Pendahuluan PENINGKATAN MUTU GULA TUMBU MELALUI METODE SULFITASI DALAM LABORATORIUM

V. PENINGKATAN MUTU GULA TUMBU MELALUI METODE SULFITASI DALAM LABORATORIUM

Abstract The research aims to improve of brown sugarcane quality by sulphitation method in laboratory eksperimental, supposed the result fulfils the first quality according to SNI 1-6237-2000 that is a minimal condition of safety food. The method based on Factorial Complete Random Design with two treatments and three repetitions. Initially cane juice that filtered given lime tohor and heated 50 - 60 o C up to achieve ph 9. The treatment: 1 make cane juice pH 7 and pH 8 with add sulphite acid, and 2 maturing in constant temperature, that is 70, 80, 90, and 100 o C. Cane juice that heated up to coagulate and it was poured into moulding and solidification to be brown sugarcane. The testing is done towards sugar quality, it was result with parameter dependent variable: 1 water content, 2 sucrose content, 3 glucose content, 4 efficiency, 5 colour, 6 taste, 7 smell, and 8 hardness. The result is brown sugarcane that fulfil the first quality of SNI 1-6237-2000 and the best method to produce it is the treatment : making cane juice pH 7 and heats in constant maturing temperature 100°C. Keyword : brown sugarcane, quality, sulfitation method.

5.1. Pendahuluan

Usaha kecil gula tumbu UKGT merupakan agroindustri, mengolah tebu menjadi gula merah dilakukan oleh sebagian masyarakat Kabupaten Kudus secara tradisional, berlangsung hingga sekarang setiap musim panen tebu. Gula merah tebu yang dihasilkan, disebut gula tumbu dengan kualitas II Latief, 2001 dan Latief, 2007. Berdasarkan analisis laboratorium diketahui kadar air 8,9, kadar sukrosa 64 , dan kadar glukosa 12,5 . Gula merah tebu di Jepang disebut kokuto, aman untuk dikonsumsi sebab mengandung senyawa anti oksidan yaitu, polikosanol, dan aldehid rantai panjang sebagai anti kanker dan pengaturan tekanan darah Asikin, 2008. © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id Rendahnya kualitas gula tumbu tersebut berpengaruh terhadap ketahanan atau lamanya penyimpanan. Gula tumbu yang disimpan lebih dari tiga bulan menjadi lembek, dan ditumbuhi fungijamur atau kapang, sehingga harga jual menjadi rendah. Agar gula yang dihasilkan berkualitas baik, maka perlu dilakukan proses pemurnian nira. Pemurnian nira bertujuan untuk menghilangkan sebanyak mungkin kotoran, baik buih maupun bentuk garam yang mengendap dengan cara disaring, sehingga nira menjadi jernih. Menurut Hugot 1992 dan Elfers 1994, metode pemurnian nira ada tiga, yaitu: defekasi, sulfitasi dan karbonatasi. Metode sulfitasi mampu mengikat kotoran lebih sempurna dibanding metode defekasi, namun masih dapat ditingkatkan dengan metode karbonatasi. Peningkatkan kualitas gula tumbu dalam penelitian ini dipilih metode sulfitasi karena metode karbonatasi secara teknis sulit diterapkan dalam UKGT. Tujuan penelitian ini adalah merancang sub model peningkatan kualitas gula tumbu. Sub model atau metode proses terbaik dari berbagai interaksi pH dan suhu pemasakan nira terhadap kualitas gula merah yang dihasilkan melalui metode sulfitasi dalam laboratorium, diharapkan menghasilkan gula merah yang memenuhi mutu I sesuai dengan SNI 1-6237-2000. Sub model atau metode proses yang didapat dari penelitian ini, adalah perlakuan pH tertentu dan suhu pemasakan tertentu yang paling banyak menghasilkan parameter mutu gula tumbu terbaik. Sub model tersebut kedepan dapat digunakan sebagai acuan atau diaplikasikan secara nyata dalam skala produksi di UKGT. Pengujian mutu dibatasi berdasarkan parameter atau variabel terikat: 1 kadar air, 2 kadar sukrosa, 3 kadar glukosa, 4 rendemen, 5 warna, 6 rasa, 7 aroma, dan 8 kekerasan. © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id 5.2. Metode Penelitian 5.2.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Dokumen yang terkait

Perananan Koperasi Serba Usaha (KSU) Mangarahon Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

7 78 78

Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang, Jawa Barat

0 4 6

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

Efisiensi Produksi Usaha Pengolahan Gula Kelapa Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah

5 32 96

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEBU UNTUK PEMBUATAN GULA PASIR DAN GULA TUMBU DI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS.

0 0 14

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI GULA TUMBU (KASUS KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 8 59

MEWUJUDKAN PERKOPIAN NASIONAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KOPI BUBUK SKALA KECIL UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH USAHA TANI KOPI RAKYAT DI ACEH TENGAH

0 0 5

PENGARUH SKALA USAHA, PENDIDIKAN PEMILIK, PENGALAMAN MEMIMPIN, JENIS USAHA, PERSEPSI PEMILIK USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah)

0 1 14

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Komparatif Usahatani Tebu Untuk Pembuatan Gula Pasir Dan Gula Tumbu Di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus

0 0 7

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KESUKSESAN USAHA MIKRO, KECIL DI LINGKUNGAN KAMPUS STAIN KUDUS (STUDI KASUS PADA USAHA FOTOCOPY DI LINGKUNGAN STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 25