Perumusan Masalah Strategy of capture fisheries development in nunukan regency East Kalimantan, Indonesia Malaysia Border
dibangun bukan hanya antar awak kapal, tetapi juga antara awak kapal dengan pemilik kapal yang sering kali tidak ikut dalam operasi penangkapan tersebut.
Hal ini dapat dipahami karena segala kemungkinan dapat terjadi di tengah laut yang berakibat pada hilangnya armada penangkapan. Bahkan kalau tidak ada
kerjasama dan saling kepercayaan, maka bisa saja terjadi moral hazard dari awak kapal dengan memanipulasi produksi hasil tangkapan yang didapatkan ataupun
kondisi dan keberadaan unit penangkapannya sendiri. Nelayan juga mempunyai sifat kemandirian yang besar. Anggapan ini
berasal dari kondisi lingkungan dan mata pencaharian menangkap ikan. Mereka dipaksa untuk mengambil keputusan secara cepat dan sering berhadapan dengan
ketidakpastian – keputusan yang mempunyai efek segera terhadap keselamatan
kapal dan waknya ataupun keberhasilan operasi penangkapannya itu sendiri. Lebih dari itu, nelayan di laut jauh dari pertolongan masyarakat banyak di darat.
Di laut, mereka melakukan tugas yang rumit secara mandiri, dengan sedikit komunikasi lisan.
Charles 2001 membagi perikanan komersial ke dalam dua katagori yaitu perikanan artisanal perikanan skala kecil dan perikanan industri perikanan skala
besar. Beberapa ciri dari perikanan tradisional adalah 1 ketergantungan yang tinggi terhadap keluarga, kesempatan bekerja di luar nelayan relatif kecil, kadang
pendapatan yang diperoleh relatif kecil, 2 kapal yang digunakan relatif kecil dan biasanya merupakan milik sendiri, 3 sering kali lebih menerapkan sistem bagi
hasil antara pemilik kapal, nakhoda dan anak buah kapal daripada menggunakan sistem penggajian, 4 umumnya relatif jauh dari pusat aktifitas ekonomi dan
politik seperti di pedesaan dan 5 sering dipandang oleh analis kebijakan dalam satu dari dua yang berbeda : sebagai obyek untuk aktifitas modernisasi dan
rasionalisasi atau sebagai orang atau kelompok yang mendapat perlakuan dari kekuatan ekonomi eksternal dan memerlukan perlindungan.
Lebih lanjut Orbach dalam Charles 2001 mengatakan bahwa sumberdaya manusia perikanan tidak terbatas pada nelayan saja, tetapi juga pihak-pihak lain
yang terkait dengan penangkapan dari habitat tersebut. Untuk setiap nelayan komersial, terdapat tiga kelompok SDM dalam aktifitas tersebut yaitu keluarga
dan masyarakat dalam konteks sosial dan politik, orang-orang yang bekerja di
galangan kapal, supplier, fasilitas pelayanan yang secara integral bergantung pada aktifitas penangkapan dan distributor, pedagang dan konsumen yang menciptakan
permintaan produk tersebut. Sektor pasca penangkapan juga memiliki peranan yang cukup penting
terlebih dikaitkan dengan maksimisasi manfaatkeuntungan dari setiap ikan yang ditangkap secara berkelanjutan. Pendekatan pembangunan berkelanjutan
mendorong jumlah ikan yang terbatas dapat dimanfaatkan secara efisien untuk tujuan-tujuan pemenuhan kebutuhan nutrisi, ketenagakerjaan, dan pembangunan
sosial ekonomi. Hal tersebut sangat relevan dengan sektor pasca penangkapan, yang dibutuhkan untuk mengurangi limbah dan penyusutan pasca penangkapan,
maksimisasi nilai tambah added value melalui pengolahan, membangun dan atau memperbaiki sistem distribusi dan pemasaran, dan mengintegrasikan
perikanan ke dalam upaya-upaya pembangunan pedesaan secara keseluruhan. Pemasaran merupakan aktifitas penting dalam perikanan. Dalam konteks
komersial, suatu tangkapan yang baik hanya bermanfaat apabila hasil tangkapan tersebut dijual. Marketing merupakan aktifitas pengalokasian dan penyusunan
suatu pasar khususnya pembeli untuk hasil tangkapan yang didapatkan oleh nelayan, koperasi perusahaan atau masyarakat.
Sistem Pengelolaan Perikanan
Charles 2001 mengatakan bahwa secara ide dasar pembangunan perikanan bertujuan untuk menginisiasi suatu yang baru, memperbaiki kondisi
yang ada dari sistem perikanan yang memberikan keuntungan secara berkelanjutan. Secara umum, proses pembangunan perikanan terdiri dari dua
tahapan yaitu menduga tingkat pemanfaatan sumberdaya yang berkelanjutan menghitung tingkat tangkapan yang berkelanjutan dan hubungannya dengan
ukuran armada dan membangun input sumberdaya manusia dan sumberdaya fisik supaya mendapatkan manfaat dari sumberdaya alam yang ada.
Pembangunan perikanan merupakan suatu proses yang penting yang mencakup upaya-upaya meningkatkan manfaat benefit secara berkesinambungan
tidak hanya melalui pelaksanaan ukuran-ukuran manajemen, tetapi melalui perbaikan-perbaikan improvement beberapa hal pada sistem perikanan. Hal
tersebut dapat berupa 1 pendampingan nelayan untuk meningkatkan kemampuan