Pembahasan Strategy of capture fisheries development in nunukan regency East Kalimantan, Indonesia Malaysia Border

udangan masing-masing dengan produksi 26 ribu ton dan 6 ribu ton ; sedangkan cumi-cumi dan ikan lainnya masing-masing seribu ton. Gambar 12 Produksi penangkapan ikan di WPP RI 716 tahun 2010 ribuan ton Nelayan Kabupaten Nunukan sendiri yang sebagian besar merupakan nelayan tradisional masih melakukan penangkapan hanya di sekitar perairan pantai Nunukan. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai daerah-daerah penangkapan tersebut berkisar antara setengah jam sampai satu jam. Daerah penangkapan ikan di Kabupaten Nunukan dapat dibagi dalam beberapa zona penangkapan sesuai dengan alat tangkap yang digunakan oleh nelayan setempat. Daerah Muara Sungai Sebuku sampai di sebelah selatan Pulau Nunukan yaitu di antara Tanjung Cantik dan Pulau Pukat merupakan daerah operasi jaring kantong trawl atau dogol yang ditarik dengan kapal motor di bawah 5 GT. Sedangkan daerah operasi penangkapan dengan alat pancing hampir di semua perairan Kabupaten Nunukan. Di sepanjang pantai Pulau Sebatik sampai Tanjung Arus merupakan daerah operasi jaring klitik pukat gondrong dan jaring insang gillnet. Daerah penangkapan kerang dara terdapat di sekitar Tanjung Cantik, di pantai timur Pulau Nunukan dan di sebelah selatan Pulau Tinabasan. Sedangkan daerah pengkapan tiram terdapat di sekitar Pulau Tinabasan. Daerah operasi alat tangkap tanang hampang dan jermal kelong terdapat di sekitar pantai timur Pulau Nunukan. Sedangkan di sebelah utara Pulau Bukat dan di sebelah selatan Pantai Nunukan merupakan daerah operasi alat tangkap julu tugu. Berdasarkan 20 40 60 80 100 120 Pelagis Besar Pelagis Kecil Demersal Udang-udangan Cumi-cumi Lainnya 111 69 26 6 1 1 sebaran geografisnya, nelayan Kabupaten Nunukan tersebar di sepanjang pantai Pulau Sebatik dan Pulau Nunukan. Rincian konsentrasi nelayan tersebut untuk wilayah Pulau Sebatik meliputi Liang Bunyu, Bina lawan, Mantikas Muara, Setabu, Balang Situ, Tembaring, Tanjung Karang, Sungai Bajau, Tanjung Aru, Sungai Nyamuk dan Sungai Pancang, sedangkan Pulau Nunukan meliputi Sungai Balong, Sungai Menteri, Kampung Pukat, Pangkalan, Sedadap, Tanjung Harapan, Semeng Kado dan Sungai Fatimah. Produksi perikanan laut Kabupaten Nunukan selama tahun 2005-2010, berfluktuasi, meski secara rata-rata pertumbuhan tahunannya relatif meningkat. Pada tahun 2006, produksi perikanan laut mencapai 4.051,17 ton menurun 1,67 bila dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 4.120,17 ton. Penurunan produksi juga terjadi pada tahun 2009 sebesar 27,33 yang hanya 3.348,22 ton dari tahun sebelumnya yang mencapai 4.607,38 ton.Produksi mengalami pertumbuhan rata-rata 0,39 sebagaimana disajikan pada Gambar 13. Gambar 13 Produksi perikanan laut Kab. Nunukan tahun 2005-2010 Proporsi produksi penangkapan ikan Kabupaten Nunukan dibandingkan dengan Propinsi Kalimantan Timur masih relatif kecil yaitu sekitar 5 . Terlebih lagi bila dibandingkan dengan produksi hasil tangkapn WPP RI 716 