Letak Geografi dan Topografi

Tabel 13 TPAK, TPT dan TKK tahun 2006-2009 Item 2006 2007 2008 2009 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK 55,38 61,77 55,05 64,89 Tingkat Pengangguran Terbuka TPT 19,17 5,31 7,53 5,94 Tingkat Kesempatan Kerja TKK 80,83 94,69 92,47 94,06 Sumber: BPS Kab. Nunukan, 2010 Secara umum tingkat pengangguran terbuka menunjukkan angka 5,94 persen. Besarnya angka pengangguran terbuka ini disebabkan karena angka ini selain mereka yang benar-benar menganggur juga mencakup mereka yang sudah bekerja tetapi masih mencari pekerjaan. Kebijakan tentang ketenagakerjaan pada umumnya tidak hanya diarahkan pada besarnya angka pengangguran terbuka namun juga pada produktivitas tenaga kerja yang rendah. Penyebab rendahnya produktivitas tenaga kerja adalah kualitas sumberdaya manusia yang rendah, upah yang rendah dan ketidaksesuaian antara latar belakang pendidikanketrampilan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan mismatching. Berbicara masalah tingkat pengangguran terbuka maka sangat erat kaitannya dengan Tingkat Kesempatan Kerja TKK. Pengertian kesempatan kerja adalah banyaknya penduduk usia kerja yang terserap dalam pasar kerja atau penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja. Tingkat kesempatan kerja merupakan komplemen dari tingkat pengangguran terbuka. Jika tingkat pengangguran terbuka semakin besar maka kesempatan kerja akan semakin kecil dan sebaliknya jika tingkat pengangguran terbuka semakin kecil maka kesempatan kerja akan semakin besar. Berkaitan dengan penjelasan diatas, bila dilihat tingkat kesempatan kerja di Kabupaten Nunukan tahun 2009 berlawanan dengan besarnya tingkat pengangguran terbuka yaitu sebesar 94,06 yang berarti dari setiap 100 orang penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja sekitar 94 orang terserap dalam pasar kerja atau sudah bekerja. Berdasarkan indicator ketenagakerjaan Tabel 14 terlihat bahwa upah minimum yang berlaku belum menjamin pemenuhan kebutuhan hidup yang layak. Pada tahun 2009, rata-rata kebutuhan hidup layak mencapai 1.555.938 rupiah, sedangkan upah minimum regional mencapai 960.000,00 rupiah. Artinya, untuk dapat hidup layak, seorang karyawan masih harus mencari tambahan penghasilan sekitar 500.000,00 rupiah lagi. Tabel 14 Indikator ketenagakerjaan Kabupaten Nunukan Indikator Kependudukan Satuan Tahun 2006 2007 2008 2009 PHK kasus 5 14 13 21 Jumlah TK PHK jumlah orang orang 167 35 753 49 Rata-rata kebutuhan hidup layak rupiah 1.093.780 1.278.985 1.418.961 1.555.938 Rata-rata upah minimum regional rupiah 701.640 787.033 842.000 960.000 Sumber : BPS Kab. Nunukan, 2010

