Metode Analisis Data Tahapan Penelitian

d Harga tebu tiap kuintal 100 kilogram e Ongkos transportasi f Harga solar bahan penolong g Upah tenaga kerja dan pengeluaran lain h Modal untuk investasi: motor diesel, gilingan tebu, penampung nira, selang saluran nira, tungku pemanas, wajan, dan lain-lain i Modal kerja satu siklus mulai giling hingga diperoleh uang hasil penjualan gula tumbu a Lamanya siklus

3.3. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Analisis data untuk sub model produktivitas tebu dilakukan dengan Metode Statistik Analisis Varian ANAVA dan berlanjut dengan DMRT jika berbeda nyata. Usaha tani tebu dianalisis berdasarkan biaya masukan-luaran input-output. 2 Analisis data sub model teknologi peningkatan mutu gula tumbu berdasarkan eksperimen laboratorium dengan proses sulfitasi dianalisis dengan Metode Statistik Anava dan berlanjut dengan DMRT jika berbeda nyata. 3 Analisis sub model kelayakan finalsial UKGT berdasarkan Struktur Produksi dan Analisis Finansial metode: NPV Net Present Value, © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id IRR Internal Rate of Return, BC Benefit Cost Ratio dan PBP Pay Back Periode serta Analisis Sensitivitas.

3.4. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang dirancang untuk menghasilkan model UKGT, sebagai berikut: 1 Tahap awal penelitian ini terdiri dari studi pustaka dan survei lapang, perumusan masalah dan tujuan penelitian. 2 Merancang sub model produktivitas tebu berdasar atas percobaan lapang dengan Rancangan Acak Kelompok RAK dengan 4 empat kelompok perlakuan dan 3 tiga kali ulangan. Hasil panen tebu dari masing-masing kelompok perlakuan diukur dan dianalisis 3 Merancang sub model teknologi peningkatan kualitas gula tumbu berdasar atas percobaan dalam laboratorium dengan metode proses sulfitasi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap Faktorial RALF, dengan perlakuan pH 2 kali dan suhu pemasakan 4 kali, ulangan dilakukan 3 tiga kali. Parameter variabel terikat kualitas gula tumbu hasil dari tiap perlakuan dicatat dan dianalis. 4 Menganalisis sub model kelayakan finalsial UKGT dilaksanakan berdasarkan struktur produksi dan: NPV Net Present Value, IRR Internal Rate of Return, Net BC Benefit Cost Ratio dan PBP Pay Back Periode serta Analisis Sensitivitas © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id Selanjutnya dari ketiga sub model tersebut disusun atau dibangun menjadi Model UKGT Berwawasan Lingkungan. Tahapan penelitian secara skematis ditunjukkan pada Gambar 3.3. Gambar 3.3. Tahapan penelitian Lahan Pupuk pH Suhu SELESAI MULAI MODEL UKGT BERWAWASAN LINGKUNGAN SUB MODEL KELAYAKAN FINANSIAL Model Simbolis ANALISIS BIAYA KONDISI EMPIRIS Model Arus KONDISI EMPIRIS RAN. COB. LABORATORIUM. SUB MODEL PENINGKATAN MUTU GULA TUMBU KONDISI EMPIRIS Model Simbolis SUB MODEL PRODUKTIVITAS TEBU RAN. COB. LAPANG .STUDI PUSTAKA SURVEI LAPANG PERUMUSAN MASALAH . . STRUKTURISASI MODEL UKGT ANALISIS KEBUTUHAN. IDENTIFIKASI SISTEM . Biaya Penerimaan Suku Bunga Varietas Tebu © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id

