Suhu Air Telaah Kualitas Fisika Sungai Cikaniki

daerah tersebut terdapat sumber air panas yang mengandung sulfur cukup tinggi. Menurut Effendi 2003, nilai pH 5,5 – 6,0 dapat menyebabkan penurunan keanekaragaman plankton dan makroavertebrata, namun belum menyebabkan perubahan kelimpahan, biomassa dan produktivitasnya. Nilai pH di air antara 6,5-9 secara umum mendukung bagi kehidupan sebagian besar hewan akuatik maupun hidup secara normal dalam jangka waktu yang relatif panjang Robertson-Bryan 2004. Kehidupan makroavertebrata umumnya mampu hidup secara normal ketika nilai pH berkisar antara 6-7 BPLHD 2006. Larva Hydropsyche betteni dan Brachycentrus americanus masih mampu bertahan hidup dengan rendahnya nilai pH Mackay Wiggins 1979. Pada kondisi yang ekstrim, larva trichoptera masih dapat mentoleransi hingga nilai pH 2,4. Nilai pH yang ekstrim basa 11,5-12 beberapa larva trichoptera masih mampu bertahan hidup, namun tingkat pemunculannya keluar perairan emergence hewan tersebut cenderung menurun Robertson-Bryan 2004. Gambar 20 Hasil pengukuran pH air di masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

4.6.2 Kesadahan

Kesadahan air disebabkan adanya keberadaan ion metalik polivalen terutama kalsium Ca dan magnesium Mg yang terlarut dalam air. Kesadahan dapat digunakan untuk menduga nilai padatan terlarut total TDS suatu perairan karena nilai TDS biasanya sebagian besar tersusun oleh ion-ion Ca, Mg, HCO 3 - dan CO 3 2- . Secara umum semakin tinggi nilai kesadahan di suatu perairan akan semakin mengurangi resiko toksisitas logam terhadap biota perairan Weiner 2007. Hasil analisis kesadahan air Gambar 21 menunjukkan kesadahan tertinggi terdapat di Cikuluwung 48 mgl CaCO 3 , sedangkan yang terendah terdapat di Cisarua 29,49 mgl CaCO 3 . Kesadahan di seluruh stasiun pengamatan tergolong pada kesadahan lunak 75 mgl CaCO 3 . Rendahnya kesadahan ini mungkin erat kaitannya dengan rendahnya kandungan kapur atau mineral lainnya seperti magnesium yang menyusun batuan dasar sungai. Tingkat 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 Cikuluwung Cisarua Curug Bitung Lukut pH Lokasi kesadahan yang rendah berpotensi untuk meningkatkan toksisitas dari beberapa logam berat ke biota perairan. Kesadahan yang tinggi dalam air dapat membentuk logam hidroksida maupun karbonat yang dapat menurunkan toksisitas ion logam Me 2+ US-EPA 1986. Kesadahan dalam air mungkin erat kaitannya dengan masuknya buangan dari area pertanian maupun rumah tangga ke Sungai Cikaniki. Gambar 21 Hasil analisis kesadahan mgl setara CaCO 3 di masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi

4.6.3 Alkalinitas

Alkalinitas merupakan kapasitas air untuk menetralkan asam atau kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen. Alkalinitas juga sering digunakan untuk menunjukkan kapasitas ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu terhadap ion karbonat dan hidroksida, dalam menyangga perubahan pH perairan. Semakin tinggi alkalinitas maka semakin tinggi pula kemampuan air untuk menyangga fluktuasi pH perairan. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm mgl kalsium karbonat Yulfiperius et al. 2004. Pembentuk utama alkalinitas adalah ion-ion bikarbonat HCO 3 - , karbonat CO 3 2- , dan hidroksida OH - . Di antara ketiganya, ion bikarbonat merupakan ion yang paling dominan di perairan alami Effendi 2003. Nilai rata-rata alkalinitas pada masing-masing stasiun pengamatan dari hulu ke hilir semakin meningkat, mulai dari 10,69 mgl CaCO 3 di Cikuluwung sampai dengan 41,91 mgl CaCO 3 di Lukut Gambar 22. Peningkatan nilai alkalinitas di bagian hilir ini berhubungan dengan peningkatan nilai pH yang terjadi pada ketiga stasiun pengamatan di bagian hilir. Berdasarkan kriteria alkalinitas yang dibuat oleh Godfrey et al. 1996, nilai alkalinitas di Cikuluwung termasuk dalam kategori sensitif namun memiliki kapasitas penyangga yang sangat baik 10-20 mgl, sedangkan nilai alkalinitas di Cisarua, Curug Bitung dan Lukut termasuk dalam kategori tidak sensitif dan memiliki kapasitas penyangga yang sangat baik 20 mgl. Menurut Boyd 1988 perairan alami memiliki nilai alkalinitas sekitar 40 mgl CaCO 3 . Peningkatan aktivitas antropogenik yang menyebabkan peningkatan dekomposisi bahan organik pada kondisi anaerob di perairan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan alkalinitas perairan tersebut Abril Frankignoulle 2001. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 Cikuluwung Cisarua Curug Bitung Lukut Ke sad ah a m g L CaCO 3 Lokasi