4.4 Kebijakan Pembangunan Daerah

Kabupaten Nunukan sebagai salah satu wilayah pemekaran sekaligus juga wilayah perbatasan Negara mempunyai tantangan pembangunan yang cukup besar baik kaitannya dengan pembangunan ekonomi wilayah maupun hubungannya dengan Negara tatangga. Beberapa isu Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Nunukan Bappeda 2005 adalah : Ketergantungan anggaran pembangunan pada sektor migas dan dana perimbangan baik pusat maupun propinsi, hal inin tergambar dari nilai rasio kemadirian yang sangat kecil Aksesibilitas wilayah yang kemudian menyebabkan kesenjangan pembangunan antar wilayah dan disparitas harga yang tinggi Kualitas dan kualitas sumberdaya manusia SDM yang belum mampu memenuhi kebutuhan akselerasi pembangunan serta tidak merata di semua wilayah kabupaten Nunukan Pola pemanfaatan sumberdaya alam yang belum optimal dan berkelanjutan serta berkeadilan-proporsional terutama sektor pertanian perkebunan, perikanan dan pertambangan, penggalian Persaingan hasil dan kapasitas produksi secara regional dalam negeri Persaingan perdagangan internasional Budaya konsumsi masyarakat yang berorientasi fanatis pada produk luar negeri Perkembangan mutakhir politik luar negeri terhadap pertahananan – keamanan nasional di wilayah perbatasan Keterlibatan pihak swasta dalam investasi pembangunan daerah terutama sektor pertanian dalam arti luas Berdasarkan isu strategis tersebut, maka pemerintah daerah menetapkanArah Utama Mainstream Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Nunukan yaitu : Pembangunan dan pengembangan Integrated Agriculture dalam arti agroindustri dan agribisnis yang meliputi sub sektor Perkebunan, Tanaman Pangan, Perikanan dan Peternakan. Prasyarat mutlak yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan ini i Transformasi struktural dan kultural masyarakat dalam mengikuti dan menyukseskan pembangunan agroindustri dan agribisnis sebagai prasyarat dan ii Implementasi agroindustri berdasarkan hirarki wilayah hinterland – nodal yang meliputi ketersediaan infrastruktur, potensi SDA, SDM. Perdagangan pertanian dalam arti luas Agribisnis. Berkaitan dengan perencanaan ini, maka Nunukan yang berada di daerah perbatasan dengan negara lain Malaysia merupakan pusat i Etalase dan pintu gerbang perdagangan regional dan internasional. Pusat aktivitas perdagangan berada di Pulau Nunukan, ii pemberlakukan Grading dan sortasi komoditas perdagangan, iii Legal formal dokumen perdagangan ditingkat regional dan internasional, iv Kontrol kendali Kuotamekanisme demand – supply berkaitan dengan komoditas yang diperdagangkan. Jasa : i Pos pelayanan embarkasi dan penyaluran TKI yang minim penyimpangan dari sisi sosekbud kemiskinan, kriminalitas, dll, ii Kontrol kendali Kuotamekanisme demand – supply berkaitan Tenaga Kerja Indonesia TKI yang dikirim ke luar negeri melalui jalur Nunukan Bappeda, 2005 menyebutkan bahwa tujuan dan sasaran pembangunan jangka panjang tahun 2006-2025 adalah melaksanakan pembangunan daerah di Kabupaten Nunukan selama periode waktu 2006-2025 dalam rangka mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah. Sebagai ukuran tercapainya visi dan misi jangka panjang tersebut serta mengacu pada tujuan yang diusulkan, maka pembangunan daerah dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sesuai sasaran pembangunan bidangsektor-sektor pembangunan yang berpijak pada isu-isu strategis. Selanjutnya, beberapa sasaran yang diusulkan adalah : Terwujudnya kehidupan masyarakatSDM yang berkualitas yang ditandai oleh meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia IPM melalui pemenuhan kebutuhan dasar, ditunjukkan oleh i Peningkatan aksesibiltas masyarakat terhadap sarana dan prasarana pelayanan publik yang berkualitas bidang infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan ii peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap lapangan kerja, meliputi perluasan dan pengembangan kesempatan kerja. peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, serta perlindungan dan pengembangan lembaga tenaga kerja Terwujudnya perbaikan sistem pemerintahan, pelaksanaan pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat yang berbudaya, berkeadilan, berwawasan kebangsaan dan berbasis pengetahuan, yang ditandai oleh i penyelenggarakan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa melalui penerapan prinsip pokok good and clean governance ii Pembangunan daerah yang berkelanjutan sustainability, berkeseimbangan equality, dan berkeadilan fairness, disertai pertumbuhan growth ekonomi dan stabilitas fiscal, iii peningkatan kerja sama dengan investor dan lembaga keuangan pemerintah dan swasta baik dari dalam maupun luar negeri, iii pengembangan pengelolaan perusahaan daerah, iv pemberian insentif regulasi untuk kemudahan berinvestasi dan v pemberdayaan potensi ekonomi melalui peningkatan kinerja koordinasi lembaga pelayanan publik dalam mengoptimalkan sumberdaya ekonomi secara produktif, Terwujudnya sistem dan iklim daerah yang aman, demokratis berdasarkan nilai-nilai budaya lokal serta berketerampilan dan menguasai IPTEK. Yang ditandai oleh Perwujudan jaminan sosial dan stabilitas keamanan, pengembangan nilai-nilai budaya dan spiritual penguasaan teknologi mutakhir sesuai kebutuhan daerah Dalam hal penanganan wilayah perbatasan, pemerintah daerah Kabupaten Nunukan telah diidentifikasi, dan melihat potensi yang dimiliki kawasan