23
2.1.8 Model Pembelajaran
Mills dalam Suprijono 2011: 45 berpendapat bahwa model adalah merupakan bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Pendapat lain dari Winataputra dalam Sugiyanto 2010: 3 yang mengartikan
model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Pengertian model di atas mengasumsikan bahwa guru terikat erat dengan model pembelajaran. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Menurut pendapat di atas, model pembelajaran merupakan kerangka yang
melukiskan prosedur yang sisitematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan,
cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran juga digunakan sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar di kelas.
2.1.9 Model Pembelajaran
Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipilih oleh guru atau diarahkan
oleh guru Suprijono 2011: 54. Pembelajaran kooperatif memang lebih diarahkan oleh guru namun peran peserta didik juga dimaksimalkan untuk turut aktif dalam
pembelajaran sehingga pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru. Menurut
24
Johnson dan Johnson dalam Kapp 2009: 139, pembelajaran kooperatif memiliki perbedaan dibandingkan pembelajaran klasikal yang dikemukakan sebagai berikut:
“Students collaborative projects have numerous advantages over more traditional classroom-based instruction for improved student learning.
Students working cooperatively to achieve a common goal produce higher achievement and exhibit greater productivity than they do
working alone.
Maksud dari pernyataan di atas adalah kolaborasi peserta didik mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran kelas yang didasarkan
pada klasikal untuk mengembangkan pembelajaran peserta didik. Para peserta didik bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama menghasilkan
prestasi yang lebih tinggi dan produktivitas yang lebih baik daripada ketika bekerja sendiri.
Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan dan
informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud Suprijono 2011: 54. Model pembelajaran kooperatif dapat
menjadi pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif itu sendiri memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri dari pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1
Memudahkan peserta didik belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama.
2 Pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang
berkompeten menilai Suprijono 2011: 58. Menurut Roger dan Johnson dalam Suprijono 2011: 58 menyatakan
bahwa untuk mencapai hasil yang maksimal memerlukan lima unsur dalam model
25
pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan. Lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan tersebut antara lain:
1 Saling ketergantungan positif dengan adanya dua pertanggung jawaban
kelompok dalam pembelajaran kooperatif. 2
Pembelajaran kooperatif merupakan tanggung jawab individual karena tujuan dari pembelajaran kooperatif itu untuk membentuk pribadi yang
kuat. 3
Pembelajaran kooperatif adalah interaksi fromotif dimana unsur ini menghasilkan saling ketergantungan positif.
4 Pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial dimana menuntut
peserta didik untuk saling mengenal, berkomunikasi, menerima, dan mampu menyelesaikan konflik bersama.
5 Pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok dimana peserta
didik dituntut untuk memberikan kontribusi kegiatan didalam kelompok. Kelima unsur di atas, jika dilaksanakan dengan baik, maka akan
menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi,
menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Berdasarkan pendapat di atas, model pembelajaran kooperatif mempunyai
kelebihan dibandingkan dengan pembelajaran yang didasarkan dengan pembelajaranm klasikal. Penerapan model pembelajaran kooperatif lebih
diarahkan oleh guru namun bukan berarti pembelajaran kooperatif hanya berpusat pada guru. Guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan
bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan
26
kesulitan dan masalah dalam pembelajaran namun dalam penerapannya model pembelajaran kooperatif yang baik harus memiliki ciri-ciri dan memenuhi lima
unsur yang dijelaskan di atas.
2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match