Perhitungan Produksi Sekunder Analisa Data 1. Perhitungan Parameter Toksisitas Akut

Tabel 3 Rata-rata kematian trichoptera pada konsentrasi uji toksisitas pendahuluan Konsentrasi Jumlah awal Kematian 24 jam Kontrol 10 1 mgl 10 7 2 mgl 10 7 4 mgl 10 8 8 mgl 10 9 10 mgl 10 10 Pada uji toksisitas akut definitif, kematian hewan uji pada kontrol tidak pernah melebihi 20 yang merupakan batas kematian maksimum yang dimungkinkan dalam uji toksisitas akut menurut USEPA 2002. Pada jangka waktu 24 jam konsentrasi merkuri 2,00 mgl menyebabkan kematian sebesar 90, sedangkan pada 48 jam menyebabkan kematian 100 Tabel 4. Tampak adanya hubungan dosis-respon dose response relationship pada kelulushidupan trichoptera setelah pemaparan merkuri selama 24 dan 48 jam. Nilai LC 50 yang didapat dari uji toksisitas akut tersebut untuk jangka waktu 24 dan 48 jam, berturut-turut adalah 0,391 dan 0, 318 mgl. Perbedaan antara nilai LC50 24 jam dan 48 jam tidak terlalu besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa toksisitas merkuri terhadap trichoptera setelah 24 jam menurun. Tabel 4 Rata-rata kematian trichoptera pada konsentrasi uji toksisitas akut definitif saat 24 jam dan 48 jam Konsentrasi Jumlah awal Mortalitas 24 jam Mortalitas 48 jam Kontrol 10 1 0,25 mgl 10 3 5 0,50 mgl 10 6 7 0,75 mgl 10 8 8 1,00 mgl 10 8 9 2,00 mgl 10 9 10 Informasi toksisitas merkuri terhadap insekta terutama trichoptera belum banyak diungkap. Nilai LC 50 48 jam merkuri terhadap trichoptera lebih rendah apabila dibandingkan dengan nilai LC 50 48 jam merkuri terhadap Crangonyx pseudogracilis, 0,47 mgl, dan Asellus aquaticus, 0,65 mgl Martin Holdich 1986. Hal tersebut menunjukkan bahwa trichoptera lebih sensitif terhadap logam merkuri bila dibandingkan dengan kedua avertebrata air tersebut. Dibandingkan sensitivitasnya terhadap logam-logam lain seperti Cd, Cu, Pb Ni dan Zn, maka merkuri merupakan logam yang sangat toksik bagi Trichoptera, tokisisitasnya hanya lebih tinggi dibandingkan logam Cu Tabel 5. Berdasarkan nilai LC 50 tersebut kemudian dapat diketahui nilai konsentrasi aman merkuri bagi larva trichoptera adalah 0,00032 mgl atau 0,32 µgl. Menurut Sprague 1971, nilai konsentrasi aman pada umumnya digunakan berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu 1 pada pemaparan polutan jangka panjang, kematian yang terjadi dapat diabaikan, 2 berdasarkan pengamatan pengaruh kronik pada perairan yang tercemar, dan 3 tidak ada data pengaruh sublethal atau kronik dari uji toksisitas di laboratorium. Pada penelitian ini nilai uji toksisitas kronik, oleh karena itu digunakan nilai konsentrasi aman yang dihitung dengan mengalikan nilai C 50 dengan faktor aplikasi. Nilai konsentrasi aman yang didapat tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai baku mutu air golongan I dan II berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001, yaitu 0,001 mgl. Tabel 5 Ringkasan nilai LC 50 beberapa logam berat terhadap Trichoptera Spesies Logam LC 50 mgl Sumber Agapetus fuscipes Cd 149 McCahon et al. 1989 Trichoptera sp. Cd 6,86 Rehwoldt et al. 1973 Cyrnus trimaculatus Cu 0,36 Van der Geest et al. 2000 Hydropsyche angutipennis Cu 0,16 Van der Geest et al. 2000 Trichoptera sp. Cu 10,22 Rehwoldt et al. 1973 Trichoptera sp. Ni 47,31 Rehwoldt et al. 1973 Trichoptera sp. Zn 91,08 Rehwoldt et al. 1973

4.3. Perubahan Morfologi Insang

Salah satu pengaruh pencemaran logam terhadap trichoptera adalah terjadinya abnormalitas morfologi pada hewan tersebut. Abnormalitas morfologi yang terjadi antara lain adalah terjadinya penghitaman pada lembaran-lembaran insang trachea Vuori Kukkonen 1996. Insang larva trichoptera merupakan salah satu organ tubuh yang paling terkena pengaruh gangguan lingkungan perairan karena organ tersebut memiliki luas permukaan yang besar sehingga meningkatkan akumulasi senyawa-senyawa kimia dan gas-gas yang terlarut di perairan Skinner Bennet 2007. Salah satu bentuk abnormalitas yang terjadi pada insang trachea trichoptera adalah terjadinya penghitaman pada lembar- lembar insangnya. Gambar 10 menunjukkan perbandingan antara insang trachea pada trichoptera normal dan trichoptera yang abnormal. Gambar 10 Insang abdominal trichoptera normal a dan yang mengalami penghitaman b akibat pencemaran merkuri. Tanda panah menunjukkan penghitaman pada lembaran insang Persentase kecacatan insang yang teramati dalam 10 bulan di lokasi penelitian bervariasi mulai dari 5 di Cikuluwung sampai dengan 91 di Curug Bitung. Kecacatan yang terjadi pada insang trachea pada penelitian ini berkorelasi a b