Analisis Finalsial Hasil dan Pembahasan 1. Tenaga Kerja dan Masa Kegiatan Produksi

Rasio nilai tambah 29 ini lebih rendah dibanding rasio nilai tambah industri gula kelapa yakni 84,4 Kameo, 1999 akan tetapi lebih tinggi dari pada rasio nilai tambah industri tahu 14 dan industri tempe yang hanya 13 , sedangkan industri opak 55, industri daun tembakau kering 40 , Kameo, 1999.

6.3.3. Analisis Finalsial

Tujuan analisis finansial adalah untuk mengetahui sejauh mana kegiatan usaha dapat memberikan manfaat selama umur ekonomis. Hasil analisis finansial ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan apakah investor bersedia menanamkan modalnya dalam kegiatan usaha UKGT. Ada beberapa metode atau kriteria untuk mengukur kelayakan suatu kegiatan usaha atau proyek secara finansial, yang banyak digunakan, yaitu : 1 NPV net present value, 2 IRR internal rate of return, 3 Net BC Benefit Cost Ratio, dan 4 PBP Pay Back Period Pramudya, 1992; Riyanto, 1995; Soekartawi, 1995; Ibrahim, 2003. Net Present Value NPV Nilai Sekarang Bersih Net Present Value yaitu perbedaan antara nilai sekarang dari penerimaan total dan nilai sekarang dari pengeluaran sepanjang umur proyek pada tingkat suku bunga atau tingkat diskonto discount rate tertentu yang diberikan. Apabila NPV bernilai positif, berarti menunjukkan besarnya keuntungan yang diperoleh dari investasi atau proyek. NPV adalah kriteria invetasi yang banyak digunakan dalam mengukur apakah suatu proyek © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id layak atau tidak. Menurut Pramudya,1992 ; dan Ibrahim, 2003, NPV dapat dihitung dengan persamaan berikut: NPV = n t 1 t i C B 1 ........................................ 6.1 Keterangan : B = Benefit penjualan hasil produksi C = Cost biaya investasi dan operasi i = suku bunga atau diskon faktor discount rate t = waktu tahun ke- t n = umur ekonomis tahun Semakin tinggi pendapatan dan datangnya lebih awal semakin tinggi NPV, namun semakin tinggi discount rate NPV semakin rendah. Proyek dikatakan layak apabila NPV ≥ 0, dan proyek ditolak jika NPV 0. Analisis finansial diperhitungkan berdasarkan data investasi, modal kerja, biaya masukan, benefit, dan diskon faktor tiap tahun. Oleh karena itu berdasarkan data struktur produksi rerata tiap hari Table 6.6, perlu diolah menjadi data tiap tahun sebelum didiskon. Masa gilingkerja tiap bulan adalah 26 hari dan masa giling tiap tahun rerata adalah 5 bulan, sehingga tiap tahun: Benefit = Rp 1.630.174hr x 26 hrbl x 5 blth = Rp 211.922.685 Masukan = Rp 1.385.879hr x 26 hrbl x 5blth = Rp 180.164.270 Investasi dan Modal Kerja = Rp 40.000.000 + Rp 9.000.000 = Rp 49.000.000 Diskon Faktor DF = 15 Waktu t = 5 tahun Umur ekonomis n = 5 tahun. © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id Data tersebut diatas selanjutnya dinyatakan dalam Tabel 6.7 untuk digunakan dalam perhitungan menentukan besarnya NPV. Internal Rate of Return IRR Tingkat Pengembalian Internal Internal Rate of Return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan NPV Net Present Value sama dengan nol Pramudya,1992; Ibrahim, 2003 mengemukakan IRR merupakan suatu tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam suatu proyek yang nilainya dinyatakan dalam prosentase per tahun. Suatu proyek yang layak dilaksanakan akan mempunyai nilai IRR yang lebih besar dari nilai discount rate. Tabel 6.7. Arus Kas