yang hanya 0,76 . Hal ini menunjukkan bahwa perikanan laut Nunukan masih perlu 4.120,17 4.051,17 4.439,26 4.607,38 3.348,22 3.937,84 0,00 500,00 1.000,00 1.500,00 2.000,00 2.500,00 3.000,00 3.500,00 4.000,00 4.500,00 5.000,00 2005 2006 2007 2008 2009 2010 J um la h pr o duk si t o n dikembangkan dengan melakukan upaya penangkapan ikan yang relatif lebih jauh dari fishing base-nya. Hasil tangkapan yang diperoleh per trip penangkapan berkisar antara 40 kg sampai 100 kg. Peningkatan jumlah hasil tangkapan tersebut terutama disebabkan karena berkurangnya trip penangkapan Tabel 17. Hal ini sangat terlihat pada tahun 2008 dimana jumlah trip penangkapan hanya 47.660 trip yang sangat menurun dibanding tahun sebelumnya. Penurunan trip penangkapan ternyata meningkatkan hasil tangkapan per tripnya. Tabel 17 Hasil tangkapan per upaya penangkapan ikan tahun 2005-2010 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jumlah produksi ton 4.120,17 4.051,17 4.439,26 4.607,38 3.348,22 3.937,84 Jumlah trip trip penangkapan 101.495 100.752 105.876 45.660 64.824 43.550 CPUE kgtrip 40,59 40,20 41,92 100,90 51,65 90,42 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Nunukan, 2011diolah Nilai produksi perikanan laut Kab. Nunukan secara umum mengalami peningkatan meski pada tahun 2006 mengalami penurunan 2,94 dibandingkan tahun sebelumnya. Sejalan dengan penurunan produksi, nilai produksi pada tahun 2009 juga mengalami penurunan 4,51 sehingga rata-rata pertumbuhan nilai produksi periode 2005-2010 sebesar 4,03 per tahun. Gambar 14 Nilai produksi perikanan laut Kab. Nunukan tahun 2005-2010 65.625 63.696 69.184 74.535 71.173 79.172 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Nila i pro du k si perik a na n la ut j uta

6.2 Komoditas Ikan Unggulan

Komoditas unggulan adalah komoditas ikan yang layak diusahakan saat ini dan di masa yang akan datang. Dalam penelitian ini, kriteria komoditas unggulan adalah komoditas yang cukup tersedia, mempunyai nilai ekonomi tinggi dan mempunyai keunggulan komparatif untuk komoditas yang sama dibandingkan dengan wilayah penghasil lainnya. Ketersediaan sumberdaya didekati dengan nilai pertumbuhan produksi penangkapan yang positif dan relatif meningkat setiap tahunnya dan relatif tersedia selama lima tahun terakhir. Nilai ekonomi didekati dengan melihat pertumbuhan nilai produksiproduksi. Sedangkan komoditas didekati dengan menggunakan metode Location Quation. Berdasarkan hasil perhitungan skoring Tabel 18 dan Lampiran 1 diketahui bahwa terdapat 11 komoditas ikan unggulan dari Kabupaten Nunukan yaitu udang putih, bawal hitam, teri, tenggiri, bawal putih, udang bintik, kerapu lumpur, arut gerot-gerot, kuweputih, pari kembang dan kurau. Udang putih mempunyai kekuatan hampir di semua kriteria. Produksi udang putih tersedia sepanjang tahun selama pada tahun 2010 relatif banyak yaitu 173 ton, dengan pertumbuhan produksi rata-rata yang relatif tinggi. Harga udang putih di pasaran juga relatif baik dibandingkan dengan yang lain yaitu Rp33.000,00kg nya. Demikian pula halnya