57
4.2.2 Uji Reliabilitas
Setelah diuji validitasnya, soal tersebut diuji reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas tidak dilakukan pada semua butir soal yang telah dibuat, melainkan
pada soal yang sudah valid. Jadi, soal yang akan diuji reliabilitasnya ada 25 butir soal yang sebelumnya telah diuji validitasnya. Pengujian reliabilitas menggunakan
rumus Kuder dan Richardson KR-21. Hasil uji reliabilitas yang diperoleh setelah data dihitung menggunakan KR-21, selengkapnya pada lampiran 13. Simpulan
dari nilai hasil penghitungan KR-21 dari 25 butir soal dapat dilihat melalui penghitungan berikut:
Penghitungan Reliabilitas Hasil Tes Uji Coba
Diketahui: n = 40; M = 25,42; V St
2
= 42,9 Jawaban:
, ,
. , ,
, . ,
, ,
, ,
, ,
,
58
Penghitungan Reliabilitas Hasil Tes Uji Coba Setelah dikurangi Soal yang tidak Valid
Diketahui: n = 25; M = 9,35; V St
2
= 39,4 Jawaban:
, ,
. , ,
, ,
, ,
, ,
, ,
Untuk pengujian reliabilitas biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,7 dan 0,8. Menurut Sekaran dalam Priyatno 2010: 98 reliabilitas kurang dari
0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Nilai dari KR-21 menunjukkan nilai 0,796 dan 0,884 dan jika mengacu pada
pendapat Sekaran berarti nilai 0,796 dan 0,884 di atas, tergolong dalam kategori dapat diterima untuk 40 butir soal, dan tergolong baik untuk 25 butir soal yang
valid, sehingga instrumen soal sudah terbukti reliabel.
4.2.3 Taraf Kesukaran
Soal yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, kemudian diuji taraf kesukarannya. Soal diuji taraf kesukarannya dengan tujuan supaya taraf kesukaran
59
soal diketahui. Jumlah taraf kesukaran 20 soal harus sesuai dengan persentase yang dibutuhkan. Persentase yang dibutuhkan yaitu 25 soal 5 butir soal dengan
taraf kesukaran mudah, 50 soal 10 butir soal dengan taraf kesukaran sedang, dan 25 soal 5 butir soal dengan taraf kesukaran sukar.
Taraf kesukaran dihitung dengan cara jumlah peserta didik yang menjawab dengan benar dibagi dengan jumlah seluruh peserta didik kelas uji coba. Jika
indeks kesukaran soal diperoleh untuk nomer tertentu bernilai antara 0,00 – 0,30, maka soal tersebut dikatakan soal sukar, sedangkan soal yang memiliki indeks
kesukaran antara 0,30 – 0,70, soal tersebut dikatakan soal sedang. Soal yang dikatakan mudah memiliki indeks kesukaran antara 0,71 – 1,00. Berikut hasil
penghitungan taraf kesukaran untuk 40 soal dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Analisis Indeks Kesukaran Butir Soal
No. Soal Nilai Indeks Kesukaran
Kategori No. Soal Nilai Indeks Kesukaran Kategori
1 0,88
Mudah
21 0,27
Sulit
2 0,73
Mudah
22 0,58
Sedang
3 0,77
Mudah
23 0,96
Mudah
4 0,88
Mudah
24 0,81
Mudah
5 0,19
Sulit
25 0,81
Mudah
6 0,73
Mudah
26 0,65
Sedang
7 0,88
Mudah
27 0,38
Sedang
8 0,62
Sedang
28 0,73
Mudah
9 0,58
Sedang
29 0,85
Mudah
10 0,65
Sedang
30 0,77
Mudah
11 0,92
Mudah
31 0,73
Mudah
12 0,42
Sedang
32 0,73
Mudah
13 0,46
Sedang
33 0,23
Sulit
14 0,27
Sulit
34 0,23
Sulit
15 0,69
Sedang
35 0,88
Mudah
16 0,50
Sedang
36 0,81
Mudah
17 0,69
Sedang
37 0,35
Sedang
18 0,81
Mudah
38 0,50
Sedang
19 0,81
Mudah
39 0,62
Sedang
20 0,77
Mudah
40 0,27
Sulit
60
Berdasarkan hasil penghitungan taraf kesukaran soal di atas, maka dapat diketahui taraf kesukaran untuk 20 soal yang sudah valid dan reliabel. Hasil dari
penghitungan taraf kesukaran 20 soal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
Tabel 4.5 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal
No. Soal Nilai IK
Kategori No. Soal
Nilai IK Kategori
21 0,27
Sulit
31 0,73
Mudah
22 0,58
Sedang
32 0,73
Mudah
3 0,77
Mudah
33 0,23
Sulit
24 0,81
Mudah
14 0,27
Sulit
5 0,19
Sulit
15 0,69
Sedang
26 0,65
Sedang
16 0,50
Sedang
27 0,38
Sedang
37 0,35
Sedang
8 0,62
Sedang
38 0,50
Sedang
9 0,58
Sedang
39 0,62
Sedang
30 0,77
Mudah
40 0,27
Sulit IK :
Indeks Kesukaran
Analisis indeks kesukaran 20 butir soal di atas, menunjukan bahwa terdapat
5 butir soal sulit, 10 butir soal sedang, dan 5 butir soal mudah. Jumlah klasifikasi indeks kesukaran soal tersebut sudah memenuhi syarat untuk persentase taraf
kesukaran soal yang dibutuhkan.
4.2.4 Daya Pembeda Butir Soal