Erosi Tanah Tanahlahan dan Pengelolaannya

pertumbuhan tanaman yang normal, maka berakibat menurunnya pertumbuhan tanaman atau berkurangnya produktivitas lahan. Perombakan bahan organik dan pelapukan mineral serta pencucian yang berlangsung cepat di bawah iklim tropika panas dan basah, menyebabkan kehilangan unsur hara. Unsur hara juga terangkut melalui panen tanpa adanya usaha untuk mengembalikan, sehingga menyebabkan rusaknya struktur tanah. Pembakaran tumbuhan yang menutupi tanah akan mempercepat proses pencucian dan pemiskinan, apalagi jika pembakaran dilakukan setiap tahun. Pemberian pupuk buatanpabrik atau pupuk organik kompos, pergiliran tanaman dengan tanaman leguminosa dan tidak melakukan pembakaran vegetasi atau sisa- sisa tanaman, merupakan sebagian cara untuk mencegah kerusakan tanah dan memulihkan kesuburan tanah.

2.3.2. Erosi Tanah

Menurut Arsyad 2006 dan Sitorus 2008, erosi adalah peristiwa pindahnya atau terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut yang kemudian diendapkan di tempat lain. Pengangkutan atau pemindahan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu air dan angin. Di daerah beriklim basah seperti Indonesia, erosi oleh air yang lebih penting, sedangkan erosi oleh angin hampir tak berarti. Oleh sebab itu maka pembahasan erosi selanjutnya akan berpusat pada masalah erosi oleh air beberapa macam erosi yang dikenal dalam kamus konservasi tanah dan air, yaitu: 1 erosi geologi, terjadi sejak permukaan bumi terbentuk yang menyebabkan terkikisnya © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id batuan sehingga terjadi bentuk morfologi permukaan bumi seperti yang terdapat sekarang ini, 2 erosi normal, disebut juga erosi alami merupakan proses pengangkutan tanah atau bagian tanah yang terjadi dibawah keadaan alami, biasanya terjadi dengan laju yang lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah yang tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal, 3 erosi dipercepat, adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah sebagai akibat perbuatan manusia yang mengganggu kesimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah. Menurut bentuknya dikenal lima jenis erosi yaitu : 1 erosi permukaan, atau erosi lembar, 2 erosi alur, 3 erosi parit, 4 erosi tebing sungai, dan 5 longsor. Erosi memenyebabkan hilangnya lapisan bagian atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan akan diendapkan di tempat lain, di dalam sungai, waduk danau, saluran irigasi, di atas tanah pertanian dan sebagainya. Dengan demikian kerusakan yang ditimbulkan oleh peristiwa erosi terjadi di dua tempat yaitu : 1 di tempat terjadinya erosi dan 2 di tempat tujuan akhir tanah yang terangkut tersebut diendapkan. Kerusakan yang dialami ditempat erosi terjadi berupa kemunduran sifat- sifat kimia dan fisik tanah seperti kehilangan unsur hara dan bahan organik serta memburuknya sifat fisik yang tercermin antara lain dari menurunya kapasitas kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air, meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah dan berkurangnya kemantapan struktur tanah, yang pada akhirnya menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id menurunnya produktivitas. Hal ini disebabkan oleh lapisan bagian atas tanah setebal 15 – 30 sentimeter mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik lebih baik dibanding dengan lapisan tanah dibawahnya.

2.3.3. Pengelolaan Sumberdaya Lahan

Dokumen yang terkait

Perananan Koperasi Serba Usaha (KSU) Mangarahon Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

7 78 78

Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang, Jawa Barat

0 4 6

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

Efisiensi Produksi Usaha Pengolahan Gula Kelapa Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah

5 32 96

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEBU UNTUK PEMBUATAN GULA PASIR DAN GULA TUMBU DI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS.

0 0 14

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI GULA TUMBU (KASUS KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 8 59

MEWUJUDKAN PERKOPIAN NASIONAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KOPI BUBUK SKALA KECIL UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH USAHA TANI KOPI RAKYAT DI ACEH TENGAH

0 0 5

PENGARUH SKALA USAHA, PENDIDIKAN PEMILIK, PENGALAMAN MEMIMPIN, JENIS USAHA, PERSEPSI PEMILIK USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah)

0 1 14

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Komparatif Usahatani Tebu Untuk Pembuatan Gula Pasir Dan Gula Tumbu Di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus

0 0 7

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KESUKSESAN USAHA MIKRO, KECIL DI LINGKUNGAN KAMPUS STAIN KUDUS (STUDI KASUS PADA USAHA FOTOCOPY DI LINGKUNGAN STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 25