dengan ikan bawal yang mempunyai kekuatan pada ketersediaan dan pertumbuhannya. Tidak semua jenis ikan yang menjadi komoditas unggulan mempunyai kekuatan di semua kriteria artinya pada kriteria tertentu mempunyai kekuatan tetapi pada kriteria yang lain tidak. Jenis ikan dengan volume produksi yang relatif banyak secara kuantitas adalah udang putih, bawal hitam, teri, tenggiri, udang bintik dan gerot-gerot. Sedangkan produksi jenis ikan yang lainnya relatif sedikit. Seluruh jenis komoditas unggulan mempunyai kontinuitas yang relatif tinggi artinya jenis-jenis ikan tersebut selama lima tahun terakhir tertangkap oleh nelayan. Pertumbuhan produksi semua jenis ikan relatif tinggi kecuali untuk ikan gerot-gerot dan ikan kurau. Sedangkan jenis ikan yang mempunyai harga yang tinggi adalah bawal putih, udang putih, bawal hitam dan kurau. Tabel 18 Komoditas unggulan berdasarkan perhitungan skoring No Nama Ikan Nilai Skoring Nama Indonesia Pro d u k si k o n tin u itas p er tu m b u h an p ro d u k si n ilai p ro d u k sip ro d u k si LQ T o tal 1 Udang putih Penaeus merguiensis 5 5 5 4 1 20 2 Bawal hitam Formio niger 4 5 5 4 2 20 3 Teri Stolephorus spp 5 4 5 3 2 19 4 Tenggiri Scomberomorus commerson 5 5 5 2 2 19 5 Bawal putih Pampus argenteus 1 5 5 5 3 19 6 Udang bintik 5 5 5 2 1 18 7 Kerapu lumpur Epinephelus tauvina 1 5 5 2 5 18 8 Arut gerot-gerot Pomadasys maculatus 5 5 1 1 5 17 9 Kuweputih Caranx spp 2 5 5 3 2 17 10 Pari kembangpari macan Dasyatis spp 2 5 5 1 3 16 11 Kurau Eleutheronema tetradactylum 1 5 1 4 5 16 Sumber : Hasil olahan data

6.3 Tingkat Teknologi Penangkapan Ikan

Jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Nunukan selama tahun 2005-2010 relatif berfluktuasi dengan pertumbuhan rata-rata -3 per tahun. Artinya pada kurun waktu tersebut terjadi kecenderungan penurunan jumlah armada penangkapan ikan Gambar 15. Gambar 15 Perkembangan jumlah armada penangkapan ikan di Kabupaten Nunukan tahun 2005-2010 Berdasarkan sebarannya, armada penangkapan ikan paling banyak terdapat di Kecamatan Sebatik yaitu 68 , sisanya tersebar di empat kecamatan lainnya yaitu Kec. Nunukan 16 , Kec. Nunukan Selatan 8 , Kec. Sembakung dan Kec. Sebatik Barat masing-masing 4 . Gambar 16. Gambar 16 Sebaran armada penangkapan ikan di Kabupaten Nunukan tahun 2010 unit Nelayan Nunukan sebagian besar menggunakan alat tangkap payang, jaring insang, serok, jarring angkat dan alat pengumpul kerang. Alat tangkap tersebut berjumlah diatas seratus unit setiap tahunnya. Oleh karena itu dapat 2.116 2.072 2.284 1.528 1.516 1.679 - 500 1.000 1.500 2.000 2.500 2005 2006 2007 2008 2009 2010 J um la h a rm a da un it 66 267 130 1.141 75 Sembakung Nunukan Nunukan Selatan Sebatik Sebatik Barat - 200 400 600 800 1.000 1.200 dikatakan bahwa alat tangkap yang digunakan masih relatif tradisional dengan tingkat produktivitas penangkapan yang relatif kecil. Disamping itu juga terdapat alat tangkap lainnya seperti pukat pantai, bagan, rawai dan lain-lain. Tabel 19 Perkembangan jumlah alat tangkap di Kabupaten Nunukan tahun 2005-2010 