Analisis Komponen Utama Modified local getis statistic on AMOEBA weights matrix for spatial panel model and its performance

5.8.2 Analisis Korelasi

Analisis korelasi berfungsi untuk melihat hubungan linier antara dua peubah. Pada model, koefisien korelasi antara peubah tak bebas dan peubah bebas dapat dijadikan sebagai tahap untuk menentukan arah atau tanda hubungan tersebut. Sedangkan analisis korelasi antar peubah bebas dapat dijadikan sebagai informasi ada atau tidak adanya multikolinier. Korelasi antara peubah tak bebas dan peubah bebas serta korelasi antar peubah bebas disajikan pada Tabel 5.2. Tabel 5.2 Korelasi antar peubah PDK MISKIN POPU LASI SMP SHTK TANI SHTK IND SHTK PDG SHTK JASA POPULASI 0.803 0.000 SMP 0.564 0.782 0.000 0.000 SHTKTANI 0.546 0.353 0.188 0.000 0.000 0.013 SHTKIND -0.338 -0.139 -0.037 -0.588 0.000 0.067 0.627 0.000 SHTKPDG -0.389 -0.311 -0.296 -0.747 0.062 0.000 0.000 0.000 0.000 0.418 SHTKJASA -0.565 -0.428 -0.389 -0.742 0.099 0.8 0.000 0.000 0.000 0.000 0.193 0.000 PDRBKAP -0.33 -0.045 0.019 -0.54 0.331 0.382 0.431 0.000 0.553 0.801 0.000 0.000 0.000 0.000 Nilai-p p-value dari setiap korelasi antara dua peubah ditunjukkan oleh nilai yang ada dalam tanda kurung, “ ”. Berdasarkan Tabel 5.2 terlihat bahwa korelasi antar peubah bebas menunjukkan bahwa nilai-p p-value sebagian besar kurang dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar antar peubah bebas berkorelasi secara linier Tabel 5.2. Jumlah penduduk atau populasi merupakan peubah bebas yang mempunyai hubungan positif paling kuat dengan jumlah penduduk miskin dibandingkan dengan peubah bebas lainnya, yaitu sebesar 0.8 dengan nilai p p-value 0.000, signifikan pada taraf signifikansi 0.05. Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat pula bahwa jumlah penduduk miskin mempunyai hubungan positif dengan jumlah tenaga kerja berpendidikan setara SMP dan share tenaga kerja sektor pertanian. Hal ini berarti ketika populasi, jumlah tenaga kerja berpendidikan setara SMP dan Share tenaga kerja pertanian meningkat maka jumlah penduduk miskin akan meningkat. Sementara itu, share tenaga kerja sektor industri, sektor perdagangan, sektor jasa dan PDRB perkapita mempunyai hubungan negatif dengan jumlah penduduk miskin, hal ini berarti jika faktor-faktor tersebut meningkat maka jumlah penduduk miskin akan menurun. Korelasi antar peubah bebas signifikan pada taraf signifikansi 5, dan hal ini sebagai informasi awal untuk terjadinya multikolinier.

5.8.3 Model Panel Spasial Dinamis

Dalam pemodelan, jumlah penduduk miskin PDKMISKIN dinotasikan dengan Y dan jumlah penduduk miskin tahun sebelumnya dinotasikan dengan Ytmin1. Dengan menggunakan peubah bebas X dalam model, artinya bahwa apabila kasus terjadinya korelasi yang signifikan antar peubah bebas tidak dipertimbangkan, maka diperoleh hasil model panel spasial dinamis sebagai berikut Tabel 5.3. Tabel 5.3 Analisis ragam model panel spasial dinamis WC sebelum dilakukan PCA GMM3 Theta Stdev nilait Nilai-p Ytmin1 0.75777 0.04071 18.61191 0.00000 WY 0.04702 0.02731 1.72140 0.08518 POPULASI 0.02664 0.00909 2.93100 0.00338 SMP -0.01229 0.02005 -0.61311 0.53981 SHTKTANI 0.21436 0.12276 1.74619 0.08078 SHTKIND 0.13639 0.17588 0.77547 0.43806 SHTKPDG -0.06497 0.33433 -0.19432 0.84593 SHTKJASA -0.30268 0.44144 -0.68567 0.49292 PDRBKAP -0.00072 0.00073 -0.99253 0.32094 R 2 =99.72 Berdasarkan Tabel 5.3, terlihat adanya beberapa koefisien pada model yang berbeda tanda dengan korelasi peubah tersebut dengan jumlah penduduk miskin, yaitu SMP dan SHTKIND. Korelasi SMP dan jumlah penduduk miskin bertanda positif Tabel 5.2 sedangkan dari hasil pemodelan, koefisien SMP bertanda negatif Tabel 5.3. Hal yang terjadi sebaliknya pada SHTKIND, korelasi antara SHTKIND dengan jumlah penduduk miskin bertanda negatif sedangkan dari hasil pemodelan koefisien SHTKIND pada bertanda positif Tabel 5.3. Hasil uji signifikansi terhadap peubah-peubah penjelas tampak bahwa hanya peubah populasi yang mempunyai pengaruh yang signifikan pada taraf signifikansi 5. Pengaruh peubah tak bebas tahun sebelumnya Ytmin1 dan lag spasial WY juga signifikan pada taraf signifikansi 5. Masalah multikolinearitas dalam model regresi merupakan hal yang perlu diperhatikan karena dampak yang muncul dari masalah tersebut berpengaruh terhadap inferensia. Salah satu upaya dalam mengatasi masalah multikolinearitas model adalah dengan mentransformasi peubah-peubah bebas X melalui analisis komponen utama Principal Component Analysis, PCA. Prinsip dari PCA ini adalah mentransformasi peubah bebas ke dalam peubah baru yang disebut komponen utama dimana antar komponen utama saling bebas. Setelah dilakukan transformasi, berikutnya komponen–komponen utama Principal Component, PC dijadikan sebagai peubah bebas bagi model yang dibangun. Hasil PCA terhadap peubah tenaga kerja lulusan SMP, populasi penduduk, share tenaga kerja empat sektor dominan dan PDRB perkapita disajikan pada Lampiran 3. Dalam kasus ini pengambilan komponen utama didasarkan pada proporsi kumulatif dan kekonsistenan tanda koefisien pada model dan korelasi antara peubah bebas dan peubah tak bebas. Untuk PCA dengan menggunakan matriks peragam, sebesar 99.98 dari total keragaman data peubah bebas X