3. 5. Identifikasi Sistem

Penelitian diawali dengan analisis kebutuhan, seperti ditunjukkan dalam Tabel 3.2 . Tabel 3.2. Analisis Kebutuhan No Stakeholder Kebutuhan 1 Pemerintah Daerah - peningkatan PDRB - stabiltas harga tebu dan harga gula tumbu 2 Usaha Kecil - harga beli tebu murah - harga jual gula tumbu tinggi - peningkatan pendapatan 3 Petani - harga saprodi rendah - harga jual tebu tinggi - peningkatan pendapatan 4 Pedagang pengumpul - harga beli gula tumbu rendah - harga jual gula tumbu tinggi - peningkatan pendapatan 5 Lembaga keuangan - resiko pengembalian kredit rendah - peningkatan pendapatan 6 Masyarakat - harga gula tumbu terjangkau - mutu gula tumbu baik - peningkatan pendapatan Selanjutnya untuk mencapai kebutuhan sebagai rantai hubungan antara kebutuhan dengan permasalahan, perlu dilakukan identifikasi sistem yang © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id digambarkan dalam bentuk diagram lingkar sebab akibat causal loop, ditunjukkan dalam Gambar 3.4. + + + - + + + + - - + + + - + + Gambar 3.4. Diagram Lingkar sebab-akibat Model UKGT Berwawasan Lingkungan P D R B Lembaga Keuangan Jumlah Tebu Digiling Keuntungan Pengusaha Harga Jual GT Ketersediaan Tebu Pendapatan Masyarakat Varitas Tebu Tenaga Kerja Peningkatan Mutu GT Modal Usaha Luas Lahan Tebu pH Suhu Kepercayaan Masyarakat Produksi GT Biaya Produksi Suku Bunga Penerimaan Pupuk © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id Informasi selanjutnya disusun dalam kotak gelap seperti pada Gambar 3.5 Gambar 3.5. Diagram input- output Model UKGT Berwawasan Lingkungan MODEL UKGT BERWAWASAN LINGKUNGAN INPUT LINGKUNGAN - Kebijakan Pemerintah - Kondisi Sosial- Ekonomi - EkologiLingkungan Hidup OUTPUT DIKEHENDAKI - Stabilitas mutu - Stabilitas harga gula tumbu - Perluasan tenaga kerja - Tingkat keuntungan yang layak INPUT TAK TERKONTROL - Mutu bahan bakutebu - Harga tebu - Sarana dan prasarana - Bunga bank OUTPUT TAK DIKEHENDAKI - Pencemaran lingkungan - Mutu gula tumbu rendahturun - Harga gula tumbu rendahturun - Kesenjangan pendapatan MANAJEMEN UKGT BERWAWASAN LINGKUNGAN INPUT TERKONTROL - Modal usahainvestasi - Kapasitas produksi - Jumlah tenaga kerja - Kebutuhan bahan baku © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id

IV. PRODUKTIVITAS TEBU SISTEM KEPRASAN

DENGAN VARIASI PEMUPUKAN Abstract This research purpose is to determine the sugarcane productivity with fertilization treatment and follows low external input towards sugarcane plants of ratooning therefore farmers can increase profits. The method used is the Completely Randomized Block Design with four treatments and three repetitions 4 x 3. Sugarcane varieties R 579, area of each patch experiment 5 x 5 meters square. Dose of fertilizer: Po = 3.6 kg year plot experiment was 100 dose usage of chemical fertilizers used by farmers. Further doses: P1 75 = 2.7 kg plot, P2 50 = 1.8 kg plot and P3 25 = 0.9 kg plot, thesetreatments were supplemented with fertilizer 5 millils of liquid organic fertilizer of Nd patch a year. Sugarcane crops with a variety of treatment have significant difference. The highest productivity was P2 50 chemical fertilizers plus organic fertilizer of Nd there is 21.67 kgs per square meter or 184 tonha.year. Chemical fertilizers can be saved are equivalent with 7 quintals per hectare a year or Rp 997.500 per hectare a year. Additional costs of liquid organic fertilizer is Rp. 100.000 per hectare year and labor is Rp 200.000,- per hectare, thefore the additional advantage of saving fertilizer for farmers is Rp. 697.500 per hectare year and off farm benefit was Rp. 18.150.300 per hectare year. Keyword : sugarcane plant, ratooning, fertilizing, farmer’s profits.

4.1. Pendahuluan

Saat ini pemerintah sedang menggalakkan penanaman tebu varitas unggul untuk mengatasi rendahnya produksi gula di Indonesia. Indonesia pernah mengalami masa kejayaan sebagai pengekspor gula di tahun 1930-an. Pengembalian masa kejayaan dilakukan melalui peningkatan produksi tebu baik secara kuantitas dan kualitas serta memperhatikan kelestarian lingkungan. Kemerosotan produktivitas gula Indonesia, bukan saja karena semakin sedikit sawah beririgasi teknis dan meningkatnya areal tegalan atau lahan kering yang ditanami tebu, tetapi juga varietas tebu yang tidak mendukung produktivitas dan sistem keprasan dilakukan lebih dari 10 kali. Oleh karena itu PT Perkebunan © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id

Dokumen yang terkait

Perananan Koperasi Serba Usaha (KSU) Mangarahon Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

7 78 78

Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang, Jawa Barat

0 4 6

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

Efisiensi Produksi Usaha Pengolahan Gula Kelapa Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah

5 32 96

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEBU UNTUK PEMBUATAN GULA PASIR DAN GULA TUMBU DI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS.

0 0 14

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI GULA TUMBU (KASUS KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 8 59

MEWUJUDKAN PERKOPIAN NASIONAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KOPI BUBUK SKALA KECIL UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH USAHA TANI KOPI RAKYAT DI ACEH TENGAH

0 0 5

PENGARUH SKALA USAHA, PENDIDIKAN PEMILIK, PENGALAMAN MEMIMPIN, JENIS USAHA, PERSEPSI PEMILIK USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah)

0 1 14

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Komparatif Usahatani Tebu Untuk Pembuatan Gula Pasir Dan Gula Tumbu Di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus

0 0 7

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KESUKSESAN USAHA MIKRO, KECIL DI LINGKUNGAN KAMPUS STAIN KUDUS (STUDI KASUS PADA USAHA FOTOCOPY DI LINGKUNGAN STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 25