76
Gambar 19 menunjukkan rencana pola pemanfaatan ruang di Kota Pontianak dalam kurun waktu dua puluh tahun 2012-2032. Dari rencana pola tersebut dapat
diprediksi bahwa ketersediaan lahan untuk permukiman bagi masyarakat Kota Pontianak akan habis dalam waktu 20 tahun kedepan. Ada beberapa strategi untuk
mengantisipasi tuntutan kebutuhan permukiman di Kota Pontianak, yaitu : pertama, beralih kepada konsep bangunan vertikal, dan kedua, melakukan ekspansi dan
koordinasi dengan Kabupaten Kubu Raya.
4.3.2 Kawasan Sungai Raya sebagai Kota Baru Satelit Hinterland Pontianak
Salah satu posisi strategis utama kawasan Sungai Raya adalah sebagai hinterland atau periphery dari Kota Pontianak. Kawasan Sungai Raya diminati oleh
para penglaju commuter sebagai kawasan tempat bermukim. Hal ini antara lain disebabkan oleh ketersediaan lahan yang cukup besar dan aksesibilitas serta jarak
tempuh dari pusat kota Pontianak yang masih terjangkau. Sebagaimana permukiman yang berada di pinggiran kota, suasana nyaman, lingkungan yang
masih asri dengan tingkat kebisingan yang rendah, memberikan nilai tambah tersendiri bagi kawasan Sungai Raya sebagai alternatif pilihan tempat tinggal.
Penataan kawasan permukiman yang proporsional dan tidak sepadat di pusat kota Pontianak, ketersediaan sarana dan prasarana permukiman yang memadai, serta
maraknya aktifitas perekonomian menjadikan kawasan Sungai sebagai kawasan hinterland yang paling pesat perkembangannya dibanding kawasan hinterland
lainnya Sungai Kakap dan Daerah Seberang, khususnya di sektor permukiman dan perdaganganjasa. Harga lahan yang relatif murah juga berdampak pada harga per
unit rumah yang relatif murah dan terjangkau oleh masyarakat. Status Sungai Raya yang ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Kubu Raya
pada tahun 2007 akan mengubah sistem perekonomian dari kawasan pedesaan menjadi kawasan perkotaan. Dalam perkembangannya, kawasan Sungai Raya
dapat dikatakan sebagai cikal bakal sebuah Kota Baru new town. Status Sungai Raya saat ini masih termasuk kategori kota baru satelit atau kota baru pemerintahan
dikarenakan tingkat ketergantungannya yang masih cukup besar terhadap Kota Pontianak sebagai kota induk. Seiring dengan proses pembangunan dan
perkembangan kegiatan ekonomi di Sungai Raya yang cukup pesat, tidak menutup kemungkinan dalam waktu sepuluh tahun kedepan status kawasan tersebut akan
berubah menjadi sebuah kota baru mandiri dimana kawasan Sungai Raya sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya sendiri.
77
Gambar 20. Posisi kawasan Sungai Raya sebagai Hinterland Kota Pontianak
4.4 Sebaran Gambut di Kawasan Sungai Raya