Hakikat Matematika SD Landasan Teori

16 mengalami aktivitas belajar menggunakan strategi pembelajaran kooperatif sebagai salah satu pilihan pembelajaran yang efektif untuk diterapkan. Pembelajaran efektif dilakukan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat menghasilkan hasil belajar berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap yang terbagi di ranah-ranah belajar tertentu, baik ranah kognitif, psikomotor ataupun afektif. Hasil belajar dalam penelitian ini menghasilkan hasil belajar dalam ranah kognitif yang dibuktikan dengan tes formatif. Tes formatif digunakan sebagai alat ukur daya tangkap peserta didik dalam memahami materi sifat dan jaring-jaring kubus dan balok pada mata pelajaran matematika. Sementara pengamatan terhadap aktivitas peserta didik digunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor, sehingga dapat diketahui tingkat keaktifan peserta didik.

2.1.5 Hakikat Matematika SD

Matematika SD merupakan salah satu mata pelajaran eksak yang diberikan di Sekolah Dasar SD. Menurut Suherman dalam Syarifuddin 2009, matematika sekolah merupakan bagian matematika yang diberikan untuk dipelajari oleh peserta didik di sekolah formal, yaitu SD, SLTP, dan SLTA. Sementara menurut Soedjadi dalam Syarifuddin 2009, matematika sekolah adalah bagian atau unsur dari matematika yang dipilih antara lain dengan pertimbangan atau berorentasi pada pendidikan. Kedua pendapat itu mengartikan matematika sekolah sebagai matematika yang telah dipilih-pilih dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual para peserta didik, serta digunakan sebagi salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi para peserta didik. Guru mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik melalui pembelajaran di kelas. 17 Aktivitas belajar yang dilakukan oleh guru harus memperhatikan karakteristik dari mata pelajaran matematika itu sendiri agar matematika mudah dipahami dan diterima oleh peserta didik. Menurut Soedjadi dalam Syarifuddin 2009, matematika memiliki karakteristik: 1 memiliki objek kajian abstak, 2 bertumpu pada kesepakatan, 3 berpola pikir deduktif, 4 memiliki simbol yang kosong dari arti, 5 memperhatikan semesta pembicaraan, dan 6 konsisten dalam sistemnya. Selain karakteristik, menurut Depdikbud dalam Syarifuddin 2009 matematika memiliki ciri-ciri, yaitu 1 memiliki objek yang abstrak, 2 memiliki pola pikir deduktif dan konsisten, dan 3 tidak dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK. Pembelajaran matematika perlu disesuaikan dengan kemampuan kognitif peserta didik, dimulai dari yang konkret menuju abstrak, tetapi mengingat kemampuan berpikir peserta didik SD yang masih dalam tahap operasional konkret, maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui objek konkret. Pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika di SD memerlukan alat atau media sebagai bahan konkret untuk penerimaan suatu konsep dalam pembelajaran dan untuk penggunaan alat dan media harus disesuaikan dengan tujuan dari pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Mata pelajaran matematika memiliki beberapa tujuan. Tujuan mata pelajaran matematika yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwas, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 18 2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3 Memecahkan masalah mencakup kemampuan memahami masalah, menyusun dan menyelesaikan model matematika, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah Permendiknas 2006: 83. Berdasarkan pendapat di atas, matematika SD merupakan salah satu mata pelajaran di SD yang memiliki ciri-ciri objek yang abstrak dan membutuhkan pengalaman melalui objek konkret misalnya dengan menggunakan media dalam pembelajarannya agar tujuan pembelajarannya tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

2.1.6 Materi Geometri di Kelas V

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

KEEFEKTIFAN MODEL WORD SQUARE DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI UANG TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PEPEDAN PURBALINGGA

2 24 268

KEEFEKTIFAN MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN PANTUN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI KABUPATEN BAJARNEGARA

3 36 288

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI PESAN MELALUI TELEPON DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURBALINGGA KIDUL

0 26 352

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUKUSUMAN

11 133 334

KEEFEKTIFAN MODEL PICTORIAL RIDDLE DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGMANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

8 59 222

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang

0 32 299

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN WRITING DI KELAS V SEKOLAH DASAR

0 1 12