Teknik Pengambilan Sampel HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

commit to user besarnya sampel yang akan diambil peneliti mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto 2006: 134, ”Untuk menetapkan besarnya sampel, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 atau 20-25 atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari: 1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. 2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. 3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peniliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Dari beberapa pengertian di atas dapat dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian individu yang menjadi bagian populasi yang diperoleh dengan cara-cara tertentu untuk menjadi wakil dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random yaitu 25 dari jumlah siswa tiap kelas. Maka didapat sampel yaitu 40 orang berdasarkan jumlah populasi yang ada dalam penelitian.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Suharsini Arikunto 2006:133 ada beberapa teknik pengambilan sampel, yaitu: a. Penentunan sampel acak Random Sampling, yang memiliki kemungkinan tinggi untuk menetapkan sampel yang representatif. Tiap-tiap individu dalam populasi diberi kesempatan untuk ditugaskan menjadi anggota sampel. b. Sampel berstrata Stratified Sampling, digunakan jika populasi terdiri dari golongan-golongan yang mempunyai susunan bertingkat, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara random. c. Sampel wilayah Area Probality Sample, dilakukan bila ada perbedaan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. d. Sampel proposisi Propotional Sample, sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel berstrata atau sampel wilayah. e. Sampel tujuan Purposive Sample, dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. f. Sampel quata Quota Sample, dilakukan dengan mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan. commit to user g. Sampel kelompok Cluster Sample, teknik ini menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan pada kelompok-kelompok yang ada dalam populasi. h. Sampel kembar Double Sample, merupakan dua buah sampel yang sekaligus diamil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Teknik ini digunakan peneliti karena populasinya terdiri kelompok-kelompok. Kelompok terdiri dari 5 kelompok yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4 dan XI IPS 5. Kemudian peneliti mengambil 25 dari tiap kelompok.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data Suharsimi Arikunto 2002: 129 menyebutkan bahwa sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang hanya dapat diperoleh dari sumber asli pertama. Data primer ini harus secara langsung diambil dari sumber aslinya yaitu melalui narasumber yang tepat dan yang dijadikan rerponden dalam penelitian. Sehingga dalam penelitian ini data primer akan diperoleh dari angket yang diberikan kepada para responden, dan responden dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20102011 yang akan digunakan untuk mengukur tingkat kemandirian siswa..

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sebelumnya, sehingga tinggal mencari dan mengumpulkannya. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh melalui data dokumentasi SMA Negeri 4 Surakarta berupa hasil tes intelegensi yang telah dilakukan dan nilai rapor. 2. Variabel Penelitian Istilah variabel sebenarnya adalah istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam suatu penelitian. Sumadi Suryabrata 1997: 72, menyebutkan bahwa commit to user “Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian”. Variabel penelitian pada dasarnya adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik tolak suatu penelitian. Di dalam variabel terdapat satu atau lebih gejala, yang mungkin pula terdiri dari berbagai aspek atau unsur sebagai bagian yang tak terpisahkan. Di dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti tiga variabel yang terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel terikat. a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut dengan variabel terikat. Munculnya atau adanya variabel ini tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya variabel lain. Sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat. Demikian dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain. Dalam penelitian variabel bebasnya adalah 1 Intelegensi X 1 2 Kemandirian belajar X 2 b. Variabel Terikat Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula sejumlah aspek atau unsur di dalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi lain, yang disebut dengan variabel bebas. Dengan kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Sosiologi Y. Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 222 menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data adalah bagaimana peneliti menemukan metode setepat- tepatnya untuk memperoleh data kemudian disusul dengan alat pembantunya yaitu instrumen”. Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian harus tepat karena akan berpengaruh terhadap hasil penelitian. Dalam sebuah penelitian diperlukan data yang obyektif karena data merupakan suatu hal yang sangat commit to user mendasar yang akan menentukan hasil penelitian. Apabila keliru dalam meneliti teknik pengumpulan datanya maka mengakibatkan hasil penelitian tidak tepat. Sehubungan dengan masalah penelitian, maka teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data menggunakan angket dan dokumentasi. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan cara yang ditempuh untuk mendapatkan data tentang masalah yang diselidiki. Sumadi Suryabrata 1997: 84, menjelaskan bahwa kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukurnya. Berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat atau tidaknya penggunaan teknik pengumpulan datanya. Pengumpulan data merupakan cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan alat tertentu. Oleh karena itu alat pengumpul data harus benar-benar valid dan reliable. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner dan dokumentasi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok dan metode dokumentasi sebagai metode bantu.

