutuhan kejiwaan, menjamin hubungan yang serasi antar anggota keluarga, menyediakan sarana tanpa menimbulkan kelelahan, membina dan menjamin kepuasan estetis, sesuai dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya. 3. Dapat melindungi penghuni dari kemungkinan penularan penyakit. 4. Dapat melindungi penghuni dari kemungkinan terjadinya bahayakecelakaan.

2.1.2 Permukiman dan Degradasi Lingkungan

Menurut Sujarto 1990, permukiman sebagai salah satu fungsi kawasan memiliki 3 tiga komponen utama, yaitu : tempat tinggal place, tempat kerja work, dan tempat bermasyarakat folk, Sujarto juga menjelaskan bahwa Permukiman Manusia merupakan suatu totalitas lingkungan yang terbentuk oleh unsur-unsur yang eksistics yang terdiri dari ‘Alam’ nature yaitu bahwa permukiman akan sangat ditentukan oleh adanya alam baik sebagai lingkungan hidup maupun sebagai sumber daya geografis, topografi, geologi, iklim, flora dan fauna. 15 Kualitas suatu lingkungan permukiman sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan demikian masyarakat yang tinggal di lingkungan permukiman yang bersih dan sehat akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik pula. Sebaliknya permukiman yang tidak direncanakan dengan baik, lambat laun akan mengalami penurunan kualitas lingkungan degradasi yang menyebabkan lingkungan permukiman menjadi tidak layak huni. Pertumbahan penduduk yang sangat drastis serta derasnya arus urbanisasi, menyebabkan pembangunan perumahan dan permukiman menjadi suatu kegiatan industri yang sangat kompleks. Menurut Budihardjo 1987, bahwa pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman merupakan prakondisi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan produktivitas manusia sangat tergantung pada tersedianya wadah yang memadai untuk bekerja, beristirahat, berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat. Budihardjo 1987 juga mengatakan bahwa permukiman memiliki dwi fungsi yaitu fungsi pasif, sebagai penyedia sarana dan prasarana fisik dan fungsi aktif yaitu menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kehendak, aspirasi, adat istiadat dan tata cara hidup para penghuni dengan segenap dinamika perubahannya. Menurut Sinulingga et al. 1995 permukiman yang ideal harus memenuhi beberapa ketentuan seperti lokasi terletak sedemikian rupa sehingga tidak terganggu oleh kegiatan lain misalnya aktifitas pabrik, jauh dari lokasi pembuangan sampah, mempunyai akses terhadap pusat-pusat pelayanan seperti pelayanan pendidikan, kesehatan, perdagangan, serta mempunyai saluran drainase yang dapat mengalirkan air hujan dengan cepat sehingga tidak menimbulkan genangan air disaat hujan lebat. Selain itu juga harus tersedia fasilitas penyediaan air bersih, dilengkapi dengan pembuangan air limbahtinja, pembuangan sampah, jaringan listrik, jaringan telepon serta fasilitas umum seperti taman bermain dan ruang terbuka umum public open space. Sinulingga et al. 1995 juga menyatakan bahwa secara garis besar permukiman terdiri dari berbagai komponen, yaitu: 1. Pertama, lahan atau tanah yang diperuntukan untuk permukiman, dimana kondisi tanah akan mempengaruhi harga rumah yang dibangun diatas lahan tersebut. 16 2. Kedua, prasarana lingkungan yaitu jalan lokal, jaringan air bersih, saluran air hujan, saluran air limbah dan tempat pembuangan sampah, yang kesemuanya sangat menentukan kualitas permukiman yang dibangun. 3. Ketiga, yaitu perumahan unit rumah yang dibangun sebagai tempat tinggal. 4. Keempat, fasilitas umum dan fasilitas sosial, yaitu termasuk fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan, jaringan listrik dan telepon, serta taman bermain atau ruang terbuka dalam lingkungan permukiman tersebut.

2.1.3 Developer dan Industri Perumahan