Kerangka Pemikiran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
berikatan dengan sulfur akan berikatan dengan makromolekul DNA, asam amino, protein yang mengandung gugus thiol seperti misalnya gluthathione, cysteine,
metallothionein, homocystein, N-acetylcystein, albumin dan protein-protein lainnya Lushchak 2008. Bila konsentrasi merkuri yang terdapat di insang
melebihi kapasitas insang dalam mengikat logam tersebut, maka merkuri dapat memasuki sirkulasi peredaran darah melalui pembuluh-pembuluh darah kapiler
yang banyak terdapat pada insang. Merkuri akan dibawa dari insang oleh darah ke seluruh tubuh.
Jalur pemaparan kedua adalah melalui saluran pencernaan. Merkuri yang masuk ke dalam saluran pencernaan pada umumnya berupa merkuri yang
berikatan dengan bahan organik seperti makanan dan bahan organik dari sedimen. Merkuri yang sampai pada saluran pencernaan akan diserap melalui mekanisme
transport epitelial di usus. Merkuri yang ditelan bersama dengan makanan pertama kali akan berikatan dengan sel-sel kelenjar pencernaan, baru kemudian
didistribusikan ke organ-organ yang lainnya. Plasma protein merupakan alat transportasi antar organ yang penting bagi merkuri Roesijadi 1992. Darah atau
hemolimf mempunyai peranan yang penting bagi transportasi logam berat antar organjaringan. Merkuri, dari saluran pencernaan, kemudian akan dibawa oleh
darahhemolimph menuju hati atau hepatopankreas. Hati atau hepatopankreas merupakan organ yang penting bagi proses akumulasi, detoksifikasi maupun
depurasi karena organ tersebut berperan besar dalam metabolisme protein, asam lemak, karbohidrat, fagositosis partikel-partikel asing, akumulasi lemak, sekresi
pigmen bilirubin dan ekskresi debris Amaral et al. 2006.
Merkuri mudah sekali terakumulasi pada biota perairan, terutama ikan dan kerang-kerangan, sehingga pemerintah Amerika Serikat menerbitkan
peraturan pembatasan konsumsi ikan bagi para ibu yang sedang berencana untuk hamil, para ibu yang sedang hamil, para ibu yang sedang menyusui dan anak-anak
yang masih mengalami perkembangan system syaraf USEPA 2004. Merkuri anorganik tidak termasuk unsur merkuri dan metil merkuri memiliki reaksi yang
kuat terhadap ligan-ligan intraseluler sehingga menyebabkan daya akumulasi yang kuat dalam biota perairan. Penyerapan dan akumulasi merkuri pada biota perairan
sangat dipengaruhi oleh jenis merkuri yang ada di perairan, di mana spesies merkuri yang netral seperti HgCl
2
and CH
3
HgCl terserap lebih efisien
dibandingkan spesies merkuri yang bermuatan seperti HgCl
3 -
CH3Hg
+
Mason et
al. 1996.
Lasut et al. 2009 melaporkan bahwa pencemaran merkuri di Teluk Buyat, Sulawesi Utara telah menyebabkan bioakumulasi merkuri pada biota-biota
soft coral, lamun, rumput laut, kepiting, gastropoda, kerang-kerangan dan ikan Lutjanus basmira, Parupeneus multifasciatus, Epinephelus merra dari
konsentrasi rendah ke tinggi. Kisaran konsentrasi metil merkuri pada ikan di Teluk Buyat tersebut berkisar antara 46 ppb berat basah pada L. basmira sampai
dengan 359 ppb berat basah pada E. merra. Sedangkan Limbong et al. 2003 yang meneliti kandungan merkuri pada ikan di DAS Talawaan, Sulawesi Utara
mendapatkan bahwa sembilan dari 47 sampel ikan, meliputi 13 spesies, yang dianalisis mengandung merkuri yang cukup tinggi, dan konsentrasinya mencapai
6,3 kali konsentrasi ambang batas bagi konsumsi ikan yang ditetapkan oleh WHOICPS yaitu 0,5 mgkg berat basah. Akumulasi merkuri tertinggi sebesar
3,14 mgkg ditemukan pada ikan Caranx sp. yang merupakan ikan karnivora.