Teori-teori Inteligensi HUBUNGAN ANTARA INTELEGENSI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

commit to user kemampuan untuk menahan informasi dalam pikiran, sampai kemudian informasi itu digunakan, dan kecepatan memproses. Komponen-komponen yang digunakan untuk mengukur intelegensi adalah: 1. Kemampuan untuk menggingat 2. kemampuan verbal, kecakapan untuk menggunakan bahasa 3. kemampuan bilangan, kemampuan untuk bekerja dengan bilangan 4. kemampuan menggunaka kata-kata, word fluency, yaitu seberapa lancar seseorang mempergunakan kata-kata yang sukar ucapannya; faktor ini dianggap pula merupakan petunjuk daripada kelancaran dalam kerja mental, yaitu mudah tidaknya seseorang mengubah pikirannya atau mengalihkan pikirannya sesuai dengan kebutuhan, 5. kemampuan penalaran atau reasoning yakni faktor yang mendasari kecakapan untuk berpikir logis, 6. kemampuan persepsi atau perseptual factor, yakni kemampuan untuk menghindari dengan cepat dan cermat, 7. Faktor ruang atau spatial factor, yaitu kemampuan untuk mengadakan orientasi dalam ruang. Diantara berbagai Skala IQ yang dianjurkan oleh berbagai ahli, yang paling banyak dikembangkan adalah oleh Wechler dan Belavue Syamsu Yusuf ,2000 : 111. Apabila dijabarkan nilai IQ dan klasifikasinya adalah sebagaai berikut IQ KLASIFIKASI 140 – ke atas 130 - 139 120 – 129 110 -119 90 -109 80 – 89 70 – 79 50 – 69 49 ke bawah Jenius Sangat Cerdas Cerdas Di atas normal Normal Di bawah normal Bodoh Terbelakang MoronDebil Tebelakang Imbeciledan Idiot