Biaya dan Manfaat UKGT dalam Perhitungan NPV Thn. Cost C Rp Benefit B R B – C Rp DF 15 NPV Rp 49.000.000 -- -49.000.000 1,0000 -49.000.000 1 180.164.270 211.922.685 30.641.975 0,8695 26.643.197 2 180.164.270 211.922.685 30.641.975 0,7561 23.168.397 3 180.164.270 211.922.685 30.641.975 0,6575 20.147.098 4 180.164.270 211.922.685 30.641.975 0,5717 17.518.017 5 180.164.270 211.922.685 30.641.975 0,4971 15.232.125 Net Present ValueNPV = 53.708.836 Sumber : Hasil Penelitian Lapang, 2008 Suatu proyek dapat dilakukan apabila tingkat pengembalian rate of return lebih besar dari pada pengembalian return yang diterima apabila © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id melakukan investasi di tempat lain bank, dan lain-lain, sehingga IRR harus dibandingkan dengan alternatif investasi yang lain. Penerimaan atau penolakan usulan investasi ini adalah dengan membandingkan IRR dengan tingkat bunga yang disyaratkan required rate of return. Apabila IRR lebih besar dari pada tingkat bunga yang disyaratkan maka proyek tersebut diterima, apabila lebih kecil ditolak. Penghitungan untuk menentukan IRR masih memerlukan penghitungan NPV. Besarnya nilai IRR dapat ditentukan dengan menghitung terlebih dulu NPV 1 dan NPV 2 dengan cara coba-coba trial and error. Berdasarkan hasil coba-coba tersebut maka nilai IRR berada antara nilai NPV positif dan nilai NPV negatif yaitu pada NPV = 0. Nilai IRR dapat didekati dengan persamaan berikut : 1 i IRR 1 2 2 1 1 i i NPV NPV NPV ……………….. 6.2 Keterangan : i 1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1 positif i 2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 2 negatif Nilai IRR yang diperoleh merupakan nilai pendekatan, karena hubungan antara perubahan i dan NPV tidak merupakan garis lurus, sehingga ketepatannya dipengaruhi oleh nilai i 1 dan i 2 . Hal ini bermakna semakin kecil perbedaan nilai i, nilai IRR yang diperoleh semakin tinggi ketepatannya. Berdasarkan data dalam Tabel 6.7 maka dilakukan perhitungan coba-coba untuk : i 1 = 55, diperoleh besarnya NPV 1 = 485.442; dan untuk i 2 = 56, diperoleh NPV 2 = -461.734. © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id Angka-angka tersebut kemudian dimasukkan kedalam persamaan 6.2 : 1 i IRR 55703 , 01 , 734 . 461 442 . 485 442 . 485 55 , 1 2 2 1 1 i i NPV NPV NPV sehingga didapat IRR = 55,703 atau dibulatkan 55,7 Net BC Net Benefit Cost Ratio Rasio Manfaat Biaya Bersih Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah didiskon bernilai positif + dengan net cost yang telah didiskon bernilai negatif -. Menurut Pramudya, 1992 dan Ibrahim, 2003 formula untuk menghitung Net BC adalah sebagai berikut : n t t t t n t t t t i C B i C B C NetB 1 1 1 1 ……………………..…… 6.3 Pengambilan keputusan berdasarkan kriteria berikut : j ika BC ≥ 1 satu, maka proyek layak untuk dilaksanakan, dan jika BC 1, maka proyek ditolak atau tidak layak dilaksanakan. Berdasarkan data dari Tabel 6.7 yang telah diolah, diperoleh net benefit yang telah didiskon + sebesar 102.708.836 dan cost yang telah didiskon - yaitu sebesar -49.000.000, sehingga dengan memasukkan harga tersebut kedalam persamaan 3 dapat ditentukan : 096 , 2 000 . 000 . 49 836 . 708 . 