Wilayah Administratif Analisis pengembangan perkebunan kakao rakyat di kabupaten Buru provinsi Maluku

152 sungai dimanfaatkan untuk sumber air irigasi terutama di daerah transmigrasi yang terletak pada dataran Waeapu Kec. Buru Utara Selatan dan sebagian digunakan penduduk untuk kebutuhan sehari-hari. Daerah Aliran Sungai DAS Waeapu merupakan DAS kedua terbesar di Provinsi Maluku setalah DAS Waemala di Pulau Seram Kabupaten Maluku Tengah dengan luasnya mencapai 1.790 Km 2 , dengan demikian Kabupaten Buru mempunyai potensi sumber air yang cukup besar untuk dimanfaatkan dalam pengembangan sektor pertanian kedepan.

5.2. Wilayah Administratif

Kabupaten Buru yang secara administratif adalah bagian dari wilayah Provinsi Maluku, merupakan salah satu daerah baru hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tengah dengan Ibukotanya Namlea yang terletak pada wilayah Kecamatan Buru Utara Timur. Pemekaran daerah ini merupakan konsekuensi logis untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dan upaya untuk memutuskan rentang kendali yang selama ini cukup sulit dirasakan oleh masyarakat, karena untuk menjangkau Kabupaten Maluku Tengah kabupaten induk sebelum pemekaran, masyarakat harus menanggung resiko dengan mengorbankan materi dan membutuhkan waktu yang cukup untuk bisa berakses di ibukota kabupaten tersebut. Secara administratif wilayah Kabupaten Buru meliputi 5 kecamatan, 64 desa dan 105 dusun dengan rincian sebagaimana pada Tabel 7. Tabel 7. Wilayah Administratif dan Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Buru No. Kecamatan Ibukota Luas Wilayah Jumlah Desa Jumlah Dusun 1. Buru Selatan Leksula 3.531,00 15 16 2. Buru Selatan Timur Wamsisi 1.288,00 13 13 3. Buru Utara Timur Namlea 1.525,20 12 21 4. Buru Utara Selatan Waenetat 1.536,38 18 28 5. Buru Utara Barat Airbuaya 4.775,00 6 27 12.655,58 64 105 Sumber : Bappeda Buru, 2003 153 Bila dibandingkan jumlah penduduk per kecamatan dan desadusun dengan luas wilayah Kabupaten Buru, maka jumlah penduduk pada wilayah ini masih sangat rendah. Rata-rata jumlah penduduk pada Kabupaten Buru berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 per kecamatan sebanyak 26.348,8 jiwa dan 2.058,5 jiwa per desa serta sebanyak 1.254,70 jiwa per dusun. Di lihat dari luas wilayah desadusun per kecamatan maka Kecamatan Buru Utara Barat merupakan kecamatan yang terluas dengan luas wilayah 4.775 km 2 , sedangkan kecamatan dengan luas wilayahnya yang paling kecil adalah Kecamatan Buru Selatan Timur dengan luas 1.288 km 2 . Bila ditinjau dari jarak dengan Ibukota Kabupaten, Kecamatan Buru Selatan merupakan kecamatan terjauh dengan jarak 124,4 km, sementara Kecamatan Buru Utara Timur merupakan kecamatan terdekat dengan jarak 0 nol km. Secara historis, wilayah Kabupaten Buru sebelum dimekarkan terbagi dalam 8 Rekhensap petuanan adat yang mempunyai hak dalam mengelola maupun melindungi wilayah petuanannya. Rekhensap dipimpin oleh seorang raja yang mempunyai kedudukan paling tinggi secara adat diwilayahnya. Kepala Rekhensap raja memiliki peran yang sangat sentral dalam masyarakat baik dalam pengaturan pengelolaan maupun pemanfaatan potensi sumberdaya alam, serta mengatur hak dan kepentingan masyarakatnya. Namun seirin dengan perkembangan zaman peranan dari Kepala Rekhensap semakin termarjinalkan. Pembagian wilayah Rekhensap tersebut antara lain : 1 Rekhensap Lisela; 2 Rekhensap Tagalisa; 3 Rekhensap Liliali; 4 Rekhensap Kayeli; 5 Rekhensap Meserete; 6 Rekhensap Ambalau; 7 Rekhensap Waesama; dan 8 Rekhensap Fo gi. 154

5.3. Karakteristik Penduduk