iv
RINGKASAN
A. SUTOWO LATIEF. Usaha Kecil Gula Tumbu Berwawasan Lingkungan di
Kabupeten Kudus Jawa Tengah. Dibimbing oleh RIZAL SYARIEF, BAMBANG PRAMUDYA N dan MUHADIONO.
Usaha Kecil Gula Tumbu adalah kegiatan usaha mengolah tebu menjadi gula merah yang disebut gula tumbu. Hal ini dilakukan oleh sebagian masyarakat
kabupaten Kudus Jawa Tengah secara tradisional, turun temurun. Penelitian ini mengangkat masalah UKGT agar dikenal masyarakat lebih luas dengan
membangun model UKGT berwawasan lingkungan yang terdiri dari 1 sub model produktivitas tebu, 2 sub model peningkatan mutu gula tumbu, 3 sub
model analisis finansial.
Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi, pertama rancangan percobaan lapang terhadap produktivitas tanaman tebu, yaitu Rancangan Acak
Kelompok RAK 4 kali perlakuan pemupukan dan 3 kali ulangan, kedua percobaan laboratorium untuk meningkatkan mutu gula tumbu melalui metode
sulfitasi agar memenuhi mutu I sesuai SNI 1-6237-200 yaitu Rancangan Acak Lengkap Faktorial RALF, 2 faktor pH, 4 faktor suhu dan 3 kali pengulangan
2 x 4 x 3 dan, ketiga survei dengan kuisioner sebagai panduan wawancara terhadap pengusaha gula tumbu dan observasi langsung di lokasi kegiatan
produksi.
Penggunaan pupuk kimia dalam jangka pendek dapat meningkatkan produktivitas tanaman, tetapi dalam jangka panjang justru merusak kesuburan
tanah dan menurunkan produktivitas. Agar produktivitas stabil petani menggunakan pupuk kimia semakin meningkat dari tahun ke tahun, akibatnya
selain tanah semakin rusak, biaya masukan untuk menanam tebu semakin mahal karena harga pupuk kimia juga semakin mahal. Oleh karena itu perlu penelitian
perlakuan pemupukan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menambah pupuk organik cair Nd. Perlakuan pupuk kimia : Po = 100 , P1 = 75
, P2 = 50 , dan P3 = 25 dari kebiasaan petani, ditambah pupuk organik cair Nd dengan dosis 5 ml diencerkan dengan 1,5 l air bersih digunakan untuk tiap
petak percobaan luas 25 meter persegi. Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun, pemupukan kimia dan organik dilakukan selang 3
– 5 hari. Produktivitas tebu varitas R 579 sistem keprasan berdasar taraf signifikansi 5 menunjukkan
perbedaan nyata. Sub model produktivitas tebu dirancang berdasar atas skenario, yaitu : 1 Po = 18,33 kgm
2
156 tonha.tahun keuntungan usahatani tebu = Rp.12.960.000ha.tahun, 2 P2 = 21,67 kgm
2
184 kgha.tahun keuntungan usahatani tebu = Rp.18.150.300ha.tahun, 3 P3 = 20,33 kgm
2
173 tonha.tahun keuntungan usahatani tebu Rp.16.901.850ha.tahun. Gula tumbu merupakan salah
satu produk pangan olahan, sehingga perlu diperhatikan agar gula tumbu bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Untuk meningkatkan mutu gula
tumbu dimulai dari proses penjernihan nira dengan metode sulfitasi. Larutan kapur tohor ditambahkan kedalam nira hingga mencapai pH 9 kemudian ditambah
asam sulfit hingga menjadi pH 7 dan pH 8 pada suhu 50ºC
– 60ºC, dididih kemudian disaring. Selanjutnya kedua macam nira dipanaskan dengan berbagai
© Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id
v perlakuan suhu, yaitu 70ºC, 80ºC, 90ºC, dan 100ºC. Parameter mutu atau variabel
terikat yang diuji : 1 kadar air, 2 kadar sukrosa, 3 kadar glukosa, 4 rendemen, 5 warna, 6 rasa, 7 bauaroma, dan 8 kekerasan. Gula tumbu hasil
percobaan laboratorium telah memenuhi mutu I sesuai SNI 1-6237-2000. Sub model peningkatan mutu gula tumbu yang dirancang dalam laboratorium
menghasilkan suatu metode terbaik yaitu mengolah nira menjadi pH 7 dan mematangkan nira pada suhu konstan 100ºC. Peningkatan mutu gula tumbu akan
berdampak terhadap harga gula tumbu. Berdasar atas asumsi 1 optimis, harga gula tumbu meningkat 10, 2 moderat, meningkat 5, dan 3 pesimis,
meningkat 1.
