Pengelolaan Sumberdaya Lahan Tanahlahan dan Pengelolaannya

menurunnya produktivitas. Hal ini disebabkan oleh lapisan bagian atas tanah setebal 15 – 30 sentimeter mempunyai sifat-sifat kimia dan fisik lebih baik dibanding dengan lapisan tanah dibawahnya.

2.3.3. Pengelolaan Sumberdaya Lahan

Pengelolaan sumberdaya lahan memiliki dua tujuan, yaitu : 1 tujuan fisik adalah tujuan yang dapat diukur dalam satuan fisik, misal produksi tiap ha, dan 2 tujuan ekonomis, diukur dalam penerimaan pendapatan bersih. Pada umumnya kedua tujuan diatas dapat sejalan, akan tetapi ada kalanya kedua tujuan tersebut tak sejalan, misal produksi tebu tinggi tetapi harganya murah, sehingga tujuan fisik tercapai namun tujuan ekonomis tidak tercapai. Menurut Sitorus 2008, sistem pengelolaan lahan mencakup lima unsur, yaitu : 1 perencanaan penggunaan lahan sesuai dengan kemampuannya, 2 tindakan khusus konservasi tanah dan air, 3 menyiapkan tanah dalam keadaan olah yang baik, 4 menggunakan sistem pergiliran tanaman yang tersusun baik, dan 5 menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang bagi pertumbuhan tanaman. Perencanaan penggunaan lahan sesuai dengan kemampuannya, disesuaikan atau tergantung dari kemampuan sumberdaya lahan itu sendiri untuk dapat diusahakan bagi suatu penggunaan tertentu. Dengan demikian terlebih dulu harus diketahui potensi dari sumberdaya lahan itu sendiri untuk dapat mendukung suatu kegiatan usahatani tertentu serta tindakan yang diperlukan agar lahan tersebut dapat memberikan hasil yang baik secara berkelanjutan. Sifat lahan meliputi : 1 keadaan lereng atau topografi daerah, 2 kedalaman efektif tanah, 3 tekstur tanah, 4 tingkat kesuburan tanah, 5 © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id permeabilitas tanah, dan 6 keadaan drainase. Hal ini merupakan faktor yang penting dari sumberdaya lahan agar dapat diusahakan Tindakan khusus konservasi tanah dan air, prinsipnya sama dengan konservasi tanah karena antara tanah dan air terdapat hubungan yang erat sekali, setiap tindakan atau perlakuan yang diberikan terhadap sebidang tanah akan mempengaruhi keadaan tata air di lahan tersebut maupun di daerah hilirnya. Tindakan konservasi tanah adalah usaha untuk memperlakukan lahan pada penggunaan yang sesuai dengan kemampuannya, mengikuti syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi tanah ditujukan untuk : 1 mencegah kerusakan tanah, dan 2 memperbaiki tanah yang rusak agar tercapai produksi yang setinggi-tingginya dalam waktu yang tak terbatas. Metode konservasi tanah menurut Sitorus 2008, dapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu : 1 metode vegetatif, 2 metode mekanik dan 3 metode kimia. Metode vegetatif fungsinya yaitu : melindungi tanah terhadap daya perusak terhadap butir-butir air hujan yang jatuh, melindungi tanah terhadap daya perusak aliran permukaan, dan memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan kemampuan mengabsorbsi air. Metode vegetatif, antara lain : penghutanan atau penghijauan, penanaman dengan rumput makanan ternak, pergiliran tanaman dengan tanaman pupuk hijau. Metode mekanik dalam konservasi tanah mempunyai dua fungsi, yaitu memperlambat aliran permukaan dan menampungmenyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan yang tidak merusak. Metode mekanik antara lain adalah pengolahan tanah tillage, pembuatan galengan dan saluran menurut kontur, © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id pembuatan teras, perbaikan drainase dan pembuatan irigasi, pembuatan waduk, dam, dan tanggul. Metode kimia digunakan untuk pembentukan struktur tanah yang stabil. Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang menentukan kepekaan tanah terhadap erosi. Beberapa jenis senyawa kimia yang umum disebut soil conditioner yang digunakan antara lain adalah : krilium, yaitu garam natrium dari poly acrylonitrile, polymer tak terionisasi : polyvinyl alkohol PVA, polyanion : polyvinil acetate PVAC, polycation : dimethyl amino ethyl meta crylate DAEMA, dipole polymer PAM, dan emulsi bitumen. Menyiapkan tanah dalam keadaan olah yang baik, dikenal tiga fungsi pengolahan tanah, yaitu : 1 untuk menggemburkan tanah, 2 memberantas tanaman pengganggu, dan 3 memasukkan sisa-sisa tanaman kedalam tanah. Pengolahan tanah sangat dipengaruhi oleh kandungan air tanah pada saat mengolah. Bila tanah diolah pada keadaan basah, maka akan mudah terjadi pemadatan, dan struktur tanah akan rusak. Sebaliknya bila tanah diolah dalam keadaan kering akan terjadi penghancuran agregat-agregat tanah. Keadaan olah yang baik adalah suatu keadaan, dimana terbentuk struktur remah. Dalam keadaan seperti ini akan terjadi perbaikan-perbaikan dalam hal peredaran atau sirkulasi udara dalam tanah. Keadaan olah yang baik dapat dicapai jika tanah diolah dalam keadaan lembab. Menggunakan sistem pergiliran tanaman crop rotation yang tersusun baik, adalah sistem penanaman berbagai tanaman secara bergilir dalam urutan waktu tertentu pada sebidang lahan. Pergiliran tanaman mempunyai empat keuntungan yaitu : 1 mencegah erosi, 2 pemberantasan hama dan