Matriks Pembobot Jarak Matriks Pembobot Berdasarkan Kedekatan Geografis
3
Evaluasi semua kombinasi tetangga sebelah dan selanjutnya keanggotaan baru ecotope diidentifikasi.
4
Proses ini berlanjut untuk jumlah penghubung k, k=2, 3, ..., maksimum dimana dalam kondisi ini tidak ada lagi unit-unit spasial yang dapat
meningkatkan nilai mutlak [
∗
. Berikut merupakan sebuah ilustrasi proses penggabungan unit-unit spasial
dalam membentuk geometri dari ecotope atau gerombol cluster dengan jarak maksimum 5 langkah k=5 dari unit i.
1 Untuk setiap amatan i, nilai statistik lokal diperoleh untuk semua kombinasi
dari tetangga sebelahterdekat j. Amatan-amatan j yang memaksimumkan statistik lokal menjadi anggota-anggota ecotope bersama dengan amatan i
include dan anggota-anggota selainnya tidak menjadi ecotope yang memuat i
exclude. Gambar 2.7 memperlihatkan tiga unit j yang termasuk dalam ecotope
kiri, kanan dan atas dan yang tidak termasuk ecotope diberi warna pink.
Gambar 2.7 Ilustrasi ecotope pada tahap pertama 2
Setelah terbentuk ecotope baru dalam contoh ini ecotope terdiri dari empat unit, yakni atas, tengah, kiri dan kanan, dilakukan proses yang sama, yaitu
mencari unit-unit j yang berdekatan terhadap ecotope yang baru tersebut, dimisalkan diperoleh hasil sebagai berikut
Gambar 2.8 Ilustrasi ecotope pada tahap kedua Pada tahap kedua dihasilkan sel-sel berwarna hijau yang merupakan unit-unit
yang tergabung menjadi ecotope baru setelah proses jarak tetangga kedua, dan warna pink unit-unit yang dikeluarkan exclude.
3 Semua kombinasi bersama-sama dengan anggota ecotope yang ada dievaluasi
menggunakan statistik lokal. Himpunan baru dari amatan-amatan j yang memaksimumkan statistik lokal menjadi anggota ecotope tersebut. Demikian
proses ini berlanjut sampai tidak terdapat lagi unit-unit yang dapat memaksimumkan nilai mutlak statistik lokal. Dimisalkan dalam ilustrasi ini
diperoleh maksimum jarak dari i adalah 5, dan hasil ecotope terbentuk disajikan pada Gambar 2.9a untuk tahap ketiga dan Gambar 2.9b untuk
tahap kelima.
a ...
b Gambar 2.9 Ecotope hasil tahap ketiga a dan kelima b
Berdasarkan Gambar 2.9b terlihat bahwa pada langkah keenam semua unit yang bersebelahan dengan ecotope berwarna pink, artinya bahwa setelah
langkah kelima, masuknya unit-unit spasial tidak dapat memaksimumkan statistik lokal. Dengan demikian diperoleh
Y_ R
= 5 yakni lima langkah dari unit i.
Apabila ecotope sudah terbentuk dimana tidak ada lagi unit-unit spasial yang dapat memaksimumkan nilai statistik lokal, maka dibuat matriks pembobot
AMOEBA melalui prosedur berikut : a
Ketika
Y_ R
1, = `
abcO ≤ [
∗ Y_ R
d − beO ≤ [
∗
5 8fg bcO ≤ [
∗ Y_ R
d − bcO ≤ [
∗
0 d , 0 ≤
Y_ R
0 , untuk selainnya
b Ketika
k
jklm
= 1 = 1, untuk = 1
0, selainnya c
Ketika
Y_ R
= 0, = 0 ,
untuk semua j, dengan
adalah penghubung link yang menghubungkan i dan j dalam ecotope. Pada kondisi 1, yaitu ketika
Y_ R
1, nilai-nilai menurun ketika jumlah
penghubung antara unit i dan j meningkat. Ketika ecotope hanya mengandung satu penghubung dari unit i
Y_ R
= 1, maka unit tersebut diberi pembobot 1. Ketika tidak ada asosiasi antara unit i dengan sembarang unit j
Y_ R
= 0 maka
baris i dari matriks W adalah nol.
Berkaitan dengan prosedur AMOEBA dimana w
ij
menggunakan fungsi kumulatif sebaran normal dan hasil kajian Zhang 2008 yang menunjukkan
kaitan sebaran statistik G
i
dengan sebaran peubah asal, dalam kajian ini difokuskan pada statistik Getis lokal.