135
3.2. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan, tujuan dan kerangka pemikiran teoritis yang dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga pengusahaan perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Buru memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif untuk dikembangkan.
2. Diduga kinerja finansial dan ekonomi perkebunan kakao rakyat di Kabupaten Buru layak.
3. Diduga presentase marjin tataniaga di tingkat petani kakao lebih rendah dibandingkan dengan marjin ditingkat tataniaga lainnya.
4. Diduga terjadi respon luas areal terhadap perubahan harga kakao di Kabupaten Buru.
5. Diduga peran dan kebijakan pemerintah dalam pengembangan komoditi perkebunan kakao rakyat masih bersifat distorsif.
136
IV. METODE PENELIT IAN
4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian mengambil lokasi di Kabupaten Buru, dengan pertimbangan bahwa wilayah ini memiliki aktivitas perekonomian yang didominasi oleh sektor
perkebunan terutaman komoditi kakao yang memiliki prospek pengembangan yang cukup baik dalam penggunaan lahan, produksi dan serapan tenaga kerja.
Lokasi penelitian adalah Kecamatan Buru Utara Barat, Buru Utara Selatan, Buru Selatan dan Buru Selatan Timur dengan 4 desa terpilih yang mewakili
masing-masing kecamatan. yaitu Desa Waemangit, Ilat, Waekeka dan Waelikut. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive sampling dengan
pertimbangan bahwa desa-desa dan kecamatan terpilih merupakan wilayah sentra produksi komoditi kakao. Penelitian lapangan dilaksanakan selama 3
bulan yaitu mulai dari bulan April sampai Juni 2004.
4.2. Metode Penarikan Contoh
Unit contoh dalam penelitian ini adalah petani, pedagang pengumpul, pedagang besarpedagang antar pulau. Pengambilan unit contoh dalam
penelitian ini dilakukan secara acak disetiap wilayah penelitian, dengan sampel berjumlah 20 orang disetiap desa sehingga total sampel yang di data sebanyak
80 orang. Sedangkan untuk mengetahui jalur tataniaga komoditi kakao mulai dari petani sampai eksportir, dilakukan dengan menelusuri pedagang pengumpul dan
pedagang besar yang dianggap mewakili setiap jalur tataniaga yang ambil secara sengaja, dengan distribusi masing-masing desa diambil 8 contoh pedagang
pengumpul, dan 4 contoh pedagang besarpedagang antara pulau yang berada di kota Ambon dan Namlea. Untuk lebih jelas jumlah dan jenis responden pada
masing-masing lokasi penelitian disajikan pada tabel 5.
137
Tabel 5. Jenis dan Jumlah Responden Masing-masing Lokasi Penelitian. Lokasi Penelitian
Jenis Responden No.
Kecamatan Desa
Petani Kakao
Pedagang Pengumpul
Pedagang BesarAntar
Pulau 1.
Buru Utara Barat Waemangit
20 2
2 Namlea 2.
Buru Utara Selatan Ilat
20 2
2 Ambon 3.
Buru Selatan Waekeka
20 2
4. Buru Selatan Timur
Waelikut 20
2 Jumlah :
80 8
4
Ketrangan : Ibukota Kabupaten Buru Ibukota Provinsi Maluku
4.3. Jenis dan Sumber Data