Produktivitas Sekunder TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Merkuri di Perairan

3.3.2. Pengambilan Sampel Biota

Pengambilan sampel larva trichoptera dilakukan dengan menggunakan alat surber dengan luas bukaan 30 x 30 cm 2 dan lebar mata jaring 0,2 mm, dengan lima kali ulangan pada masing-masing lokasi pengambilan sampel. Sampel yang terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik dan diberi pengawet formalin 10. Di laboratorium, penyortiran sampel dilakukan di bawah mikroskop stereo dengan pembesaran 10-45 kali. Hewan yang telah disortir diawet dengan alkohol 70. Pada analisis histologi, larva trichoptera dengan ukuran panjang 0,75 – 1,5 cm diawet dengan menggunakan alkohol 70.

3.3.3. Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Air di Lapangan

Pengukuran oksigen terlarut, pH, padatan terlarut total, konduktivitas, suhu air, dan oksigen terlarut dilakukan secara langsung di lapangan dengan menggunakan alat water quality checker WQC yang telah dikalibrasi sebelumnya 3.4. Pengujian di Laboratorium 3.4.1. Pengukuran Parameter Fisika dan Kimia Air Bahan organik total TOM Analisis TOM menggunakan metode titrasi APHA 1995. Sebanyak 100 ml sampel air ditambah dengan 5 ml larutan H2SO4 4 N dan dipanaskan hingga hampir mendidih. Larutan kemudian ditambah dengan 10 ml KMnO4 0,01 N dan dipanaskan selama 10 menit. Larutan ditambah dengan asam oksalat 0,01 N dan dititrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N. Total padatan tersuspensi TSS Analisis padatan tersuspensi di air menggunakan metode gravimetri APHA 1995. Sebanyak 100-200 ml sampel air disaring dengan menggunakan kertas saring GFA. Kertas saring dikeringkan dalam oven yang bersuhu 105°C selama 2 jam. Kertas saring kemudian dipindah dalam desikator selama 24 jam dan dilakukan penimbangan. Penetapan Konsentrasi Merkuri dalam sampel Air dan Biota Uji Sampel air diambil sebanyak 1 liter dari setiap stasiun pengamatan. Analisis logam merkuri dalam sampel air dilakukan menurut Smoley 1992. Konsentrasi merkuri diukur dengan menggunakan alat Mercury Analyzer Hiranuma Hg-300. Alat ini pada dasarnya adalah spektrofotometer serapan atom uap dingin. Alat ini paling banyak digunakan untuk analisis kuantitatif merkuri dalam jumlah kecil dalam berbagai jenis sampel atau bahan Silva 2006. Titik didih yang relatif rendah dan sifat yang mudah menguap menyebabkan raksa memungkinkan untuk diukur tanpa melibatkan penggunaan energi panas atau pemanasan elektrotermal Chen 2008. Prinsip metode spektrometer serapan atom adalah serapan cahaya oleh atom. Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, untuk merkuri pada panjang gelombang 357,3 nm. Kemudian cahaya dengan panjang gelombang tersebut dilewatkan pada suatu sel yang mengandung atom-atom bebas, maka sebagian cahaya tersebut akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom bebas logam yang berada pada sel. Pada analisis merkuri, gas merkuri yang terbentuk dari reaksi reduksi didorong oleh gas argon masuk ke cell quartz yang akan disinari lampu katoda dengan panjang gelombang 253,7 nm untuk mengetahui absorbannya Silva 2006 Analisis logam merkuri pada sampel biota trichoptera dilakukan berdasarkan Akagi dan Nishimura 1991 dan dianalisis dengan mercury analyzer HG-300. Penetapan nilai alkalinitas Penetapan nilai alkalinitas dilakukan dengan metoda titrimetri berdasarkan APHA 1995. Alkalinitas total dihitung sebagai berikut: Alkalinitas Total mg ekivalenL = x 1000 Penetapan nilai kesadahan Penetapan nilai kesadahan dilakukan dengan metoda titrimetri berdasarkan APHA 1995. Kesadahan total dihitung sebagai berikut: Kesadahan Total mg CaCO 3 L =

3.4.2. Uji Toksisitas

Uji toksisitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi merkuri yang terlarut di perairan terhadap jaringan larva trichoptera pada tingkat jaringan. Larva trichoptera diambil dari lokasi yang tidak tercemar, kemudian diaklimatisasi pada kondisi laboratorium selama dua sampai minggu bulan. Uji toksisitas dilakukan berdasarkan metoda uji toksisitas larva trichoptera Hydropsyche angustipennis van der Geest et al. 1999. Uji toksisitas dilakukan dalam dua tahap. Uji pendahuluan lalu dilanjutkan uji toksisitas definitif. Uji Pendahuluan Uji pendahuluan dilakukan untuk mencari konsentrasi ambang atas dan ambang bawah. Konsentrasi ambang atas adalah konsentrasi terendah yang menyebabkan kematian 100 pada hewan uji. Konsentrasi ambang bawah adalah konsentrasi tertinggi yang tidak menyebabkan kematian sama sekali pada hewan uji USEPA 2002. Uji pendahuluan dilakukan selama 24 jam, empat perlakuan dengan kisaran konsentrasi uji yang lebar logaritmik, yaitu 0 ppm, 0,01 ppm 0,1 ppm, 1 ppm, dan 10 ppm, masing-masing perlakuan memiliki 2 ulangan. Jumlah hewan uji yang digunakan pada uji pendahuluan adalah 10 ekor. Biota uji dipaparkan terhadap larutan merkuri di dalam gelas beaker berukuran 250 ml dengan volume larutan uji 100 ml tanpa diberi makan. Jumlah kematian pada masing-masing perlakuan dihitung setelah perlakuan selama 48 jam, kemudian ditentukan konsentrasi tertinggi yang tidak menyebabkan kematian pada hewan uji ambang bawah dan konsentrasi terrendah yang menyebabkan kematian 100 pada hewan uji ambang atas van der Geest et al. 1999.