Policy Analysis Matrix PAM

143 Selanjutnya mengkaji indek integrasi pasar index of Market Integration yang menggambarkan perbandingan dari koefisien pasar di tingkat petani dengan koefisien pasar di tingkat pedagang besar eksportir, dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut : …………………………………………………………………... 10 Jika IMC1 menunjukkan adanya integrasi pasar yang tinggi dalam artian bahwa harga di tingkat pedagang besar eksportir memiliki pengaruh yang kuat terhadap pembentukan harga di tingkat petani. Namun sebaliknya bila IMC1 menunjukkan tidak tercapai integrasi pasar, artinya harga di tingkat pedagang besar eksportir tidak memiliki pengaruh terhadap pembentukan harga pada tingkat petani.

4.4.6. Policy Analysis Matrix PAM

Policy analisis matrix merupakan alat analisis yang bertujuan unuk mengetahui efisiensi ekonomis dan besarnya insentif atau dampak intervensi pemerintah dalam pengusahaan berbagai aktivitas usaha pengembangan komoditi kakao rakyat secara keseluruhan dan sistematis. Bentuk keluarannya merupakan nilai privat dan nilai sosial dari keuntungan, efisiensi, transfer input, transfer faktor, transfer bersih, serta transfer output antara petani, pedagang pengumpul dan pedagang besar eksportir. 4 .4.7. Analisis Lokasional Analisis ini digunakan untuk mengkaji keunggulan komparatif atau sektor basis ekonomi serta mengkaji pula keunggulan kompetitif pada suatu wilayah dengan kontribusi dari masing-masing subsektor terhadap perekonomian suatu wilayah yang dilakukan dengan pendekatan analisis location quetient LQ dan shift-share analysis SSA, Shukla, 2000. 1 3 1 1 d d d IMC − + = 144

4.4.7.1. Analisis Location Quotient LQ

Dalam penggunaannya analisis ini mempunyai peranan untuk melihat sektor basis atau non-basis tanaman perkebunan, yang selanjutnya untuk mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu jenis tanaman perkebunan di Kabupaten Buru. Dengan pendekatan yang digunakan adalah perbandingan antara fungsi relatif luas areal tanaman perkebunan pada suatu wilayah kecamatan dengan fungsi luas areal tanaman perkebunan pada tingkat kabupaten. Sehingga dapat dirumuskan secara matematis sebagai berikut : LQ ij = .. . . X X X X j i ij .……………………………………………..……..………… 11 dimana : LQ ij = Indeks kuosien lokasi X ij = Jumlah luas areal suatu tanaman perkebunan di kecamatan X i. = Jumlah luas areal total tanaman perkebunan di kecamatan X .j = Jumlah luas areal suatu tanaman perkebunan di kabupaten Buru X .. = Jumlah luas areal total tanaman perkebunan di kabupaten Buru Dengan pengertian bahwa jika nilai LQ lebih besar dari satu LQ 1 maka jenis tanaman tersebut merupakan sektor basis dan memiliki keunggulan komparatif, sedangkan bila nilainya sama atau lebih kecil dari satu LQ 1 berarti jenis tanaman perkebunan yang dimaksudkan termasuk ke dalam sektor non-baisis atau tidak komparatif.

4.4.7.2. Analisis Shift-Share SSA

Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitif suatu wilayah atau suatu sektor dan menghitung seberapa besar share sektor-sektor atau kecamatan terhadap pertumbuhan sektor-sektor yang bersesuaian di tingkat Kabupaten Buru. Dengan melihat nilai share dapat diketahui sektor ataupun wilayah kecamatan yang dapat memberikan kontribusi terbesar keunggulan kompetitif terhadap pertumbuhan di wilayah yang lebih luas Kabupaten Buru. 145 Indikator yang digunakan dalam analisis shift-share adalah jumlah luas areal dari setiap komoditas dari sektor perkebunan rakyat pada dua titik waktu. Analisis dibagi menjadi tiga komponen, yaitu komponen pertumbuhan regional kabupaten, komponen pertumbuhan proporsional, dan komponen pertumbuhan pangsa lokal kecamatan sehingga besar perubahan produksi sama dengan penjumlahan dari ketiga komponen tersebut. Adapun tahapan-tahapan perhitungannya adalah sebagai berikut : 1. Menghitung besarnya pergeseranperubahan secara agregat di tingkat regional regional agregat shift-share , yaitu pertumbuhan luas areal tingkat regionalkabupaten RASS. Hasil perhitungan ini dapat menunjukkan maju atau lambatnya perubahan perekonomian di tingkat Kabupaten Buru. 2. Menghitung besarnya pergeseran secara sektoral, tanpa memperhatikan lokasi proportional shift-share, yaitu rasio luas areal per komoditas dari sektor perkebunan rakyat tahun akhir dan tahun awal minus rasio luas areal kabupaten tahun akhir dan tahun awal PSS. Hasil perhitungan ini akan diketahui sektor-sektor yang relatif maju atau lamban di Kabupaten Buru. 3. Menghitung komponen pertumbuhan pangsa lokal differential shift-share, yaitu rasio luas areal setiap komoditas dari sektor perkebunan rakyat di setiap kecamatan tahun akhir dan tahun awal DSS. Dari hasil perhitungan ini akan diketahui komoditas-komoditas yang relatif maju atau lambat di setiap kecamatan ataupun kecamatan-kecamatan yang relatif maju atau lambat dalam setiap sektor. Secara matematis ketiga komponen tersebut dapat ditulis sebagai berikut: 1 X X RASS .. .. − = .. .. .j .j j X X X X PSS − = .j .j ij ij ij X X X X DSS − = …………………… 12 146 dimana : j = Indeks kecamatan, j = 1,2,3,…,n n = Banyaknya kecamatan i = Indek komoditas; i = 1,2,3,…,s s = Banyaknya komoditas X ij ’ = Jumlah luas areal komoditas perkebunan ke-i dan kecamatan ke-j tahun akhir analisis X ij = Jumlah luas areal komoditas perkebunan ke-i dan kecamatan ke-j tahun awal analisis X. j ’ = Jumlah luas areal komoditas perkebunan ke-i tahun akhir analisis X. j = Jumlah luas areal komoditas perkebunan ke-i tahun awal analisis X . . ’ = Jumlah luas areal perkebunan Kabupaten Buru tahun akhir analisis X . . = Jumlah luas areal perkebunan Kabupaten Buru tahun awal analisis.

4.5. Batasan Operasional