7 PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLA PERIKANAN TANGKAP DI PERBATASAN
7.1 Kajian Peraturan dan Kebijakan Pengelolaan
Pengaturan dan pengelolaan perikanan tangkap di wilayah perbatasan belum secara spesifik diatur dalam perundang-undangan yang ada. Peraturan
yang ada mengatur pengelolaan wilayah perbatasan secara umum atau pengelolaan perikanan dan belum mengatur pengelolaan perikanan secara spesifik
di wilayah perbatasan. Perundang-undangan yang mengatur tersebut diantaranya adalah :
1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1973 tentang Landas Kontinen
Indonesia
Undang-undang ini menjelaskan mengenai pengertian landas kontinen, eksploitasi dan pengelolaannya. Dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan landas
kontinen adalah dasar laut dan tanah dibawahnya diluar perairan wilayah Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 4 Prp.
Tahun 1960 sampai kedalaman 200 meter atau lebih, dimana masih mungkin diselenggarakan eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam. Lebih jauh dijelaskan
bahwa yang dimaksud dengan kekayaan alam adalah mineral dan sumber yang tak bernyawa lainnya didasar laut danatau di dalam lapisan tanah dibawahnya
bersama dengan organisme hidup yang termasuk dalam jenis sedinter yaitu organisme yang pada masa perkembangannya tidak bergerak baik diatas maupun
dibawah dasar laut atau tak dapat bergerak kecuali dengan cara selalu menempel pada dasar laut atau lapisan tanah dibawahnya pasal 1. Dalam melaksanakan
eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam di landas kontinen harus diindahkan dan dilindungi kepentingan kepentingan pertahanan dan keamanan nasional,
perhubungan, telekomunikasi dan transmisi listrik dibawah laut, perikanan, penyelidikan oceanografi dan penyelidikan ilmiah lainnya dan cagar alam.
2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia
Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia adalah jalur di luar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia sebagaimana ditetapkan berdasarkan undang
undang yang berlaku tentang perairan Indonesia yang meliputi dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar 200 dua ratus mil laut diukur
dari garis pangkal laut wilayah Indonesia pasal 2. Apabila Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif negara-negara
yang pantainya saling berhadapan atau berdampingan dengan Indonesia, maka batas zona ekonomi eksklusif antara Indonesia dan negara tersebut ditetapkan
dengan persetujuan antara Republik Indonesia dan negara yang bersangkutan pasal 3.
Pasal 4 UU ini menyatakan bahwa di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Republik Indonesia mempunyai dan melaksanakan :
1 Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pengelolaan dan konservasi sumber daya alam hayati dan non hayati dari dasar laut dan tanah
di bawahnya serta air diatasnya dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk eksplorasi dan eksploitasi ekonomis zona tersebut, seperti pembangkitan
tenaga dari air, arus dan angin. 2 Yurisdiksi yang berhubungan dengan 1 pembuatan dan penggunaan pulau-
pulau buatan, instalasi-instalasi dan bangunan-bangunan lainnya 2 penelitian ilmiah mengenai kelautan 3 perlindungan dan pelestarian lingkungan laut.
3 Hak-hak lain dan kewajiban-kewajiban lainnya berdasarkan Konvensi Hukum Laut yang berlaku.
Dalam rangka melaksanakan hak berdaulat, hak-hak lain, yurisdiksi dan kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 diatas, aparatur
penegak hukum Republik Indonesia yang berwenang, dapat mengambil tindakan- tindakan penegakan hukum sesuai dengan Undang undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, dengan pengecualian sebagai berikut :
1 Penangkapan terhadap kapal danatau orang-orang yang diduga melakukan pelanggaran di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia meliputi tindakan
penghentian kapal sampai dengan diserahkannya kapal danatau orang-orang tersebut di pelabuhan dimana perkara tersebut dapat diproses lebih lanjut.