a. Angket

a. Pengertian Angket

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket erat sekali dengan kegiatan survai. Menurut Nasution 2003: 51 “Angket merupakan pertanyaan yang diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada responden untuk dijawab dan dikembalikan lagi kepada peneliti”. Sedangkan Suharsimi Arikunto 2006: 151, mengatakan bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Berdasarkan pendapat Suharsimi Arikunto 2006: 152, kuesioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan: 1 Dipandang dari cara menjawab, maka ada: a Kuesioner terbuka, yaitu memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. commit to user b Kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. 2 Dipandang dari jawaban yang diberikan, ada: a Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang diirnya. b Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. 3 Dipandang dari bentuknya, maka ada: a Kuesioner pilihan ganda, sama dengan kuesioner tertutup. b Kuesioner isian, sama dengan kuesioner terbuka. c Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check √ pada kolom yang sesuai. 4 Rating-scale skala bertingkat, yaitu sebuah perntayaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa angket merupakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk mendapatkan data. Dalam penelitian ini jenis angket yang akan digunakan adalah jenis angket tertutup langsung. Angket tertutup berarti jawaban berupa alternatif yang sudah disediakan oleh peneliti yang telah ditentukan dan dibatasi, sedangkan langsung maksudnya adalah responden langsung menjawab pertanyaan yang sudah disediakan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah dalam menyusun angket adalah sebagai berikut : 1 Menetapkan tujuan Dalam penelitian ini, angket disusun dengan tujuan untuk mendapatkan data tentang kemandirian belajar. 2 Menyusun indikator Bertujuan untuk memperjelas permasalahan yang dituangkan dalam instrumen termasuk batasan variabel yang akan diteliti. 3 Menyusun kisi-kisi instrumen Kisi-kisi instrumen diperlukan untuk memperjelas serta mempermudah pembuatan item-item instrumen. Pembuatan kisi-kisi dalam instrumen ini disesuaikan dengan indikator-indikator yang sudah ditentukan sebelumnya dan disesuaikan dengan lingkup masalah dan tujuan yang hendak dicapai. commit to user 4 Menyusun item instrumen Instrumen yang dibagikan dapat disusun dengan langkah sebagai berikut : a Membuat item-item pertanyaan b Membuat surat pengantar angket c Menyusun petunjuk dan pedoman pengisian angket 5 Menentukan Skor Setelah angket disusun, kemudian akan disusun skor dari masing-masing jawaban. Dalam penelitian angket ini, setiap item mcmpunyai alternatif jawaban dan skor antara 1 sampai 4. Dari alternatif jawaban tersebut diberikan bobot nilai sebagai berikut: a Alternatif jawaban A, mempunyai bobot nilai 4 b Alternatif jawaban B, mempunyai bobot nilai 3 c Alternatif jawaban C, mempunyai bobot nilai 2 d Alternatif jawaban D, mempunyai bobot nilai 1 Skor penilaian yang lainnya sebagai berikut: a ....... b ........ c ........ d ........ Skor penilaian 1-4 sesuai dengan berapa banyak responden menjawab. 6 Mengadakan uji coba try out angket Tujuan diadakannya try out ialah agar mendapatkan angket yang benar- benar valid. Oleh karena itu instrumen penelitian perlu diuji melalui uji validitas dan reliabilitas sebelum diterapkan di lapangan. Namun menurut Suharsimi Arikunto 2002: 129, angket kuesioner memiliki keuntungan dan kelemahan sebagai berikut: 1 Keuntungan Angket Kuesioner a Tidak memerlukan hadirnya peneliti. b Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden. d Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu- malu menjawab. commit to user e Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. 2 Kelemahan Angket Kuesioner a Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya. b Seringkali sukar dicari validitasnya. c Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur. d Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. Menurut penelitian, angket yang dikirim lewat pos angka pengembaliannya sangat rendah, hanya sekitar 20 Anderson. e Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.