4. Teori-teori Inteligensi

commit to user Dalam menggambarkan secara sepintas tentang intelegensi sebagai suatu kemampuan dasar yang bersifat umum telah berkembang berbagai teori intelegensi diantaranya adalah: 1. Teori “Two Factors” Menurut Charles Spearman 1904 dalam buku Syamsu Yusuf2000:107 menjelaskan “Intelegensi itu meliputi kemampuan umum yang diberi kode “g” general factor, dan kemampuan khusus yang diberi kode “s” spesific factor”. Setiap individu memiliki kedua kemampuan ini yang keduanya menentukan penampilan atau perilaku mentalnya. Faktor “s” merupakan faktor yang bersifat khusus yaitu mengenai bidang tertentu. Jadi, kalau seorang siswa memiliki faktor “s” dalam bidang tertentu misalnya bidang sosiologi, maka siswa tersebut akan menonjol dalam bidang tersebut. 2. Teori “Primary Mental Abilities” Teori ini dikemukakan oleh Thurstone 1938. Dia berpendapat bahwa “Intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu a kemampuan berbahasa: verbal comprehension; b kemampuan mengingat: memory; ckemampuan nalar atau berpikir logis: reasoning; d kemampuan tilikan ruang: spatial factor; e kemampuan bilangan: numerical ability; f kemampuan menggunakan kata-kata: word fluency; dan g kemapuan mengamati dengan cepat dan cermat: perceptual speed”. Syamsu Yusuf, 2000:107. Dalam proses belajar, inteligensi sangat berperan penting dalam pencapaian hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran sosiologi. Kemampuan mengingat, kemampuan nalar, kemampuan mengamati adalah kemampuan yang berpengaruh pada pencapaian hasil belajar sosiologi, dengan daya ingat tinggi yang dimiliki oleh seorang siswa akan memudahkan dalam menghapalkan materi dan memahami materi yang diajarkan oleh guru dan nantinya berpengaruh terhadap nilai yang dicapai, semakin baik kemampuan yang dimiki maka hasilnyapun akan semakin baik pula. 3. Teori “Multiple Intelligense” commit to user Teori ini dikemukakan oleh J.P. Guilford dan Howard Gardner. Guilford berpendapat bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau “faces of intellect”, yaitu sebagai berikut: 1 Operasi Mental Proses Berpikir a. Kognisi menyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru. b. Memory retention ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. c. Memory recording ingatan yang segera. d. Divergent production berpikir melebar = banyak kemungkinan jawaban. e. Convergent production berpikir memusat = hanya satu jawaban alternatif. f. Evaluasi mengambil keputusan tentang apakah sesuatu itu apakah baik, akurat, atau memadai. 2 Content isi yang diperkirakan a. Visual bentuk kongkret atau gambaran. b. Auditory. c. Word meaning semantic. d. Symbolic informasi dalam bentuk lambang, kata-kata, angka dan not musik. e. Behaviorial interaksi non verbal yang diperoleh melalui penginderaan, ekspresi muka atau suara. 3 Product hasil berpikir a. Unit item tunggal informasi. b. Kelas kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama. c. Relasi keterkaitan antar informasi. d. Sistem kompleksitas bagian yang saling berhubungan. e. Transformasi perubahan, modifikasi atau redefinisi informasi. f. Implikasi informasi yang merupakan saran dari informasi item lain. Menurut Guilford, keterkaitan antara ketiga kategori berpikir atau kemampuan intelektual tersebut telah melahirkan 180 kombinasi kemampuan Syamsu Yusuf, 2006:108. Dalam pelajaran sosiologi siswa sering dihadapkan pada sebuah kasus sosial yang terjadi dalam masyarakat, untuk memecahkan kasus tersebut diperlukan kemampuan kognisi yaitu kemampuan meyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru berkaitan dengan kasus yang akan dipecahkan, banyak kemungkinan jawaban tentang “visual content” untuk menciptakan “transformasial product” jawabaan nyata yang commit to user ditransformasikan ke dalam pemikiran siswa tentang solusi dari kasus yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat. Tokoh berikutnya dari teori “multiple intellegence”ini adalah Howard Gardner1933. Dia membagi intelegensi itu dalam 7 jenis yaitu sebagai berikut: INTELEGENSI KEMAMPUAN INTI 1. Logical- Mathematical Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati poal-pola logis dan numerik bilangan serta kemampuan untuk berpikir rasional logis 2. Linguistic Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata- kata, dan keragaman fungsi-fungsi bahasa. 3. Musical Kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme. Nada warna nada, dan bentuk-bentuk ekspresi musik. 4. Spatial Kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual secara akurat dan melakukan transformasi persepsi tersebut. 5. Bodily Kinesthetic Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek-objek secara terampil. 6. Interpersonal Kemempuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang lain. 7. Intrapersonal Kemampuan untuk memahami perasaan, kekuatan dan kelemahan serta intelegensi sendiri. 4. Teori “Triachic of Intelligense” Teori ini dikemukakan oleh Robert Stenberg. Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami intelegensi. Stanberg mengartikannya sebagai suatu “deskripsi tiga bagaian kemampuan mental” proses berpikir, mengatasi permasalahan atau masalah baru, dan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapi yang menunjukan tingkah laku inteligesi” Syamsu Yusuf,2000:109. Dengan kata lain inteleligensi itu merupakan produk hasil dari penerapan srategi berpikir, mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat, dan penyesuaian terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan. commit to user 5. Teori Struktur Inteligensi Guilford Menurut Guilford dalam buku Djaali 2009:72 “Struktur kemampuan intelektual terdiri atas 150 kemampuan dan memiliki tiga parameter yaitu operasi, produk dan konten”. Parameter operasi terdiri atas evaluasi, produksi, konvergen, produksi, divergen, memori dan kognisi. Parameter produk terdiri atas unit, kelas, relasi, sistem, transformasi, dan implikasi. Parameter konten terdiri atas figurasi, simbolis, semantik, dan perilaku. 6. Teori Uni Factor Wilhelm Stern Menurut teori ini, “Intelegensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum”. Oleh karena itu cara kerja inteligensi juga bersifat umum. Reaksi atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau dalam memecahkan masalah, bersifat umum pula. Kapasitas umum itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis ataupun akibat kerja Djaali,2009:72. Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling keterkaitan khususnya mata pelajaran sosiologi. Di mana biasanya individu yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan 7. Teori Multifaktor E. L. Thorndike Menurut teori ini “Intelegensi terdiri atas bentuk hubungan neural antara stimulus dengan respons”.Djaali,2009:73. Hubungan neural khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku individu. Manusia diperkirakan memiliki tiga belas miliar urat saraf, sehingga memungkinkan adanya hubungan neural yang banyak sekali. Jadi, inteligensi menurut teori ini adalah jumlah koneksi aktual dan potensial di dalam sistem saraf. 8. Teori Sampling Godfrey H. Thomson Menurut teori ini, “Intelegensi merupakan kemampuan sampel”. Djaali,2009:74. Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman dan sebagian terkuasai oleh pikiran manusia. Masing-masing bidangnya hanya terkuasai sebagian saja, dan ini mencerminkan kemampuan mental commit to user manusia. Inteligensi beroperasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai kemampuan atau pengalaman dunia nyata. 9. Entity Theory Menurut teori ini “Intelegensi atau kecerdasan adalah kesatuan tetap dan tidak berubah-ubah”.Djaali,2009:74. Prestasi belajar sosiologi yang dicapai oleh siswa mempunyai kaitan erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi tentu lebih mudah menangkap dan mencerna pelajaran-pelajaran di sekolah daripada siswa yang memiliki kecerdasan yang rendah. 10. Incremental Theory Menurut teori ini, “Seseorang dapat meningkatkan intelegensi atau kecerdasan melalui belajar”Djaali,2009:74. Dengan dasar intelegensi yang dimiiliki oleh seseorang itu menjadi salah satu modal untuk mencapai kesuksesan. Misalnya dalam pelajaran sosiologi, untuk memperoleh nilai yang baik siswa harus rajin belajar, yang nantinya akan berpengaruh pada meningkatnya intelegensi yang dimiliki seperti yang diungkapkan pada teori ini.

3. Kemandirian Belajar

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGDOWO, KLATEN TAHUN AJARAN 2009 2010

1 5 115

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL ASSURE PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 198

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA Hubungan Antara Minat Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 6 18

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA Hubungan Antara Minat Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 6 16

HUBUNGAN ANTARA JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 193

Hubungan antara lingkungan belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi

1 6 199

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BERORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA SISWA MENGIKUTI ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 7

HUBUNGAN PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 11