Mikroba Penambat Nitrogen Penambatan Nitrogen oleh Azospirillum

2.4. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan maupun manusia, disebut pupuk kandang, pupuk hijau atau kompos baik berwujud cair maupun padat. Pupuk organik memiliki keunggulan lebih mudah diserap tanaman, lebih ramah lingkungan, tidak membahayakan kesehatan. Disamping itu juga memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah, serta mengurangi erosi. Kelemahan pupuk organik adalah rendahnya unsur hara makro, memerlukan jumlah yang besar dan tenaga yang banyak dalam pemakaiannya serta biaya transportasi tinggi. Pupuk hayati Yuwono, 2006 adalah mikroba untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah atau udara. Umumnya digunakan mikroba yang mampu hidup bersama simbiosis dengan tanaman inangnya. Keuntungan diperoleh oleh kedua pihak, tanaman inang mendapatkan tambahan unsur hara yang diperlukan, sedangkan mikroba mendapatkan bahan organik untuk aktivitas dan pertumbuhannya. Mikroba yang digunakan sebagai pupuk hayati biofertilizer dapat diberikan langsung ke dalam tanah, disertakan dalam pupuk organik atau disalutkan pada benih yang akan ditanam. Penggunaan yang menonjol dewasa ini adalah : 1 mikroba penambat nitrogen, dan 2 mikroba pelarut fosfat atau meningkatkan ketersedian fosfat dalam tanah.

2.4.1. Mikroba Penambat Nitrogen

Sumber utama N berasal dari gas N 2 dari atmosfir. Walaupun jumlahnya sangat besar sekitar 79 dari volumenya, tetapi belum dapat dimanfaatkan oleh tanaman tingkat tinggi, kecuali telah menjadi bentuk yang tersedia. Proses perubahan tersebut: 1. Penambatan oleh mikrobia dan jazad renik lain. Jazad © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id renik ada yang hidup simbiotis dengan tanaman tanaman legum kacang- kacangan maupun tanaman non legum, 2. Penambatan oleh jazad-jazad renik yang hidup bebas di dalam tanah atau yang hidup pada permukaan organ tanaman seperti daun, dan 3. Penambatan sebagai oksida karena terjadi pelepasan muatan listrik di atmosfir.

2.4.2. Penambatan Nitrogen oleh Azospirillum

Selama berabad-abad penggunaan legum kacang-kacangan dalam pergiliran tanaman serta penggunaan pupuk kandang merupakan cara-cara yang penting dalam penyediaan nitrogen tambahan pada tanaman non legum. Meskipun masih merupakan sumber nitrogen yang besar sumbangannya bagi pertumbuhan tanaman, selama beberapa dekade sekarang ini sumber nitrogen kacangan- kacangan dan pupuk kandang makin hari makin menurun peranannya. Jumlah nitrogen yang ditambat oleh rhizobia sangat bervariasi tergantung strain, tanaman inang serta lingkungannya termasuk ketersediaan unsur hara yang diperlukan. Banyak genus rhizobia yang hanya dapat hidup menumpang pada tanaman inang tertentu spesifik. Sebagai contoh bakteri yang bersimbiosis dengan kedelai soybean umumnya tidak dapat bersimbiosis dengan dengan tanaman alfalfa medicago. Agar kemampuan menambat nitrogen tinggi maka tanaman inang harus dinokulasi dengan inokulan yang sesuai. Penambatan oleh rhizobia maksimum bila ketersediaan hara nitrogen dalam keadaan minimum. Dianjurkan untuk memberikan sedikit pupuk nitrogen sebagai starter, agar bibit muda memiliki kecukupan N sebelum rhizobia menetap dengan baik pada akarnya. Sebaliknya pemupukan nitrogen dengan jumlah besar atau terus menerus akan memperkecil kegiatan rhizobia sehingga kurang efektif. © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id

2.4.3. Penambat N yang Hidup Bebas

Dokumen yang terkait

Perananan Koperasi Serba Usaha (KSU) Mangarahon Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

7 78 78

Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang, Jawa Barat

0 4 6

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

Efisiensi Produksi Usaha Pengolahan Gula Kelapa Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah

5 32 96

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEBU UNTUK PEMBUATAN GULA PASIR DAN GULA TUMBU DI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS.

0 0 14

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI GULA TUMBU (KASUS KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 8 59

MEWUJUDKAN PERKOPIAN NASIONAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KOPI BUBUK SKALA KECIL UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH USAHA TANI KOPI RAKYAT DI ACEH TENGAH

0 0 5

PENGARUH SKALA USAHA, PENDIDIKAN PEMILIK, PENGALAMAN MEMIMPIN, JENIS USAHA, PERSEPSI PEMILIK USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah)

0 1 14

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Komparatif Usahatani Tebu Untuk Pembuatan Gula Pasir Dan Gula Tumbu Di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus

0 0 7

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KESUKSESAN USAHA MIKRO, KECIL DI LINGKUNGAN KAMPUS STAIN KUDUS (STUDI KASUS PADA USAHA FOTOCOPY DI LINGKUNGAN STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 25