Jenis Alat Tangkap Jumlah Alat tangkap 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Payang termasuk lampara 708 677 639 13 Dogo Lampara dasar, cantrang 86 83 81 124 15 107 Pukat Pantai Jaring Arad 45 44 42 18 0 0 Jaring Insang Hanyut 579 554 499 836 695 438 Jaring Insang Tetap 208 178 Jaring tiga lapis 331 324 527 Bagan Tancap 45 44 285 191 181 373 Jaring angkat lainnya 154 150 280 1 62 11 Rawai Hanyut Lainnya 45 Rawai tetap 33 33 30 62 100 34 Pancing tonda 9 3 Pancing ulur 40 41 47 7 35 Serok 844 857 836 120 2 11 Bubu 288 291 293 97 1 7 Perangkap lainnya 1279 1299 1299 47 131 54 Alat pengumpul kerang 128 125 126 14 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab Nunukan, 2011 Produktivitas penangkapan di Kabupaten Nunukan masih relatif rendah yaitu 95 kgtrip pada tahun 2008. Hal ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 41 kgtrip. Selama tahun 2005-2007, alat tangkap yang mempunyai produktivitas terbesar adalah pukat pantai dimana tahun 2007 mencapai 577 kgtrip penangkapan. Namun demikian kondisinya sangat berbeda dibandingkan dengan tahun 2008 yang hanya 49 kgtripnya. Justru alat tangkap bagan yang sebelumnya tidak terlalu produktif, pada tahun 2008 dapat mencapai 236 kgtrip. Data selengkapnya mengenai produktivitas alat tangkap disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 Trip penangkapan ikan berdasarkan alat tangkap No Alat Tangkap Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Payang 16.992 16.248 15.336 - 260 2 Dogol 2.063 1.992 1.944 2.490 432 2140 3 Pukat pantai 1.080 1.056 1.008 540 4 Jaring Insang Hanyut 13.896 13.296 11.976 16.560 13560 8760 5 Jaring Insang tetap - 6048 3560 6 Jaring Tiga 11.340 10656 10539 7 Bagan Tancap 1.080 1.056 5.700 4.620 21720 14920 8 Jaring Angkat lainnya 3.696 3.600 6.720 400 1488 220 9 Rawai Hanyut Lainnya 900 10 Rawai Tetap 792 792 768 3360 680 11 Pancing tonda 216 60 12 Pancing Ulur 960 984 1.128 1632 700 13 Sero termasuk Kelong 20.256 20.568 20.064 3.170 48 221 14 Bubu termasuk Bubu ambal 6.912 6.984 7.032 2.440 24 140 15 Perangkap lainnya 30.696 31.176 31.176 3.200 5304 1350 Tabel 21 Produktivitas alat tangkap per trip penangkapan Nama alat tangkap Produkfitas per trip penangkapan kg 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Dogol 549,19 541,74 563,55 60,56 41,48 87,86 Pukat pantai 564,88 550,27 576,71 48,70 Jaring Insang Hanyut 47,29 44,94 54,78 122,32 103,17 77,02 Jaring Insang tetap 61,42 52,20 Jaring Tiga 41,22 19,71 94,56 Bagan Tancap 133,17 133,04 85,37 235,93 16,64 95,39 Jaring Angkat lainnya 86,47 85,32 49,56 16,98 264,34 18,09 Rawai Hanyut Lainnya 14,00 Rawai Tetap 235,82 226,57 241,47 52,95 97,35 Pancing tonda 486,25 166,67 Pancing Ulur 237,78 222,88 200,26 46,92 246,31 Sero termasuk Kelong 5,74 5,97 6,30 43,98 320,00 79,64 Bubu termasuk Bubu ambal 7,54 7,81 7,60 110,90 1.121,67 30,14 Perangkap lainnya 5,33 5,56 6,54 29,67 34,64 144,55 Lainnya 81,06 75,98 73,24 28,54 Jumlah 40,89 39,15 41,93 100,88 51,44 90,96 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kab. Nunukan, 2011