Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA

30 5 Hasil diskusi ditandai oleh pasangan antara anggota kelompok pembawa kartu pertanyaan dengan anggota kelompok pembawa kartu jawaban. 6 Pasangan-pasangan tersebut wajib memberikan pertanyaan dan jawaban yang dibawanya kepada kelompok penilai. 7 Penilai menilai jawaban pasangan-pasangan yang terbentuk dari diskusi. 8 Pelaksanaan make a match dapat diulangi hingga semua peserta didik dalam kelas mengalami berada dalam ketiga kelompok di atas dengan perannya masing-masing. Suprijono 2011: 94

2.2 Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian relevan yang mengangkat tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match di tingkat sekolah dasar dalam pembelajaran matematika telah banyak dipublikasikan. Banyak hasil yang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe make a match merupakan model pembelajaran yang efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika di tingkat SD. Penelitian eksperimen yang menguji keefektifan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Seri Ningsih dengan judul “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Make A Match ditinjau dari Aktivitas Belajar Peserta didik Penelitian pada Peserta Didik SD Negeri Kelas V Kecamatan Pontianak Kota di Kota Pontianak Tahun Ajaran 20092010”. Materi yang diteliti yaitu materi luas bangun datar trapesium dan layang-layang. Populasi penelitian ini adalah seluruh 31 peserta didik kelas V semester ganjil SD Negeri Kecamatan Pontianak Kota di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat tahun pelajaran 20092010 yang berjumlah 18 SD. Total sampel penelitian ini adalah 180 peserta didik, terdiri dari 93 peserta didik pada kelompok eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif teknik make a match dan 87 peserta didik pada kelompok kontrol dengan model pembelajaran Direct Instruction. Hasil dari penelitian tersebut adalah pada peserta didik yang memiliki aktivitas belajar tinggi, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika, baik menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match maupun model pembelajaran Direct Instruction. Pada peserta didik yang memiliki aktivitas belajar sedang, tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika, baik menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match maupun model pembelajaran Direct Instruction. Pada peserta didik yang memiliki aktivitas belajar rendah, prestasi belajar matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik make a match lebih baik daripada model pembelajaran Direct Instruction. Penelitian menggunakan model make a match juga pernah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan melakukan pembagian yang dilakukan oleh Robiatul Adawiyah 2011 dengan judul penelitian “Penerapan Model Make A Match untuk Meningkatkan Kemampuan Melakukan Pembagian pada Peserta Didik Kelas III MI. Miftahul Huda Gerongan Kraton Pasuruan”. Menurut hasil pengamatan dalam pembelajaran matematika oleh Robiatul Adawiyah 2011, pembelajaran matematika hendaknya diberikan sejak dini kepada peserta didik dengan model pembelajaran yang membuat peserta didik aktif dan senang dalam mempelajari matematika. Namun pembelajaran matematika selama ini masih berpusat pada 32 guru, sehingga peserta didik cenderung pasif dalam pembelajaran matematika. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 18 peserta didik dengan nilai rata- rata awal 33,12, setelah dilakukan siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 54,12, siklus II nilai rata-ratanya peserta didik menjadi 75. Hai ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar menggunakan model make a match. Berdasarkan permasalahan yang didukung data empiris yang memiliki kesamaan latar belakang, kesamaan mata pelajaran matematika, dan persamaan model pembelajaran tersebut dibutuhkan pembaharuan proses pembelajaran matematika di SD. Salah satu upaya pembaharuan yang dapat dilakukan yaitu dengan memperbaiki proses pembelajaran menggunakan model yang lebih tepat yang menyebabkan peserta didik aktif dan senang dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan model-model yang dapat menjadi acuan untuk perbaikan pembelajaran matematika, salah satunya yaitu model kooperatif tipe make a match.

2.3 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif metode make A match terhadap pemahaman konsep matematika siswa

4 18 201

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

KEEFEKTIFAN MODEL WORD SQUARE DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI UANG TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PEPEDAN PURBALINGGA

2 24 268

KEEFEKTIFAN MODEL MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN PANTUN PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KARANGJATI KABUPATEN BAJARNEGARA

3 36 288

KEEFEKTIFAN PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI PESAN MELALUI TELEPON DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PURBALINGGA KIDUL

0 26 352

PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI MANGKUKUSUMAN

11 133 334

KEEFEKTIFAN MODEL PICTORIAL RIDDLE DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 KARANGMANYAR KABUPATEN PURBALINGGA

8 59 222

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Negeri Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang

0 32 299

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE-A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR.

0 2 5

MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN WRITING DI KELAS V SEKOLAH DASAR

0 1 12