Alkalinitas Telaah Kualitas Kimia Sungai Cikaniki

menurunnya nilai pH, logam berat terlarut semakin berpotensi untuk mengganggu proses-proses biologis. Spesies ion logam berat pada umumnya merupakan bentuk paling beracun untuk biota air. Nilai alkalinitas yang rendah dan kesadahan yang tergolong lunak di Cikuluwung menyebabkan pH di lokasi tersebut mudah berubah-ubah dengan kisaran yang cukup besar 5,3 – 7,1. Alkalinitas dan kesadahan merupakan “penyangga” di perairan alami dan toksisitas logam berkurang. Ada dua kemungkinan mekanisme yang menyebabkan penurunan kadar toksisitas logam yang disebabkan oleh kedua parameter tersebut. Pertama adalah kompleksasi ion logam dengan ion-ion karbonat, dan yang kedua karena adanyan kompetisi antara ion logam berat dengan ion-ion Ca danatau Mg Wang 1987. Nilai HQ di Cisarua, Curug Bitung dan Lukut selalu di atas 1, dengan kisaran nilai antara 1,76 – 18,06. Konsentrasi merkuri terlarut yang tinggi di ketiga stasiun pengamatan tersebut menyebabkan nilai HQ di ketiga lokasi selalu di atas 1. Nilai tersebut menyebabkan trichoptera yang hidup di dalamnya mengalami gangguan toksisitas kronik seperti penghitaman pada insang trachea , sehingga populasinya pun terganggu. Gambar 25 Nilai Hazard Qoutient HQ di keempat lokasi pengamatan pada bulan Januari – Oktober 2012. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Cikuluwung Cisarua Curug Bitung Lukut HQ =1

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Konsentrasi merkuri dalam bentuk partikulat di daerah tersebut menyebabkan terjadinya bioakumulasi merkuri yang cukup tinggi pada biota trichoptera, serta menyebabkan terjadinya kecacatan berupa penghitaman pada insang trachea biota tersebut dan terjadinya perluasan lumen pada usus Trichoptera. 2. Produksi sekunder Cheumatopsyche spp. di Sungai Cikaniki tergolong tinggi untuk perairan di daerah tropis. Produksi sekunder Cheumatopsyche spp, di Sungai Cikaniki terpengaruh oleh pencemaran merkuri yang berasal dari aktivitas amalgamasi emas dan peningkatan konsentrasi padatan terlarut total di daerah aliran sungai tersebut, sehingga menurunkan produksi sekunder hewan tersebut 3. Konsentrasi merkuri yang aman bagi larva trichoptera adalah 0,32 µgl. 4. Konsentrasi merkuri di daerah Cisarua, Curug Bitung dan Lukut yang diakibatkan oleh ekstraksi emas pada penambangan emas tanpa ijin PETI, sudah melebihi kriteria konsentrasi merkuri yang aman bagi lingkungan perairan dan menimbulkan resiko ekologis pada perairan tersebut.

5.2 Saran

Pencemaran merkuri di Sungai Cikaniki sudah sangat membahayakan bagi kehidupan biota air yang hidup di dalamnya. sehingga perlu adanya aturan yang mengatur kegiatan amalgamasi emas dengan menggunakan merkuri di bantaran sungai tersebut.