penyakit, © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id menekan populasi hama dan penyakit, 3 pemberantasan tanaman pengganggu, 4 memperbaiki atau memelihara sifat fisik dan kesuburan tanah jika tanaman pergiliran utamanya legum dibenanamkan kedalam tanah. Tanaman yang sesuai untuk digunakan dalam sistem pergiliran tanaman dalam konservasi tanah sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1 mudah diperbanyak, sebaiknya biji, 2 memiliki sistem perakaran yang tidak memberikan kompetisi berat terhadap tanaman pokok, tetapi mempunyai sifat pengikat tanah yang baik dan tak memerlukan tingkat kesuburan tanah yang tinggi untuk pertumbuhannya, 3 tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun, 4 toleran terhadap pemangkasan, 5 tahan terhadap hama, penyakit dan kekeringan, 6 mampu menekan pertumbuhan penggunggu, 7 mudah dimusnahkan jikan tanah akan digunakan untuk penanaman tanaman pokok, dan 8 tidak memiliki duri dan sulur-sulur yang membelit. Menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang bagi pertumbuhan tanaman, agar dapat mencapai produksi tanaman yang optimum dan memperbaiki sifat fisik tanah. Penggunaan pupuk sebagai faktor masukan input sangat menentukan pertumbuhan tanaman terutama pada lahan miskin ketersediaan unsur hara. Namun pemupukan tidak akan berhasil dan menguntungkan sebelum usaha-usaha pencegahan erosi, perbaikan keadaan udara dan air, pemeliharaan bahan organik tanah, perbaikan tanah yang rusak, dan perbaikan drainase dilakukan terlebih dulu. Ada tiga hal yang perlu diketahui sebelum melakukan suatu usaha pemupukan yaitu : 1 jenis pupuk yang akan diberikan, 2 besar dan jumlahnya, 3 saat pemberian. Untuk dapat mengetahui ketiga hal tersebut perlu dilakukan © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id serangkaian kegiatan yang tahapannya adalah adalah sebagai berikut : 1 mengadakan evaluasi tingkat kesuburan tanah, 2 mengadakan percobaan yang terarah agar dapat menjawab jumlah yang diperlukan dan saat pemberiannya. Penilaian tingkat kesuburan tanah dapat dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut : 1 pengamatan gejala kekurangan unsur hara pada tanaman yang tumbuh diatas tanah, 2 analisis jaringan tanaman, 3 uji biologi, dilakukan dengan menggunakan tanaman tertentu yang ditanam pada contoh tanah di rumah kaca atau di lapang, dan 4 uji kimia tanah, adalah menganalisis kimia sampel tanah merupakan cara yang paling mudah dan cepat. Pupuk adalah semua bahan yang mengandung unsur-unsur yang berfungsi sebagai hara tanaman dan tidak mengandung unsur-unsur racun yang dapat memperburuk keadaan tanah. Beberapa cara penempatan pupuk adalah : 1 sebar rata broadcast, pupuk diberikan dengan cara disebar merata di permukaan tanah sebelum tanam, 2 barisan side band, pupuk diberikan dalam barisan larikan di salah satu atau kedua sisi biji atau tanaman, 3 in the row, pupuk diberikan bersam-sama dengan biji dalam satu larikan atau parit, 4 top dressed dan side dressed, pupuk diberikan setelah tanaman tumbuh; top dressed biasanya untuk tanaman rumput atau serlia kecil, sedangkan side dressed ditempatkan di sisi barisan tanaman seperti jagung, 5 pop-up sama dengan ini the row, hanya disini dalam lubang atau tugalan, 6 pemupukan daun foliar application, pupuk dilarutkan atau diencerkan terlebih dulu dan diberikan lewat daun, 7 suntikan injection, digunakan khusus untuk pupuk dalam bentuk gasseperti NH 3 dan SO 2 dan diberikan dengan cara disuntikkan ke tanah dengan bantuan aplicator khusus, 8 pemupukan lewat air irigasi fertigation. © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id

2.4. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

Dokumen yang terkait

Perananan Koperasi Serba Usaha (KSU) Mangarahon Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

7 78 78

Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang, Jawa Barat

0 4 6

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

Efisiensi Produksi Usaha Pengolahan Gula Kelapa Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah

5 32 96

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEBU UNTUK PEMBUATAN GULA PASIR DAN GULA TUMBU DI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS.

0 0 14

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI GULA TUMBU (KASUS KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 8 59

MEWUJUDKAN PERKOPIAN NASIONAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KOPI BUBUK SKALA KECIL UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH USAHA TANI KOPI RAKYAT DI ACEH TENGAH

0 0 5

PENGARUH SKALA USAHA, PENDIDIKAN PEMILIK, PENGALAMAN MEMIMPIN, JENIS USAHA, PERSEPSI PEMILIK USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah)

0 1 14

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Komparatif Usahatani Tebu Untuk Pembuatan Gula Pasir Dan Gula Tumbu Di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus

0 0 7

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KESUKSESAN USAHA MIKRO, KECIL DI LINGKUNGAN KAMPUS STAIN KUDUS (STUDI KASUS PADA USAHA FOTOCOPY DI LINGKUNGAN STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 25