Daya Pembeda Butir Soal

60 Berdasarkan hasil penghitungan taraf kesukaran soal di atas, maka dapat diketahui taraf kesukaran untuk 20 soal yang sudah valid dan reliabel. Hasil dari penghitungan taraf kesukaran 20 soal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini. Tabel 4.5 Analisis Indeks Kesukaran 20 Butir Soal No. Soal Nilai IK Kategori No. Soal Nilai IK Kategori 21 0,27 Sulit 31 0,73 Mudah 22 0,58 Sedang 32 0,73 Mudah 3 0,77 Mudah 33 0,23 Sulit 24 0,81 Mudah 14 0,27 Sulit 5 0,19 Sulit 15 0,69 Sedang 26 0,65 Sedang 16 0,50 Sedang 27 0,38 Sedang 37 0,35 Sedang 8 0,62 Sedang 38 0,50 Sedang 9 0,58 Sedang 39 0,62 Sedang 30 0,77 Mudah 40 0,27 Sulit IK : Indeks Kesukaran Analisis indeks kesukaran 20 butir soal di atas, menunjukan bahwa terdapat 5 butir soal sulit, 10 butir soal sedang, dan 5 butir soal mudah. Jumlah klasifikasi indeks kesukaran soal tersebut sudah memenuhi syarat untuk persentase taraf kesukaran soal yang dibutuhkan.

4.2.4 Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal dihitung dengan cara membagi peserta didik pada kelas uji coba menjadi dua kelompok. Pembagian dua kelompok tersebut dimulai dengan mengurutkan jumlah nilai tertinggi sampai jumlah nilai terendah. Setelah kelas tersebut diurutkan, kemudian urutan nilai tersebut dibagi kedalam kedua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Pada kelompok atas, 61 proporsi peserta didik P A dihitung dari membagi jumlah peserta didik yang menjawab benar di kelompok atas dengan jumlah peserta didik kelas atas, sedangkan pada kelompok bawah, proporsi peserta didik P B dihitung dari membagi jumlah peserta didik yang menjawab benar di kelompok bawah dengan jumlah peserta didik kelas bawah. Langkah berikutnya, hasil proporsi peserta didik kelas atas P A dikurangi dengan hasil proporsi kelas bawah P B , sehingga dihasilkan nilai daya pembeda tiap butir soal. Nilai daya pembeda diklasifikasikan sesuai dengan nilai daya pembeda D yang diperoleh. Nilai D= 0,00-0,20 menunjukkan nilai D jelek, nilai D= 0,21-0,40 menunjukkan nilai D cukup, nilai D= 0,41-0,70 menunjukkan nilai D baik, dan nilai D= 0,71-1,00 menunjukkan nilai D baik sekali. Untuk nilai D yang bernilai negative sebaiknya tidak dipakai. Nilai daya pembeda yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai yang berklasifikasi cukup sampai baik sekali. Hasil penghitungan daya pembeda 40 butir soal ada pada lampiran 14. Berikut nilai daya pembeda 20 butir soal yang dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Analisis Daya Pembeda Butir Soal No. Soal Nilai Daya Pembeda Klasifikasi No. Soal Nilai Daya Pembeda Klasifikasi 21 0,38 Cukup 31 0,38 Cukup 22 0,54 Baik 32 0,38 Cukup 3 0,31 Cukup 33 0,31 Cukup 24 0,23 Cukup 14 0,23 Cukup 5 0,23 Cukup 15 0,31 Cukup 26 0,38 Cukup 16 0,38 Cukup 27 0,31 Cukup 37 0,23 Cukup 8 0,77 Baik Sekali 38 0,23 Cukup 9 0,54 Baik 39 0,77 Baik Sekali 30 0,31 Cukup 40 0,23 Cukup 62 Berdasarkan analisis daya pembeda 20 butir soal di atas, diperoleh hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal. Hasil klasifikasi daya pembeda tiap butir soal memiliki klasifikasi cukup, baik, dan baik sekali. Dikarenakan hasil analisis daya pembeda 20 butir soal cukup, baik, dan baik sekali, maka 20 butir soal tersebut layak untuk dijadikan instrumen penelitian.

4.3 Hasil penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

KEEFEKTIFAN MODEL WORD SQUARE DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI UANG TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PEPEDAN PURBALINGGA

2 24 268

KEEFEKTIFAN MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN PANTUN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI KABUPATEN BAJARNEGARA

3 36 288

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI PESAN MELALUI TELEPON DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURBALINGGA KIDUL

0 26 352

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUKUSUMAN

11 133 334

KEEFEKTIFAN MODEL PICTORIAL RIDDLE DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGMANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

8 59 222

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang

0 32 299

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN WRITING DI KELAS V SEKOLAH DASAR

0 1 12