Pendahuluan Statistik Getis lokal
sebaran statistik membentuk kurva normal baku. Untuk lebih lanjut akan ditunjukkan bahwa sebaran statistik Getis lokal termodifikasi menyebar normal.
Gambar 3.2 Kurva [
¹ÛU ∗
kasus ~[£××£ 1,4 , N=200 pada variasi p
i
menggunakan 5000 permutasi acak
Gambar 3.3 Kurva [
¹ÛU ∗
kasus ~ß
ª q
, N=200 pada variasi p
i
menggunakan
5000 permutasi acak
Gambar 3.4 Kurva [
¹ÛU ∗
kasus ~Á 1,2 , N=200 pada variasi p
i
menggunakan 5000 permutasi acak 3.5.4 Sebaran Limit Statistik Getis Lokal Termodifikasi
Perhatikan statistik Getis lokal termodifikasi [
¹ÛU
pada 3.10, [
¹ÛU ∗
pada 3.11 dan ¢ = Á³
¹
N , i=1,2…,n. Ambil ¥
q
= ¢£¤5¢ 8 =
à5P
I
8–p0à5P
I
8— ¹0p
dan Æ
= v5¢ 8 = Á5N 8, ≠ , = 1,2, … , A. Untuk penyederhanaan, dimisalkan
¥
q
= ¥
q
dan Æ
= Æ . Perhatikan bahwa ¥
q
≈ ¥
q
=
à P 5p0à P 8 ¹0p
, yakni untuk n besar, A → ∞, ¥
q
dan ¥
q
, akan menuju nol. Di bawah kondisi ini,
[
¹ÛU ∗
adalah menyebar asimtotik normal standar, [
¹ÛU ∗
→ 0,1 . Untuk membuktikan bahwa
[
¹ÛU ∗
menyebar normal standar, digunakan teorema Lyapounov Billingsley, 1995, Chung, 2001. Anggaplah bahwa untuk
setiap n barisan peubah acak ¢
p
, ¢
q
, … , ¢
¹
saling bebas, dengan nilai tengah dan ragam yang tidak homogen,
v ¢ = Æ , ¢£¤ ¢ = ¥
q
, dan dimisalkan â
¹
= ∑ ¢
¹ ‚p
, Ì
¹ q
= ¢£¤ â
¹
= ∑ ¥
q ¹
‚p
. Untuk sembarang δ positif, jika
lim
¹→Ð
1 Ì
¹ qÊË
€ ve|¢ − Æ |
qÊË
f
¹ ‚p
= 0 3.12 maka
1 Ì
¹
€ ¢ − Æ
¹ ‚p
→ 0,1 . 3.13
Ambil
¹
= A − 1
p
;[
¹ÛU
− ve[
¹ÛU
f=,
p
= ¢Â
p
adalah invariant di bawah permutasi acak
¢ , ¢ = Á³
¹
5N 8, Æ = ve¢ f = Á5N 8, ã = −
U
H
¹0p
, ä = lim
¹→Ð ∑ Uã
HI Z
I
¹0p
dan
p
→ Æ as A → ∞. Karena
;[
¹ÛU
− ve[
¹ÛU
f= =
p ¹0p å
X
e∑ ã ¢ f,
¹
dapat dituliskan kembali sebagai
¹
= ∑ ã ¢ − Æ + ∑ ã Æ . 3.14
Teorema. Anggaplah bahwa
¢ = Á³
¹
5N 8, Æ = v5¢ 8,
p
= ¢Â dan
¹
sebagaimana diberikan pada 3.14. Jika
∑ U
HI
5ˆ
I
0å
X
8
I
¹0p å
X
→ 0 , untuk sembarang sebaran
, j=1,2,...,n maka
¹
→ –0, äÁ N 51 − Á N 8— untuk
A → ∞.
Bukti. Ambil
¹
= ∑ ã ¢ − Æ + ∑ ã Æ 3.14, nilai tengah dan ragam
¹
berturut-turut adalah, v
¹
= ∑ ã Æ dan ¢£¤
¹
= v
¹ q
− cv
¹
d
q
= ∑ ã
q
¥
q
, dengan ã = −
U
H.
¹0p
. Pertama akan dibuktikan bahwa v
¹
→ 0 untuk A → ∞. Ambil
=
∑ Ñ
I I
¹0p
,
.
A − 1 = ∑
¢ ∑ ¢ −
∑ 5¢ −
p
8 ∑ ¢
atau dapat ditulis kembali sebagai 1
∑ ¢ € ã ¢ = ∑
5¢ −
p
8 A − 1
p
. Karena
¢ → Æ dan
p
→ Æ,
p ∑ ˆ
I I
∑ ã ¢ →
p ∑ Ñ
I I
∑ ã Æ , dapat ditunjukkan bahwa
∑ U
HI
5ˆ
I
0å
X
8
I
¹0p å
X
→ 0 sehingga, v
¹
= ∑ ã Æ → 0, untuk A → ∞. Berikutnya akan dibuktikan bahwa
¢£¤
¹
→ Á N 51 − Á N 8ä. Perhatikan bahwa
¥
q
→ 0, j=1,2,...,n i ≠ j untuk A → ∞, sehingga lim
¹→Ð
¢£¤
¹
= lim
¹→Ð
æ€ ã
q
A − 1 Á5N 8 –1 − Á5N 8— ç. = äÁ N 51 − Á N 8.
Terakhir, akan ditunjukkan kenormalan asimtotik
¹
menggunakan teorema Lyapounov 3.12.
Ambil è = ã ¢ , v5è 8 = ã Æ ,
¹
= ∑ è dan Ì
¹ q
= ¢£¤
¹
, mengacu pada 3.12, diperoleh
lim
¹→Ð
1 Ì
¹ qÊË
€ v ;Ïè − v5è 8Ï
qÊË
=
¹
. 3.15