Tabel 10 Jumlah penduduk tiap kecamatan menurut jenis kelamin dan
rasio jenis kelamin 2009
Kecamatan Laki-laki
Perempuan Rasio Jenis Kelamin
Krayan 4.863
4.195 115,92
Krayan Selatan 1.282
1.090 117,51
Lumbis 5.059
4.575 110,58
Sembakung 4.502
4.078 110,40
Nunukan 24.940
22.116 112,77
Nunukan Selatan 5.586
4.867 114,77
Sebuku 6.715
5.521 121,36
Sebatik 11.410
10.200 111,86
Sebatik Barat 6.015
5.528 108,81
Jumlah 70.372
62.170 113,19
Sumber : BPS Kab. Nunukan, 2010
4.3 Ketenagakerjaan
Persentase penduduk usia kerja masih lebih banyak yang tergolong dalam angkatan kerja daripada yang bukan angkatan kerja. Penduduk yang tergolong
angkatan kerja mencapai 64,89 persen, dimana 61,03 persen nya merupakan mereka yang bekerja, sementara 3,86 persen tergolong pengangguran atau sedang
mencari pekerjaan. Sementara itu untuk golongan bukan angkatan kerja masih didominasi oleh kegiatan mengurus rumah tangga yang mencapai 22,30 persen
kemudian disusul sekolah sebesar 9,49 persen dan lainnya sebesar 3,32 persen.
Tabel 11 Persentase penduduk berumur 15 tahun keatas menurut kegiatan
utama 2003 – 2009
Keterangan 2003
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Angkatan Kerja Bekerja
55,31 51,28
48,63 44,76
58,49 50,90
61,03 Mencari Kerja
2,14 2,33
7,27 10,62
3,28 4,14
3,86 Bukan Angkatan Kerja
Sekolah 8,41
7,69 17,88
17,51 8,88
8,54 9,49
Mengurus Rumah Tangga
29,27 30,46
20,79 23,53
24,20 29,79
22,30 Lainnya
4,86 8,24
5,43 3,58
5,15 6,63
3,32 Sumber : BPS Kab. Nunukan, 2010
Sektor pertanian masih merupakan sektor penggerak utama roda perkonomian masyarakat Kabupaten Nunukan. Kabupaten yang wilayahnya
sebagian besar berada di daratan Pulau Kalimantan, dilihat dari jumlah penduduknya yang bekerja terlihat persentase terbesar lapangan usahanya adalah
sektor pertanian yaitu mencapai 54,60 persen, yang kemudian diikuti sektor
keuangan dan jasa-jasa yaitu 20,28 persen. Selanjutnya sektor perdagangan yang mencapai 10,06 persen seperti terlihat dalam Tabel 12.
Tabel 12 Persentase penduduk usia kerja yang bekerja menurut lapangan
usaha utama tahun 2009
Lapangan Usaha Utama Jumlah tenaga kerja
2008 2009
Pertanian 77,04
52,34 Pertambangan dan Penggalian
0,08 1,53
Industri 1,11
0,63 Listrik, Gas dan Air
0,22 1,10
Konstruksi 2,15
5,24 Perdagangan
5,81 9,96
Transportasi dan Komunikasi 3,48
4,41 Keuangan dan Jasa-jasa
0,43 2,15
Lainnya 8,36
20,37 Jumlah
100,00 100,00
Sumber : BPS Kab. Nunukan, 2010
Rasio antara angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja dikenal dengan istilah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK, yang notabene
merupakan besarnya jumlah penduduk masuk dalam pasar kerja. TPAK pada tahun 2006 sebesar 55,38 persen dan pada tahun 2009 sebesar 64,86 persen.
Penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan disebut menganggur unemployed. Jadi pengangguran termasuk mereka yang tidak
bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, telah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja dan yang di PHK Pemutusan Hubungan Kerja tetapi masih berhasrat
untuk bekerja. Angka Pengangguran Terbuka merupakan perbandingan antara jumlah pencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Angka tersebut sering disebut
juga dengan Tingkat Pengangguran Terbuka TPT. Tingkat Pengangguran Terbuka mencerminkan jumlah orang yang kegiatannya mencari kerja untuk
setiap seratus orang angkatan kerja. Perubahan kondisi perekonomian suatu daerah akan mempengaruhi profil ketenagakerjaan di daerah tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung. Perbandingan antara Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK, Tingkat Pengangguran Terbuka TPT serta Tingkat
Kesempatan Kerja TKK terlihat dalam Tabel 13.
Tabel 13 TPAK, TPT dan TKK tahun 2006-2009
Item 2006
2007 2008
2009
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK
55,38 61,77
55,05 64,89
Tingkat Pengangguran Terbuka TPT 19,17
5,31 7,53
5,94 Tingkat Kesempatan Kerja TKK
80,83 94,69
92,47 94,06
Sumber: BPS Kab. Nunukan, 2010
Secara umum tingkat pengangguran terbuka menunjukkan angka 5,94 persen. Besarnya angka pengangguran terbuka ini disebabkan karena angka ini
selain mereka yang benar-benar menganggur juga mencakup mereka yang sudah bekerja tetapi masih mencari pekerjaan. Kebijakan tentang ketenagakerjaan pada
umumnya tidak hanya diarahkan pada besarnya angka pengangguran terbuka namun juga pada produktivitas tenaga kerja yang rendah. Penyebab rendahnya
produktivitas tenaga kerja adalah kualitas sumberdaya manusia yang rendah, upah yang rendah dan ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikanketrampilan
dengan bidang pekerjaan yang dilakukan mismatching. Berbicara masalah tingkat pengangguran terbuka maka sangat erat
kaitannya dengan Tingkat Kesempatan Kerja TKK. Pengertian kesempatan kerja adalah banyaknya penduduk usia kerja yang terserap dalam pasar kerja atau
penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja. Tingkat kesempatan kerja merupakan komplemen dari tingkat pengangguran terbuka. Jika tingkat pengangguran terbuka
semakin besar maka kesempatan kerja akan semakin kecil dan sebaliknya jika tingkat pengangguran terbuka semakin kecil maka kesempatan kerja akan semakin
besar. Berkaitan dengan penjelasan diatas, bila dilihat tingkat kesempatan kerja
di Kabupaten Nunukan tahun 2009 berlawanan dengan besarnya tingkat pengangguran terbuka yaitu sebesar 94,06 yang berarti dari setiap 100 orang
penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja sekitar 94 orang terserap dalam pasar kerja atau sudah bekerja.
Berdasarkan indicator ketenagakerjaan Tabel 14 terlihat bahwa upah minimum yang berlaku belum menjamin pemenuhan kebutuhan hidup yang layak.
Pada tahun 2009, rata-rata kebutuhan hidup layak mencapai 1.555.938 rupiah, sedangkan upah minimum regional mencapai 960.000,00 rupiah. Artinya, untuk