Hasil Belajar Landasan Teori

14 kelompok. Aktivitas belajar peserta didik dibahas lebih mendalam pada lembar deskriptor pedoman observasi peserta didik dalam pembelajaran.

2.1.4 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Anni dkk 2007: 5. Perubahan perilaku yang terjadi dapat dikatakan sebagai salah satu dari hasil belajar. Hasil belajar bermacam-macam. Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono 2011: 5, hasil belajar berupa: 1 Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2 Keterampilan intelektual yaitu keterampilan yang mempresentasikan konsep dan lambang. 3 Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 4 Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi. 5 Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Bloom dalam Anni dkk 2007: 7 mengusulkan tiga taksonomi dalam belajar. Taksonomi dalam belajar disebut ranah belajar. Tiga ranah belajar yang diusulkan oleh Bloom diantaranya yaitu: 1 Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual. 2 Ranah afektif adalah ranah yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. 15 3 Ranah psikomotorik adalah ranah yang bertujuan untuk menujukan adanya kemampuan fisik yang berkaitan dengan keterampilan skill. Sementara menurut House 2006: 40, dalam penerapan pembelajaran matematika memerlukan kepercayaan diri peserta didik yang nantinya dapat mendunkung keberhasilan pembelajaran matematika di kelas. Hal ini menegaskan bahwa kepercayaan diri peserta didik dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan demi keberhasilan belajar peserta didik. Pendapat pembelajaran matematika menurut House tersebut diungkapkan melalui pernyataan berikut: The relationship between student self-beliefs and mathematics achievement is critical for success and several approaches have been designed to foster positive student attitudes toward mathematics. The development of a supportive classroom environment and the selection of effective learning examples enhanced student motivation for learning mathematics. Likewise, cooperative learning strategies are generally associated with improved student achievement and more favorable attitudes toward mathematics. Maksud dari pendapat di atas yaitu hubungan antara kepercayaan diri peserta didik dan prestasi matematika sangat penting untuk keberhasilan dan beberapa pendekatan telah dirancang untuk mendorong sikap positif peserta didik terhadap matematika. Perlu pengembangan dari lingkungan kelas yang mendukung dan pemilihan pembelajaran yang efektif, sebagai contoh memotivasi peserta didik untuk meningkatkan belajar matematika. Demikian juga, strategi pembelajaran kooperatif umumnya terkait dengan pelajar yang meningkat prestasinya dan sikap yang lebih menguntungkan ke arah matematika. Berdasarkan pendapat di atas, hasil belajar dalam matematika dapat dikatakan sebagai perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah 16 mengalami aktivitas belajar menggunakan strategi pembelajaran kooperatif sebagai salah satu pilihan pembelajaran yang efektif untuk diterapkan. Pembelajaran efektif dilakukan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat menghasilkan hasil belajar berupa informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik dan sikap yang terbagi di ranah-ranah belajar tertentu, baik ranah kognitif, psikomotor ataupun afektif. Hasil belajar dalam penelitian ini menghasilkan hasil belajar dalam ranah kognitif yang dibuktikan dengan tes formatif. Tes formatif digunakan sebagai alat ukur daya tangkap peserta didik dalam memahami materi sifat dan jaring-jaring kubus dan balok pada mata pelajaran matematika. Sementara pengamatan terhadap aktivitas peserta didik digunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor, sehingga dapat diketahui tingkat keaktifan peserta didik.

2.1.5 Hakikat Matematika SD

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

KEEFEKTIFAN MODEL WORD SQUARE DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI UANG TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PEPEDAN PURBALINGGA

2 24 268

KEEFEKTIFAN MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN PANTUN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI KABUPATEN BAJARNEGARA

3 36 288

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI PESAN MELALUI TELEPON DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURBALINGGA KIDUL

0 26 352

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUKUSUMAN

11 133 334

KEEFEKTIFAN MODEL PICTORIAL RIDDLE DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGMANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

8 59 222

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang

0 32 299

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN WRITING DI KELAS V SEKOLAH DASAR

0 1 12