commit to user
kemampuan untuk menahan informasi dalam pikiran, sampai kemudian informasi itu digunakan, dan kecepatan memproses. Komponen-komponen yang
digunakan untuk mengukur intelegensi adalah: 1. Kemampuan untuk menggingat
2. kemampuan verbal, kecakapan untuk menggunakan bahasa 3. kemampuan bilangan, kemampuan untuk bekerja dengan bilangan
4. kemampuan menggunaka kata-kata, word fluency, yaitu seberapa lancar seseorang mempergunakan kata-kata yang sukar ucapannya; faktor ini
dianggap pula merupakan petunjuk daripada kelancaran dalam kerja mental, yaitu mudah tidaknya seseorang mengubah pikirannya atau
mengalihkan pikirannya sesuai dengan kebutuhan, 5. kemampuan penalaran atau reasoning yakni faktor yang mendasari
kecakapan untuk berpikir logis, 6. kemampuan persepsi atau perseptual factor, yakni kemampuan untuk
menghindari dengan cepat dan cermat, 7. Faktor ruang atau spatial factor, yaitu kemampuan untuk mengadakan
orientasi dalam ruang. Diantara berbagai Skala IQ yang dianjurkan oleh berbagai ahli, yang
paling banyak dikembangkan adalah oleh Wechler dan Belavue Syamsu Yusuf ,2000 : 111. Apabila dijabarkan nilai IQ dan klasifikasinya adalah sebagaai
berikut IQ
KLASIFIKASI 140 – ke atas
130 - 139 120 – 129
110 -119 90 -109
80 – 89 70 – 79
50 – 69 49 ke bawah
Jenius Sangat Cerdas
Cerdas Di atas normal
Normal Di bawah normal
Bodoh Terbelakang MoronDebil
Tebelakang Imbeciledan Idiot
4. Teori-teori Inteligensi
commit to user
Dalam menggambarkan secara sepintas tentang intelegensi sebagai suatu kemampuan dasar yang bersifat umum telah berkembang berbagai teori
intelegensi diantaranya adalah:
1. Teori “Two Factors” Menurut Charles Spearman 1904 dalam buku Syamsu Yusuf2000:107
menjelaskan “Intelegensi itu meliputi kemampuan umum yang diberi kode “g” general factor, dan kemampuan khusus yang diberi kode “s”
spesific factor”. Setiap individu memiliki kedua kemampuan ini yang keduanya menentukan penampilan atau perilaku mentalnya. Faktor “s”
merupakan faktor yang bersifat khusus yaitu mengenai bidang tertentu. Jadi, kalau seorang siswa memiliki faktor “s” dalam bidang tertentu
misalnya bidang sosiologi, maka siswa tersebut akan menonjol dalam bidang tersebut.
2. Teori “Primary Mental Abilities” Teori ini dikemukakan oleh Thurstone 1938. Dia berpendapat bahwa
“Intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer, yaitu a kemampuan
berbahasa: verbal
comprehension; b
kemampuan mengingat: memory; ckemampuan nalar atau berpikir logis: reasoning;
d kemampuan tilikan ruang: spatial factor; e kemampuan bilangan: numerical ability; f kemampuan menggunakan kata-kata: word fluency;
dan g kemapuan mengamati dengan cepat dan cermat: perceptual speed”. Syamsu Yusuf, 2000:107. Dalam proses belajar, inteligensi
sangat berperan penting dalam pencapaian hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran sosiologi. Kemampuan mengingat, kemampuan nalar,
kemampuan mengamati adalah kemampuan yang berpengaruh pada pencapaian hasil belajar sosiologi, dengan daya ingat tinggi yang dimiliki
oleh seorang siswa akan memudahkan dalam menghapalkan materi dan memahami materi yang diajarkan oleh guru dan nantinya berpengaruh
terhadap nilai yang dicapai, semakin baik kemampuan yang dimiki maka hasilnyapun akan semakin baik pula.
3. Teori “Multiple Intelligense”
commit to user
Teori ini dikemukakan oleh J.P. Guilford dan Howard Gardner. Guilford berpendapat bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar
atau “faces of intellect”, yaitu sebagai berikut: 1 Operasi Mental Proses Berpikir
a. Kognisi menyimpan informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru.
b. Memory retention ingatan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
c. Memory recording ingatan yang segera. d. Divergent production berpikir melebar = banyak kemungkinan
jawaban. e. Convergent production berpikir memusat = hanya satu jawaban
alternatif. f. Evaluasi mengambil keputusan tentang apakah sesuatu itu apakah
baik, akurat, atau memadai. 2 Content isi yang diperkirakan
a. Visual bentuk kongkret atau gambaran. b.
Auditory. c. Word meaning semantic.
d. Symbolic informasi dalam bentuk lambang, kata-kata, angka dan not musik.
e. Behaviorial interaksi non verbal yang diperoleh melalui penginderaan, ekspresi muka atau suara.
3 Product hasil berpikir a. Unit item tunggal informasi.
b. Kelas kelompok item yang memiliki sifat-sifat yang sama. c. Relasi keterkaitan antar informasi.
d. Sistem kompleksitas bagian yang saling berhubungan. e. Transformasi perubahan, modifikasi atau redefinisi informasi.
f. Implikasi informasi yang merupakan saran dari informasi item
lain. Menurut Guilford, keterkaitan antara ketiga kategori berpikir atau
kemampuan intelektual tersebut telah melahirkan 180 kombinasi kemampuan Syamsu Yusuf, 2006:108. Dalam pelajaran sosiologi siswa sering dihadapkan
pada sebuah kasus sosial yang terjadi dalam masyarakat, untuk memecahkan kasus tersebut diperlukan kemampuan kognisi yaitu kemampuan meyimpan
informasi yang lama dan menemukan informasi yang baru berkaitan dengan kasus yang akan dipecahkan, banyak kemungkinan jawaban tentang “visual content”
untuk menciptakan
“transformasial product”
jawabaan nyata
yang
commit to user
ditransformasikan ke dalam pemikiran siswa tentang solusi dari kasus yang dihadapi dalam kehidupan masyarakat.