b. Uji Coba Angket Try Out

Dalam penelitian suatu data dapat mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya suatu data tergantung baik tidaknya angket, maka harus diadakan uji validitas dan uji reliabilitas. Menurut Sutrisno Hadi 2000: 166 maksud diadakannya try out adalah sebagai berikut : a Untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas maksudnya. b Untuk meniadakan penggunaan kata-kata yang terlalu asing, terlalu akademik, dan kata-kata yang menimbulkan kecurigaan. c Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang biasa dilewati atau hanya menimbulkan jawaban-jawaban yang dangkal. d Untuk menambah item yang sangat perlu atau meniadakan item yang ternyata tidak relevan dengan tujuan research. Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maksud peneliti mengadakan try out angket adalah : a Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang bermakna ganda dan tidak jelas. b Menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya tidak diperlukan. c Menghindari kata-kata yang kurang dimengerti oleh responden. d Menghilangkan item-item yang dianggap tidak relevan dengan penelitian. commit to user Selain beberapa maksud diadakan try out seperti yang disebutkan di atas, tujuan diadakan try out terhadap angket adalah untuk mengetahui kelemahan angket yang disebarkan kepada responden dan untuk mengetahui sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan tersebut, serta untuk memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. 1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah butir-butir pertanyaan dalam angket yang diuji cobakan dapat mengukur keadaan responden yang sebanarnya. Menurut Saifuddin Azwar 2002: 5, menyatakan bahwa “ Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”. Sedangkan menurut Nasution 2003: 74, “Suatu alat pengukur dikatakan valid, jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat itu”. Menurut Suharsimi Arikunto 2002: 145, “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji validitas adalah menguji sejauh mana ketepatan atau kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur data yang diteliti. Menurut Nasution 2003: 75, menyatakan bahwa “Validitas ada macam- macamnya yaitu validitas isi, validitas prediktif, dan validitas construct konstruk”. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut: a. Validitas Isi Dengan validitas isi dimaksudkan bahwa isi atau bahan yang diuji atau dites relevan dengan kemampuan, pengetahuan, pelajaran, pengalaman atau latar belakang orang yang diuji. Validitas isi diperoleh dengan mengadakan sampling yang baik, yakni memilih item-item yang representative dari keseluruhan. b. Validitas Prediktif Dengan validitas prediktif dimaksudkan adanya kesesuaian antara ramalan prediksi tentang kelakuan seseorang dengan kelakuannya yang nyata. Diharapkan bahwa suatu tes mempunyai nilai prediktif commit to user yang tinggi artinya apa yang diramalkan oleh tes itu tentang kelakuan seseorang memang terbukti dari kelakuan orang itu. c. Validitas Construct Konstruk Validitas konstruk ini digunakan bila kita sangsikan apakah gejala yang dites hanya mengandung lebih dari satu dimensi, maka validitas tes itu dapat diragukan. Keuntungan validitas konstruk ini ialah bahwa kita mengetahui komponen-komponen sikap atau sifat yang diukur dengan tes itu. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan jenis validitas konstruk construct validity yaitu untuk menunjukan seberapa jauh tes mengukur sifat atau konstruk variabel kemandirian belajar. Langkah-langkah yang ditempuh dalam uji validitas yaitu: 1 Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur. 2 Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden 3 Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban 4 Menghitung korelasi antar skor tiap item dengan skor total dengan rumus korelasi product moment Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut: Suharsimi Arikunto, 2002 : 146 Keterangan : r xy : Koefisien korelasi antara X dan Y X : Skor masing-masing item Y : Skor total XY : Jumlah perkalian Xdan Y X 2 : Jumlah kuadrat dari X Y 2 : Jumlah kuadrat dari Y N : Jumlah Subyek commit to user • Jika p 0,050 maka instrumen dikatakan valid, • Jika p 0,050 maka instrumen dikatakan tidak valid, Berdasarkan hasil perhitungan validitas angket diperoleh hasil sebagai berikut dari 34 item variabel kemandirian belajar yang diuji cobakan ada 8 butir gugur, yaitu nomor 2, 4, 9, 10, 20, 22, 28, 31 dan 26 butir valid. Untuk selanjutnya item tidak valid dibuang dan digunakan dalam angket. 2 Uji Reliabilitas Selain harus valid, suatu angket atau kuesioner juga harus memenuhi syarat reliabel. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran sampel konsisten apabila diulangi dua kali atau lebih. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi, jika dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila alat ukur tersebut dikenakan pada subyek yang sama tetapi tempatnya berbeda atau pada waktu yang sama tetapi tempatnya berbeda. Dengan kata lain reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Menurut Nasution 2003: 77, “Suatu alat pengukur dikatakan reliabel bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama”. Jadi alat yang reliabel secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama. Menurut Tentrem Widodo 2009:79 ”Reliabilitas dibedakan jenisnya, yaitu reliabilitas tes ulang test-retest method, reliabilitas kesamaan equivalent method, dan reliabilitas konsistensi internal internal consistency method”. Untuk mengetahui lebih jelas tentang jenis-jenis reabilitas akan diuraikan di bawah ini a. Reliabilitas tes ulang Keajegan pengukuran yang dilakukan dengan pelaksanaan tes yang diulang-ulang untuk variabel yang sama terhadap kelompok responden yang sama dalam tenggang waktu tertentu. Bukti empiris reabilitas tes-ulang ditunjukan dengan koefisien korelasi antara hasil pengukuran pertama X dengan hasil pengukuran kedua. commit to user b. Realibilitas Ekuivalen Keajegan hasil pengukuran antara dua pengukuran variabel yang sejenis atau setara pada waktu yang sama kepada responden yang sama juga. Bukti empiris reabilitas ekuivalen ditunjukan dengan koefisien korelasi antara hasil pengukuran variabel X dengan hasil pengukuran variabel Y . c. Reliabilitas konsistensi internal Keajegan hasil pengukuran satu variabel antara kelompok item tertentu dengan kelompok lainnya dalam satu perangkat pengukuran yang diberikan dalam satu kali pengukuran. Bukti empiris statistik reliabilitas konsistensi internal bisa ditempuh dengan teknik analisis: 1 Teknik Belah Dua split-half procedure Reabilitas ditunjukan dengan koefisien koralasi antara skor kelompok item X item no gasal dengan skor kelompok item Y, sehingga sering disebut teknik korelasi belah dua. 2 Teknik Kuder-Richardson Approach Teknik ini digunakan untuk instrumen yang bentuk itemnya dengan alternatif salah satu benar dua pilihan yang saling eklusif, benar- salah. 3 Teknik Kuder-Richardoon 21 Teknik ini digunakan hasil pengukuran variabel dengan item banyak yang pilihan jawaban ganda bersifat kontinum. Adapun teknik pengukuran reabilitas yang peneliti gunakan adalah menggunakan jenis reabilitas konsistensi internal dan teknik pengukuran reliabilitas yang peneliti gunakan adalah “teknik belah dua” dengan langkah- langkah yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut : a Memberikan alat ukur angket kepada sejumlah responden. Dalam penelitian ini responden yang digunakan untuk try out sejumlah 15 siswa. Setelah diuji validitasnya, maka akan terlihat item yang valid dan yang tidak valid. Maka item-item yang valid dikumpulkan dan item-item yang tidak valid disingkirkan. commit to user b Setelah item-item yang valid terkumpul, kemudian item-item tersebut dibagi menjadi dua belahan. Dalam membelah item-item ini, penulis menggunakan cara membagi item berdasarkan “nomor genap ganjil”. c Menjumlahkan skor masing-masing item pada tiap belahan. Maka akan diperoleh dua skor total. d Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua. Uji reliabilitas angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus alpha, yaitu sebagai berikut: Suharsimi Arikunto, 2002 : 171 Keterangan : : Reliabilitas instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan atau soal : Jumlah varians butir : Varians total Adapun langkah kerja untuk mencari reliabilitas masing-masing instrumen sebagai berikut: 1. Menyusun tabel hasil uji coba angket 2. Mencari varian setiap butir soal 3. Mencari jumlah varian butir soal 4. Mencari varian total 5. Memasukkan dalam rumus 6. Mengkonsultasikan hasil no.5 dengan tabel Product Moment 7. Revisi angket Setelah angket diuji cobakan maka hasilnya dijadikan dasar untuk revisi. Revisi dilakukan dengan cara menghilangkan atau mendrop item-item pertanyaan yang tidak valid atau tidak reliabel. commit to user 8. Memperbanyak angket Angket yang telah direvisi dan telah diyakini valid dan reliabel diperbanyak sesuai dengan jumlah responden yang dijadikan sampel. Angket siap untuk disebarkan kepada responden. 9. Langkah terakhir adalah menggunakan angket yang telah diperbanyak dan telah mendapatkan umpan balik dari responden sebagai alat pengumpul data yang kemudian dianalisis. Kriteria uji reliabilitas tersebut adalah jika r 11 r tabel, maka angket yang diujikan reliabel, jika r 11 r tabel maka angket yang diujikan tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan try out angket bahwa reabilitas intelegensi X 1 dan kemandirian belajar X 2 dapat diterima karena r 11 r tabel yaitu 0,757 0,514.

2. Dokumentasi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGDOWO, KLATEN TAHUN AJARAN 2009 2010

1 5 115

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL ASSURE PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 198

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA Hubungan Antara Minat Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 6 18

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA Hubungan Antara Minat Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 6 16

HUBUNGAN ANTARA JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 193

Hubungan antara lingkungan belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi

1 6 199

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BERORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA SISWA MENGIKUTI ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 7

HUBUNGAN PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 11