Fungsi Hidrologi Pengatur Iklim Global

51 pengelolaan lahan gambut untuk pertanian membutuhkan perhatian ekstra dan biaya yang tidak sedikit.

2.5.4 Transformasi Karbon Gambut

Transformasi karbon dari lahan gambut ditandai dengan terbentuknya asam-asam organik, CH 4 methan dan CO 2 Reaksi sederhana pelepasan CH karbon dioksida sebagai hasil akhir. 4 dan CO 2 berasal dari gugus metoksil asam fenolat membentuk OH-fenolat dan melepaskan formaldehida HCHO. HCHO yang dalam keadaan tereduksi akan menghasilkan CH 4 , dan apabila teroksidasi akan menghasilkan CO 2 . Pada kondisi lingkungan jenuh air tergenang dan kandungan O 2 yang rendah, dekomposisi lahan gambut akan melepaskan CO 2 dan CH 4 Perubahan penggunaan lahan konversi gambut akan mempengaruhi ketinggian muka air tanah gambut dan perubahan suhu yang drastis. Pada saat terjadi penurunan muka air tanah gambut, pada kondisi lahan terbuka tanpa vegetasi, akan mempercepat penetrasi sinar matahari dan menyebabkan suhu tanah gambut meningkat dan akan mencapai maksimum pada suhu 30º-40º C Alexander, 1977. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya rata-rata fluktuasi suhu harian. Suhu harian maksimum dan radiasi matahari sangat berkorelasi dengan meningkatnya emisi CH . 4 dan CO 2

2.5.5 Fungsi Ekologis Gambut

, dimana emisi tertinggi terjadi pada siang hari sekitar pukul 12.00 waktu setempat. Lahan gambut mengemban fungsi lingkungan yang sangat besar, yaitu fungsi hidrologi, cadangan karbon, dan cadangan plasma nutfah.

a. Fungsi Hidrologi

Salah satu sifat yang menjadikan gambut berperan penting dalam system hydrology adalah kemampuannya yang bersifat seperti spons. Tanah gambut merupakan tanah organik yang menyerap air dalam jumlah yang sangat besar sehingga air hujan yang jatuh dapat diserap dan dapat mengurangi bahya banjir. Sabaliknya pada musim kemarau lahan gambut dapat melepas kembali air tawarnya sebagai aliran sungaipermukaan yang dapat dipergunakan oleh pemukiman disekitarnya Andriesse,1988. Jika tidak mengalami gangguan, lahan gambut dapat menyimpan air sebanyak 0.8 – 0.9 m 3 m 3 WI-IP,2003. Gambut disebut memiliki porositas yang tinggi karena daya serapnya yang sangat besar, 52 sehingga dalam kondisi jenuh gambut saprik dapat menyerap air sebesar 450, sementara hemik 450-850 dan fibrik lebih dari 850 dari bobot keringnya. Fungsi gambut sebagai pengatur hidrologi dapat terganggu apabila mengalami kondisi drainase yang berlebihan karena gambut memiliki sifat irreversible drying, porositas tinggi, dan daya hantar vertikal yang rendah, serta daya horizontal yang tinggi. Gambut yang telah mengalami kering tak balik akan memiliki bobot isi yang sangat ringan sehingga mudah hanyut terbawa air hujan. Strukturnya lepas-lepas seperti lembaran serasah, mudah terbakar, sulit menyerap air kembali dan sulit ditanami kembali. Fungsi hidrologi gambut tidak hanya di bidang pertanian dan pencegah banjir saja, tetapi juga berkaitan dengan fungsi sosial ekonomi seperti transportasi, kesehatan, dan ketersediaan ikan. Lahan gambut yang berada di daerah pesisir juga berfungsi untuk mencegah intrusi air laut

b. Pengatur Iklim Global

Perubahan iklim merupakan fenomena global yang ditandai dengan berubahnya suhu dan distribusi curah hujan secara periodik. Menurut laporan IPPC 2001 bahwa selama abad 20, terjadi peningkatan rata-rata suhu permukaan bumi sebesar 0,6º ± 0,2º C. Kontribusi emisi CO 2 terhadap efek rumah kaca sebesar 48, yang diikuti oleh sumber emisi lain seperti Freon 26, ozon 10, metan 8 dinitrogen oksida 6, dan gas lain 2. Dalam laporan IPCC 2001 juga dijelaskan bahwa kontribusi karbon dioksida CO2 terhadap pemanasan global sebesar 60, metan 20 dan nitro oksida 6. Sejak tahun

1980, konsentrasi CO

2 Salah satu fungsi ekologi lahan gambut adalah sebagai rosot karbon gudang karbon. Total karbon pada lahan gambut di Indonesia diperkirakan sekitar 44,5 Gt, dimana konversi atau alih fungsi lahan gambut akan menjadi sumber emisi CO di atmosfir meningkat sekitar 0,4 per tahun, sekarang konsentrasinya diperkirakan sebesar 367 ppmb. 2 Lahan gambut tropika merupakan cadangan karbon terrestrial yang terpenting untuk diperhitungkan. Menurut WI-IP 2006 jika diasumsikan bahwa kedalaman rata-rata gambut di seluruh Indonesia adalah 5 meter, bobot isi 114 kgm3 dan luasnya 16 juta ha, maka cadangan karbon terhitung besarnya 16 giga ton 1 giga ton = 1.000.000.000 ton. Rieley et al., 2001.

c. Biodiversity