Setiap kegiatan usaha perlu di analisis, apakah usaha tersebut menguntungkan dan layak dilaksanakan jika investor ingin menanamkan
modalnya. Berdasar atas struktur produksi UKGT besarnya nilai tambah = 29 , saham pekerja = 48 , keuntungan pengusaha tiap hari rerata = Rp. 235.707 atau
tingkat keuntungan = 14,5 . Penghasilan bersih setiap musim giling selama 5 bulan yaitu sebesar Rp 30.641.910. Kegiatan UKGT juga layak dilaksanakan,
berdasar atas nilai NPV = 53.716.653 positif, IRR = 55,7 lebih besar dari pada bunga bank; Net BC = 2,1 1; dan PBP =1,96 tahun, kurang dari 5 tahun.
Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha IKGT menjadi tidak layak jika terjadi penurunan harga gula tumbu hingga 10 persen dan harga tebu tetap. Begitu
pula tidak layak jika terjadi kenaikan harga tebu hingga 15 tanpa diikuti kenaikan harga gula tumbu.
Model UKGT dibangun berdasar atas perpaduan antara sub model produktivitas tebu, sub model peningkatan mutu dan sub model kelayakan
finansial, dinyatakan sebagai berikut :
T
PDRB
= Pp x Po x Lt x Ht + U x Hr x Bl {Bg x 1+Ph x Hg – Ch}
- {Bg x Hg – Ch}.
Skenario perlakuan pemupukan dan asumsi peningkatan harga gula tumbu dapat dilakukan simulasi menggunakan software Microsoft Excel 2003, dengan
memasukkan harga yang dikehendaki maka diketahui antara lain sebagai berikut: Tebu yang digiling seluruh UKGT rerata tiap tahun = 248.248 ton.
Luas lahan tebu untuk UKGT = 1591,33 hektar. Keuntungan penghematan pupuk berdasar skenario P2 tiap hektar = Rp 697.500.
Keuntungan penghematan pupuk dari seluruh UKGT = Rp 1.109.955.000. Peningkatan pendapatan berdasar skenario P2 tiap tahun = Rp 7.374.976.409.
Peningkatan keuntungan tiap unit UKGT dari peningkatan harga GT berdasar atas asumsi optimis 10 = Rp 21.192.269.
Peningkatan PDRB Kabupaten Kudus dari peningkatan harga GT berdasar asumsi 10 tiap tahun = Rp 6.527.218.698.
Total peningkatan PDRB dari peningkatan produksi tebu dan peningkatan mutuharga GT = Rp 13.902.195.107.
Peningkatan rerata per kapita tiap tahun anggota rumah tangga UKGT = Rp 11.546.674.
UKGT layak dilaksanakan dan memberikan keuntungan, menyerap banyak tenaga kerja, keberadaannya diterima oleh masyarakat setempat dan sudah
berlangsung lama. Pengusaha gula tumbu merupakan sosok terpandang di masyarakat perdesaan karena memiliki pendapatan yang besar.
© Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id
vi
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya Tulis
dalam bentuk apa pun tanpa ijin IPB.
© Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id
vii
MODEL USAHA KECIL GULA TUMBU
BERWAWASAN LINGKUNGAN DI KABUPATEN KUDUS
JAWA TENGAH
A. SUTOWO LATIEF