102 C NetB © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id Pay Back Period PBP Periode Pengembalian Kembali Pay Back Period adalah metode untuk mengukur berapa lama berapa tahun suatu investasi akan bisa kembali atau seberapa cepat investasi bisa kembali, dasar yang dipergunakan adalah aliran kas. Apabila PBP kurang dari suatu periode yang telah ditentukan, proyek tersebut diterima atau dikatakan menguntungkan, sedang kalau lebih lama maka proyek ditolak. Semakin cepat pengembalian biaya invstasi, semakin baik karena semakin lancar perputaran modal. Kelemahan metode PBP yaitu mengabaikan nilai waktu uang dan aliran kas setelah periode payback. Formula untuk menentukan PBP Ibrahim, 2003 adalah sebagai berikut : p n i n i icp i p B B I T PBP 1 1 1 1 ……...……………………… 6.4 Keterangan : T p-1 = tahun sebelum terdapat PBP I i = jumlah investasi yang telah didiskon B icp-1 = jumlah benefit yang telah didiskon sebelum PBP B p = jumlah benefit pada PBP berada Berdasarkan hasil perhitungan merujuk pada Tabel 6.7, didapat : I i = 49.000.000; T p-1 = tahun ke-1, B icp-1 = 26.643.197 belum melewati jumlah investasi yang telah didiskon, yaitu : 49.000.000. Pada tahun ke-2 benefit yang telah didiskon = 49.811.594 sudah melewati 49.000.000 dan diketahui B p = 23.168.397. PBP dapat dihitung dengan memasukkan harga-harga diatas kedalam rumus 4, maka didapat : © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id PBP = 1 + 49.000.000 – 26.643.197 23.168.397 = 1+ 0,9649 = 1,965 tahun atau 1 tahun 11 bulan 17 hari. Tetapi karena masa giling UKGT dalam satu tahun rerata hanya 5 bulan maka dalam kenyataan PBP menjadi 1 tahun 4 bulan 25 hari. Hasil perhitungan dari beberapa metode diatas selanjutnya ditabelkan untuk memudahkan menganalisis kelayakan usaha, seperti ditunjukkan dalam Tabel 6.8. Berdasarkan Tabel 6.8, kriteria NPV bernilai Rp. 53.708.836 positif, IRR = 55,5 lebih besar dari pada bunga bank 15, Net BC = 2,096 1; dan PBP = 1,965 5 lebih kecil dari batas waktu pinjaman bank yang ditetapkan maka waktu pengembalian modal lebih cepat. Oleh karena itu kegiatan UKGT layak dilaksanakan. Tabel 6.8. Nilai NPV, Net BC, IRR dan PBP untuk Diskon Faktor 15 Jangka Waktu 5 Tahun dan Umur Ekonomis 5 Tahun No Metode Nilai Satuan Status 1 NPV 53.716.653 rupiah Layak 2 IRR 55,7 persentase Layak 3 Net BC 2,096 angka tanpa satuan Layak 4 PBP 1,965 tahun Layak Sumber : Hasil penelitian Lapang, 2008 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas terhadap kegiatan usaha dilakukan untuk mengkaji apabila terjadi : 1 kesalahan pendugaan suatu nilai biaya atau manfaat, 2 perubahan unsur harga pada saat proyek sedang dilaksanakan Pramudya, 1992. © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id Hal ini perlu dilakukan karena dalam analisis proyek umumnya didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak unsur ketidak pastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang. Kegiatan UKGT dilakukan analisis sensitivitas dengan asumsi apabila terjadi perubahan keadaan ekonomi, sosial dan politik, sehingga menyebabkan : 1 kenaikan harga tebu, 2 kenaikan harga solar, 3 kenaikan upah pekerja, 4 penurunan harga gula tumbu, dan 5 kenaikan investasi. Dalam setiap asumsi hal- hal lain dianggap tetap cetirus paribus. Hasil analisis sensitivitas dari masing- masing asumsi disajikan dalam beberapa Tabel berikut. Tabel 6.9. Analisis Sensitivitas terhadap Kenaikan Harga Tebu No Kenaikan Harga Tebu NPV Rp IRR Net BC angka PBP tahun 1 7,5 20.267.029 31,41 1,41 2,98 2 10 9.119.761 22,62 1,18 3,58 3 12,5 -2.027.508 13,24

