Kerusakan tanah Tanahlahan dan Pengelolaannya

Secara umum terdapat dua golongan tanah, yaitu : 1 tanah mineral adalah semua tanah yang sampai kedalaman 30 cm atau lebih mengandung kurang dari 30 bahan organik jika bahan mineralnya bertekstur halus atau mengandung kurang dari 20 bahan organik jika bagian mineralnya bertekstur kasar, dan 2 tanah organik adalah tanah yang sampai kedalaman 30 cm atau lebih mengandung lebih dari 30 bahan organik jika bahan mineralnya bertekstur halus dan mengandung lebih dari 20 bahan organik apabila bahan mineralnya bertekstur kasar pasir berlempungloamy sand atau lebih kasar. Di Indonesia lebih banyak tanah mineral ± 164 juta ha dari pada tanah organik ± 27 juta ha, seluruh luas daratan ± 191 juta ha. Tanah mineral pada dasarnya terdiri dari empat penyusun utama, yaitu : bahan mineral, bahan organik, air, dan udara akan menentukan sifat-sifat fisik tanah Komposisi volume dari tiap bagian penyusun utama tersebut berbeda-beda dari tanah yang satu ke tanah yang lain. Menurut Arsyad 2004 dan Sitorus 2008, di dunia ini dikenal 12 dua belas jenis tanah, yaitu : histosol, entisol, vertisol, inceptisol, aridisol, mollisol, spodosol, alfisol, ultisol, oxisol, andisol dan gellisol.

2.3.1. Kerusakan tanah

Tanah dinyatakan rusak jika lapisan tanah atas top soil banyak terkikis atau dihanyutkan oleh arus air hujan, sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang. Tanah atas umumnya hanya memiliki ketebalan sekitar 15 – 35 sentimeter. Apabila lapisan tanah atas yang telah menipis itu dibiarkan begitu saja dalam penggunaannya, lapisan ini akan hilang dan yang tampak adalah adalah lapisan tanah dibawahnya sub soil yang tidak subur, masih mentah, dimana © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id mikro flora dan mikro faunanya sudah hilang, maka perlu dilakukan perbaikan agar dapat menjadi tanah yang produktif, dan hal ini memakan waktu yang cukup lama, antara 2 – 5 tahun Kartasapoetra 2004. Tanah sebagai sumberdaya alam untuk pertanian mempunyai dua fungsi utama, yaitu : 1 sebagai matrik tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan, dan 2 sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan. Kedua fungsi tanah tersebut dapat menurun atau hilang, yang disebut kerusakan tanah atau degradasi tanah. Hilangnya fungsi pertama tidak mudah diperbaikidiperbaharui karena memerlukan waktu lama, puluhan bahkan ratusan tahun untuk pembentukan tanah, tetapi hilangnya fungsi kedua dapat segera diperbaiki dengan pemupukan terus menerus Arsyad 2006; dan Sitorus 2008. Tanah dan air merupakan sumberdaya alam utama mudah mengalami kerusakan atau degradasi karena : 1 kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran, 2 terkumpulnya garam di daerah perakaran salinisasi, terkumpulnya atau terungkapnya unsur atau senyawa yang merupakan racun bagi tanaman, 3 penjenuhan tanah oleh air waterlogging, dan 4 erosi. Kerusakan tanah selain secara alami juga disebabkan oleh faktor manusia, misalnya perladangan berpindah, dan pemanfaatan lahan yang melebihi kemampuannya atau daya dukungnya, pemakaian bahan kimia dalam pertanian dan buangan limbah industri yang terakumulasi dapat menjadi racun bagi tanaman. Kerusakan tanah oleh salah satu atau lebih penyebab diatas, menyebabkan merosotnya kesuburan tanah sehingga tanah tidak lagi mampu menyediakan unsur hara yang cukup dan seimbang untuk mendukung © Bogor Agricultural University http:www.ipb.ac.id pertumbuhan tanaman yang normal, maka berakibat menurunnya pertumbuhan tanaman atau berkurangnya produktivitas lahan. Perombakan bahan organik dan pelapukan mineral serta pencucian yang berlangsung cepat di bawah iklim tropika panas dan basah, menyebabkan kehilangan unsur hara. Unsur hara juga terangkut melalui panen tanpa adanya usaha untuk mengembalikan, sehingga menyebabkan rusaknya struktur tanah. Pembakaran tumbuhan yang menutupi tanah akan mempercepat proses pencucian dan pemiskinan, apalagi jika pembakaran dilakukan setiap tahun. Pemberian pupuk buatanpabrik atau pupuk organik kompos, pergiliran tanaman dengan tanaman leguminosa dan tidak melakukan pembakaran vegetasi atau sisa- sisa tanaman, merupakan sebagian cara untuk mencegah kerusakan tanah dan memulihkan kesuburan tanah.

2.3.2. Erosi Tanah

Dokumen yang terkait

Perananan Koperasi Serba Usaha (KSU) Mangarahon Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba Samosir dalam Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM)

7 78 78

Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah Skala Mikro Berwawasan Lingkungan di Kabupaten Subang, Jawa Barat

0 4 6

Analisis Faktor-Faktor Produksi Gula di Pabrik Gula Industri Gula Nusantara, Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah

7 49 100

Efisiensi Produksi Usaha Pengolahan Gula Kelapa Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah

5 32 96

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI TEBU UNTUK PEMBUATAN GULA PASIR DAN GULA TUMBU DI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS.

0 0 14

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI GULA TUMBU (KASUS KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS) - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 8 59

MEWUJUDKAN PERKOPIAN NASIONAL DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KOPI BUBUK SKALA KECIL UNTUK MENINGKATKAN NILAI TAMBAH USAHA TANI KOPI RAKYAT DI ACEH TENGAH

0 0 5

PENGARUH SKALA USAHA, PENDIDIKAN PEMILIK, PENGALAMAN MEMIMPIN, JENIS USAHA, PERSEPSI PEMILIK USAHA TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah)

0 1 14

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Komparatif Usahatani Tebu Untuk Pembuatan Gula Pasir Dan Gula Tumbu Di Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus

0 0 7

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KESUKSESAN USAHA MIKRO, KECIL DI LINGKUNGAN KAMPUS STAIN KUDUS (STUDI KASUS PADA USAHA FOTOCOPY DI LINGKUNGAN STAIN KUDUS) - STAIN Kudus Repository

0 0 25