Tokoh berikutnya dari teori “multiple intellegence”ini adalah Howard Gardner1933. Dia membagi intelegensi itu dalam 7 jenis yaitu sebagai berikut:
INTELEGENSI KEMAMPUAN INTI
1. Logical-
Mathematical Kepekaan dan kemampuan untuk mengamati
poal-pola logis dan numerik bilangan serta kemampuan untuk berpikir rasional logis
2. Linguistic
Kepekaan terhadap suara, ritme, makna kata- kata, dan keragaman fungsi-fungsi bahasa.
3. Musical
Kemampuan untuk
menghasilkan dan
mengapresiasikan ritme. Nada warna nada, dan bentuk-bentuk ekspresi musik.
4. Spatial
Kemampuan mempersepsi dunia ruang-visual secara akurat dan melakukan transformasi
persepsi tersebut.
5. Bodily Kinesthetic
Kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh dan menangani objek-objek secara terampil.
6. Interpersonal
Kemempuan untuk mengamati dan merespons suasana hati, temperamen, dan motivasi orang
lain.
7. Intrapersonal
Kemampuan untuk
memahami perasaan,
kekuatan dan kelemahan serta intelegensi sendiri.
4. Teori “Triachic of Intelligense” Teori ini dikemukakan oleh Robert Stenberg. Teori ini merupakan
pendekatan proses kognitif untuk memahami intelegensi. Stanberg mengartikannya sebagai suatu “deskripsi tiga bagaian kemampuan mental”
proses berpikir, mengatasi permasalahan atau masalah baru, dan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapi yang menunjukan tingkah
laku inteligesi” Syamsu Yusuf,2000:109. Dengan kata lain inteleligensi itu merupakan produk hasil dari penerapan srategi berpikir, mengatasi
masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat, dan penyesuaian terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.
commit to user
5. Teori Struktur Inteligensi Guilford Menurut Guilford dalam buku Djaali 2009:72 “Struktur kemampuan
intelektual terdiri atas 150 kemampuan dan memiliki tiga parameter yaitu operasi, produk dan konten”. Parameter operasi terdiri atas evaluasi,
produksi, konvergen, produksi, divergen, memori dan kognisi. Parameter produk terdiri atas unit, kelas, relasi, sistem, transformasi, dan implikasi.
Parameter konten terdiri atas figurasi, simbolis, semantik, dan perilaku. 6. Teori Uni Factor Wilhelm Stern
Menurut teori ini, “Intelegensi merupakan kapasitas atau kemampuan umum”. Oleh karena itu cara kerja inteligensi juga bersifat umum. Reaksi
atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau dalam memecahkan masalah, bersifat umum pula. Kapasitas umum
itu timbul akibat pertumbuhan fisiologis ataupun akibat kerja Djaali,2009:72. Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah
dua hal yang saling keterkaitan khususnya mata pelajaran sosiologi. Di mana biasanya individu yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan
memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan
7. Teori Multifaktor E. L. Thorndike Menurut teori ini “Intelegensi terdiri atas bentuk hubungan neural antara
stimulus dengan respons”.Djaali,2009:73. Hubungan neural khusus inilah yang mengarahkan tingkah laku individu. Manusia diperkirakan
memiliki tiga belas miliar urat saraf, sehingga memungkinkan adanya hubungan neural yang banyak sekali. Jadi, inteligensi menurut teori ini
adalah jumlah koneksi aktual dan potensial di dalam sistem saraf. 8. Teori Sampling Godfrey H. Thomson
Menurut teori ini, “Intelegensi merupakan kemampuan sampel”. Djaali,2009:74. Dunia berisikan berbagai bidang pengalaman dan
sebagian terkuasai oleh pikiran manusia. Masing-masing bidangnya hanya terkuasai sebagian saja, dan ini mencerminkan kemampuan mental
commit to user
manusia. Inteligensi beroperasi dengan terbatas pada sampel dari berbagai kemampuan atau pengalaman dunia nyata.
9. Entity Theory
Menurut teori ini “Intelegensi atau kecerdasan adalah kesatuan tetap dan tidak berubah-ubah”.Djaali,2009:74. Prestasi belajar sosiologi yang
dicapai oleh siswa mempunyai kaitan erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi tentu
lebih mudah menangkap dan mencerna pelajaran-pelajaran di sekolah daripada siswa yang memiliki kecerdasan yang rendah.
10. Incremental Theory
Menurut teori ini, “Seseorang dapat meningkatkan intelegensi atau kecerdasan melalui belajar”Djaali,2009:74. Dengan dasar intelegensi
yang dimiiliki oleh seseorang itu menjadi salah satu modal untuk mencapai kesuksesan. Misalnya dalam pelajaran sosiologi, untuk
memperoleh nilai yang baik siswa harus rajin belajar, yang nantinya akan berpengaruh pada meningkatnya intelegensi yang dimiliki seperti yang
diungkapkan pada teori ini.
3. Kemandirian Belajar