Karakteristik Penduduk Analisis pengembangan perkebunan kakao rakyat di kabupaten Buru provinsi Maluku

154

5.3. Karakteristik Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Buru berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000 sebanyak 110.114 jiwa, dan pada awal tahun 2003 jumlah penduduk meningkat menjadi 131.744 jiwa atau mengalami pertambahan sebesar 21.630 jiwa 16,42, kondisi ini selain dipengaruhi oleh migrasi penduduk karena faktor kerja, juga disebabkan oleh bertambahnya jumlah migrasi eksodus penduduk dari beberapa daerah konflik akibat konflik sosial yang melanda wilayah Provinsi Maluku pada pertengahan Januari 1999. Sehingga sampai dengan Desember 2001 jumlah eksodus yang menetap di Kabupaten Buru mencapai 1.842 Keluarga atau 9.209 jiwa. Jumlah penduduk Kabupaten Buru pada tahun 2003 bila dikaitkan dengan luas wilayah 12.655,58 km 2 akan memperlihatkan tingkat kepadatan penduduk sebesar 10,41 jiwakm atau 10 jiwakm. Kondisi ini menunjukan bahwa kepadatan penduduk Kabupaten Buru masih sangat rendah. Penyebaran penduduk hampir merata di lima wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Buru. Konsentrasi penduduk sebagian besar pada kecamatan Buru Utara Timur sebanyak 35.272 jiwa 26,77 dan Buru Utara Selatan sebanyak 35.028 jiwa 26,59 dengan kepadatan penduduk masing-masing sebanyak 23,1 jiwakm dan 22,8 jiwakm. Sedangkan sebaran penduduk yang paling kecil adalah Kecamatan Buru Utara Barat dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 3,5 jiwakm. Dengan demikian, kepadatan penduduk yang paling tinggi berada di kecamtan Buru Utara Timur dan Buru Utara Selatan. 155 Tabel 8. Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Buru Menurut Kecamatan Jumlah Penduduk Kecamatan Luas Wilayah km 2 Laki-Laki jiwa Perempuan jiwa Jumlah jiwa Kepadatan Penduduk jiwakm 2 Buru Selatan 3.531,00 11.346 10.326 21.672 6,1 Buru Selatan Timur 1.288,00 12.110 11.016 23.126 18,0 Buru Utara Timur 1.525,20 18.497 16.775 35.272 23,1 Buru Utara Selatan 1.536,38 18.370 16.658 35.028 22,8 Buru Utara Barat 4.775,00 8.042 8.604 16.646 3,5 Jumlah 12.655,58 68.365 63.379 131.744 73,5 Sumber : Buru Dalam Angka 2003 Pada Tabel 8, menunjukkan bahwa konsentarasi penduduk pada kedua wilayah tersebut disebabkan pada wilayah kecamatan Buru Utara Timur terletak ibukota kabupaten kota Namlea, yang merupakan pusat aktivitas pemerintahan dan sentra pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buru, serta kecamatan Buru Utara Selatan yang memiliki hamparan persawahan yang merupakan daerah pensuplai pangan bagi masyarakat Maluku, sehingga membuktikan bahwa kegiatan perekonomian terkonsentarasi pada kedua wilayah ini. Komposisi penduduk Kabupaten Buru berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki sebanyak 68,365 jiwa dan perempuan sebanyak 63,379 jiwa dengan perbandingan ratio jenis kelamin 1,08. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 sebesar 2,54 persen, kondisi ini bila dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk dalam kurun waktu tahun 1971–1980 dan tahun 1980–1990 sebesar 3,38 persen dan 4,38 persen, hal ini memperlihatkan bahwa laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Buru sedikit mengalami penurunan. Sedangkan dari hasil register penduduk pada akhir tahun 2003 jika dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk kabupaten lainnya di Provinsi Maluku, maka laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Buru mengalami penurunan yang cukup tajam -2,39. Fenomena ini dapat difahami karena situasi keamanan di beberapa daerah konflik yang ada di Provinsi Maluku semakin stabil sehingga interaksi penduduk antar kabupaten di wilayah Provinsi 156 Maluku semakin meningkat, yang diikuti dengan semakin membaiknya perekonomian di wilayah ini. Fakta inilah yang memacu motivasi para eksodus untuk bermigrasi kembali ke tempat asalnya. Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kabupaten Buru tahun 2003 dapat disajikan pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Buru Jenis Kelamin No. Kelompok Umur tahun Laki-Laki jiwa Perempuan jiwa Jumlah jiwa 1. 2 1.850 1.761 3.611 2. 2 - 4 4.973 4.458 9.431 3. 5 - 9 10.813 8.014 18.827 4. 10 – 14 8.994 8.071 17.065 5. 15 – 49 33.723 35.018 68.741 6. 50 – 64 5.483 4.491 9.974 7. 65 2.529 1.566 4.095 T o t a l 68.365 63.379 131.744 Sumber : Buru Dalam Angka, 2003 Berdasarkan kelompok umur penduduk Kabupaten Buru sampai tahun 2003 lebih banyak didominasi oleh penduduk yang berusia dewasa yaitu antara umur 15 sampai 49 tahun. Pada Tabel 9 menggambarkan bahwa penduduk Kabupaten Buru rata-rata dalam usia produktif usia kerja yaitu sebesar 68.741 jiwa 52,18 yang terdiri dari laki-laki sebanyak 33.723 jiwa 25,60 dan perempuan 35.018 jiwa 26,58. Di lihat dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin maka penduduk Kabupaten Buru lebih banyak laki-laki 51,89 dari pada perempuan 48,11, walaupun demikian kelompok usia produktif lebih didominasi oleh perempuan. Kabupaten Buru yang sebelumnya dikenal sebagai pulau pembuangan atau tempat pengasingan bagi para tahanan politik, saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, setelah di mekarkan pada tahun 1999. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan penduduk yang menghuni kawasan Pulau Buru yang saat ini sudah berjumlah 131.744 jiwa. Kawasan ini dihuni oleh 157 berbagai macam suku bangsa, sebagian besar penduduk yang bermukim di wilayah Kabupaten Buru adalah penduduk asli pulau Buru dan Ambalau, pendatang dari Ambon, transmigran dari Pulau Jawa yang terkonsentrasi pada daerah transmigtrasi di dataran Waeapu Kecamatan Buru Utara Selatan, dan suku Sula yang kebanyakan menempati pesisir wilayah utara Pulau Buru. Disamping itu terdapat pula suku Buton yang tersebar hampir merata di seluruh wilayah kabupaten serta suku Bugis yang kebanyakan terkonsentrasi di Ibukota kabupaten, hal ini sesuai dengan fungsi yang mereka jalani sebagai pedagang wiraswasta. Perkembangan jumlah penduduk tersebut, berakibat pada semakin berkembangnya kegiatan dan tingkat perekonomian wilayah, sehingga saat ini Kabupaten Buru telah berubah dari pulau pengasingan menjadi salah satu lokasi penting, khususnya sumber penghasil pangan dan komoditi perkebunan di kawasan Maluku. Walaupun beragam suku yang mendiami wilayah Kabupaten Buru, namun keharmonisan yang dibangun oleh penduduk asli dengan pendatang sangat tinggi. Berbagai ragam suku yang ada di Kabupaten Buru memperlihatkan bahwa daerah ini memiliki tingkat intraksi sosial yang cukup tinggi dengan kehidupan masyarakatnya yang heterogen. Kehidupan masyarakat rata-rata bermata pencaharian sebagai petani, sehingga sebagian besar penduduk mengantungkan hidup keluarganya pada sektor pertanian, sedangkan sisanya 19,63 persen pada sektor lainnya. Kondisi ini menunjukan bahwa penduduk Kabupaten Buru sebagian besar masih mengantungkan hidupnya pada sektor pertanian terutama subsektor perkebunan yang sampai sekarang merupakan mata pencaharian utama masyarakat disetiap kecamatan di Kabupaten Bu ru. Sedangkan pada subsektor tanaman pangan hanya diusahakan oleh sebagian masyarakat di wilayah Kecamatan Buru Utara 158 Selatan yang merupakan mata pencarian utama bagi masyarakat transmigrasi di daerah ini.

5.4. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Wilayah