0.96 4,47

4 15 -13.174.777 2,96 0,73 5,91 Sumber : Hasil Penelitian Lapang, 2008 Apabila terjadi kenaikan harga tebu hingga 12,5 maka kegiatan usaha UKGT tidak layak dijalankan. Hal ini disebabkan berdasarkan kriteria NPV hasilnya negatif - 2.027.508 dan Net BC kurang dari satu, yaitu 0,96 serta IRR 13,24 15 bunga bank, hanya PBP yang masih dibawah angka batas waktu 5 tahun, yaitu 4,47 tahun. Namun apabila harga tebu naik hanya sampai 10 , UKGT masih layak dijalankan. © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id Tabel 6.10. Analisis Sensitivitas terhadap Kenaikan Harga Solar No Kenaikan Harga Solar NPV Rp IRR Net BC angka PBP tahun 1 10 49.787.113 52,96 2,01 2,05 2 20 45.865.390 50,20 1,94 2,14 3 30 41.950.588 47,42 1,85 2,24 4 50 34.106.545 41,75 1,69 2,46 Sumber : Hasil Penelitian Lapang, 2008 Dari Tabel 6.10 diketahui bahwa meskipun biaya pemakaian solar mengalami kenaikan hingga 50 dari biaya sekarang, namun kegiatan UKGT masih layak dijalankan. Hal ini didasarkan atas kriteria NPV = 34.106.545 positif, IRR = 41,75 bunga bank 15 , Net BC = 1,69 1, dan PBP = 2,46 5 tahun Tabel 6.11. Analisis Sensitivitas terhadap Kenaikan Upah Pekerja No Kenaikan Upah NPV Rp IRR Net BC angka PBP tahun 1 5 48.806.682 52,27 1,99 2,07 2 10 43.904.529 48,81 1,89 2,18 3 15 39.002.375 45,31 1,79 2,31 4 20 34.100.221 41,75 1,69 2,46 Sumber : Hasil Penelitian Lapang, 2008 Meskipun terjadi kenaikan upah pekerja hingga 20 dari yang berlaku sekarang, kegiatan UKGT masih layak dilaksanakan. Hal ini dinyatakan berdasarkan kriteria sebagaimana dalam Tabel 11. NPV = Rp. 34.100.221 © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id positif, IRR = 41,75 lebih besar dari bunga bank yang berlaku, yaitu 15 , Net BC = 1,69 1 dan PBP = 2,46 tahun masih dibawah batas pengembalian modal selama 5 tahun. Tabel 6.12. Analisis Sensitivitas terhadap Penurunan Harga GT No Penurunan harga GT NPV Rp IRR Net BC angka PBP tahun 1 2,5 35.950.245 43,10 1,73 2.41 2 5 18.191.654 29,81 1,37 3,08 3 7,5 433.062 15,38 1,00 4,24 4 10 -17.325.529 -0,012 0,65 6,71 Sumber : Hasil Penelitian Lapang, 2008 Jika harga gula tumbu turun hingga 10 tiap kilogram maka kegiatan usaha UKGT menjadi tidak layak. Hal ini didasarkan atas kriteria NPV negatif -17.325.529, Net BC sebesar 0,65 1; -0,012 15 dan PBP 6,71 sehingga melampaui batas 5 tahun, seperti ditunjukkan dalam Tabel 6.12. Tabel 6.13. Analisis Sensitivitas terhadap Kenaikan Investasi No Kenaikan Investasi NPV Rp IRR Net BC angka PBP tahun 1 10 49.716.653 50,27 1,93 2,13 2 25 43.716.653 43,36 1.74 2.40 3 50 33.716.653 34,21 1,48 2,82 4 100 13.716.653 18,51 1,15 3,69 Sumber : Hasil Penelitian Lapang, 2008 © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id Berdasarkan Tabel 6.13, dapat dinyatakan bahwa meskipun terjadi kenaikan nilai investasi total hingga 100 persen dari nilai sekarang Rp 49 juta rupiah, kegiatan usaha UKGT masih layak dilaksanakan. Hal ini karena kriteria NPV bernilai positif yaitu Rp 13.716.653, Net BC =1,15 1, IRR = 18,51 lebih besar dari bunga bank yang berlaku dan PBP = 3,69 kurang dari lima tahun sebagai waktu pengembalian modal. Sub model kelayakan finansial dibangun dengan menggunakan software Microsoft Excel, secara ringkas dinyatakan dalam Tabel 6.14. Tabel 6.14. Sub Model Kelayakan Finansial UKGT No A n a l i s i s Struktur Produksi Kelayakan Finansial Sensitifitas Harga Tebu Naik 15 Harga GT Turun 10 1 Volume Produksi kghr 563,1 NPV Rp 53.716.653 -13.174.777 -17.325.529 2 Rasio Nilai Tambah 29 IRR 55,7 2,96 -0,012 3 Saham Pekerja 48 Net BC 2,096 0,73 0,65 4 Tingkat Keuntungan 14,5 PBP tahun 1,965 5,91 6,71 Sumber : Hasil Penelitian Lapang, 2008 dianalisis. 6.4. Simpulan dan Saran 6.4.1. Simpulan

Dokumen yang terkait

Perananan Koperasi Serba Usaha (KSU) Mangarahon Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

7 78 78

Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang, Jawa Barat

0 4 6

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

Efisiensi Produksi Usaha Pengolahan Gula Kelapa Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah

5 32 96

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEBU UNTUK PEMBUATAN GULA PASIR DAN GULA TUMBU DI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS.

0 0 14

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI GULA TUMBU (KASUS KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 8 59

MEWUJUDKAN PERKOPIAN NASIONAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KOPI BUBUK SKALA KECIL UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH USAHA TANI KOPI RAKYAT DI ACEH TENGAH

0 0 5

PENGARUH SKALA USAHA, PENDIDIKAN PEMILIK, PENGALAMAN MEMIMPIN, JENIS USAHA, PERSEPSI PEMILIK USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah)

0 1 14

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Komparatif Usahatani Tebu Untuk Pembuatan Gula Pasir Dan Gula Tumbu Di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus

0 0 7

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KESUKSESAN USAHA MIKRO, KECIL DI LINGKUNGAN KAMPUS STAIN KUDUS (STUDI KASUS PADA USAHA FOTOCOPY DI LINGKUNGAN STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 25