commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada hakekatnya, pendidikan nasional mengarah pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
tercermin dalam pembangunan manusia yang berkualitas yang dapat memberikan sumbangan terhadap terlaksananya program-program pembangunan yang telah
direncanakan. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan
diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang mampu menghadapi tantangan diberbagai bidang kehidupan serta dapat menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga manusia Indonesia dapat bersaing di era globalisasi sekarang ini.
Bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik dari pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan
pada khususnya. Pendidikan sangat berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain hasil
kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dalam peningkatan
kualitas. SDM dinyatakan berhasil apabila SDM mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan.. Keberhasilan belajar siswa pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, secara umum terdapat dua macam faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang
berasal dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Berbagai pengalaman belajar mengajar, menunjukan bahwa terdapat
kenyataan tidak semua siswa memperoleh prestasi belajar yang optimal dalam suatu mata pelajaran.
Dalam hal ini dapat dicontohkan pada mata pelajaran sosiologi, ada siswa yang mendapatkan nilai yang baik, kurang baik bahkan ada pula yang mendapat
commit to user
nilai tidak baik tidak optimal. Sebagaimana disebutkan di atas salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah intelegensi. Intelegensi
siswa adalah kemampuan belajar yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya siswa belajar di sekolah. Dengan kata lain, intelegensi dianggap sebagai faktor
yang menetukan berhasil tidak siswa belajar di sekolah. Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu SMA
yang difavoritkan oleh masyarakat Surakarta. Dari tahun ke tahun, SMA ini menunjukkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan semakin
menunjukkan prestasi yang kian membanggakan baik dalam hal akademik maupun non akademik organisasi. Siswa yang masuk ke SMA Negeri 4
Surakarta memiliki nilai rata-rata tinggi, dengan nilai yang tinggi dapat menggambarkan bahwa mereka memiliki tingkat intelegensi cukup tinggi yang
nantinya akan berhubungan terhadap prestasi belajar di sekolah. Intelegensi adalah salah satu aspek mental yang memiliki fungsi penting
di dalam aktivitas kehidupannya. Hampir pada setiap aktivitasnya manusia memerlukan kecerdasan, baik dalam menghadapi setiap masalah atau
menghadapai tantangan-tantangam kehidupan, maka akan nampak terasa betapa pentingnya peranan intelegensi. Peranan intelegansi dalam menunjang suatu usaha
individu besar sekali, sebab intelegansi pada dasarnya adalah kecakapan individu untuk menyusun diri dengan tuntutun lingkungan.
Intelegensi yang tinggi merupakan salah satu faktor yang akan memberikan sumbangan bagi individu dalam mencapai kesuksesan hidup.
Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling berkaitan. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Muhibbin Syah 2003 : 148 “
Tingkat kecerdasan atau intelegensi IQ siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat belajar siswa”. Di mana biasanya individu yang memiliki
intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih
keberhasilan. Siswa sebagai subyek dalam proses belajar mengajar ternyata memiliki
keunikan yang berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa lainnya, seperti yang
commit to user
diungkapkan oleh BUSTALIN, ada siswa yang cepat dalam belajar karena kecerdasannya sehingga dia dapat menyelesaikan kegiatan belajar mengajar lebih
cepat dari yang diperkirakan, ada siswa yang lambat dalam belajar dimana siswa golongan ini sering ketinggalan pelajaran dan memerlukan waktu lebih lama dari
waktu yang diperkirakan untuk siswa normal, ada siswa yang kreatif yang menunjukkan kreatifitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu dan selalu ingin
memecahkan persoalan-persoalan, dan ada pula siswa yang gagal dalam belajar sehingga tidak selesai dalam studinya di sekolah. Untuk mengatasinya guru
memberikan pengajaran remidial, hal ini menunjukan bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient
IQ yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi
belajar yang optimal. http:www.geocities.wsguruvalahpenelitian 5.html. Tetapi intelegensi bukan satu-satunya faktor yang mutlak untuk mencapai
keberhasilan seseorang,karena masih ada faktor-faktor lain yang ikut mendukung misalnya, semangat, motivasi , kemandirian belajar dan faktor lainnya.
Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada seseorang untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri, bukan karena pengaruh dari luar.
Kemandirian seseorang mampu menunjukan adanya kontrol diri terhadap pengendalian dirinya. Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri
sendiri dan motivasi untuk memecahkan masalahnya sendiri. Dalam kegiatan belajar siswa dituntut untuk memiliki sifat mandiri, artinya siswa dituntut
melakukan usaha belajar. Belajar merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan diri siswa dan bukan semata-mata tekanan dari guru dan pihak lain. Dengan
adanya sikap mandiri dari dalam diri siswa, tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagai mana diharapkan. Dengan demikian, kemandirian seseorang dalam belajar
akan menentukan arah belajar dan prestasi belajar seseorang. Dalam kegiatan belajar siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki
kasadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri untuk melakukan usaha belajar. Dengan demikian belajar secara mandiri merupakan usaha memenuhi kebutuhan
belajar siswa sendiri dan bukan semata-mata tekanan dari guru maupun pihak lain.
commit to user
Kemandirian merupakan salah satu unsur terpenting yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar, dan dapat memicu dalam memperbaiki
prestasi dari proses belajar tersebut, karena menyangkut inisiatif siswa. Jadi, kemandirian di sini menekankan pada aktivitas siswa dalam belajar yang penuh
tanggung jawab demi keberhasilan dalam belajarnya. Kemandiriaan belajar akan mampu mengembangkan kemampuan kognitif yang tinggi, hal ini disebabkan
karena siswa terbiasa menghadapi tugas serta mencari pemecahannya sendiri dengan menggali sumber belajar yang ada serta mengadakan diskusi dengan
teman bila mengalami kesulitan. Kebiasaan belajar mandiri akan dapat menumbuhkan kemandirian siswa
dalam belajar dan juga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dengan mengacu pada tujuan yang diharapkan. Belajar mandiri bukan berarti belajar
sendiri, melainkan suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab siswa sendiri demi keberhasilan siswa sendiri demi keberhasilan
belajarnya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk mengetahui masalah
yang berkaitan dengan intelegensi, kemandirian belajar, dan prestasi belajar, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul: “Hubungan antara Intelegensi dan
Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 20102011”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH