REZA BETA YIDHISTIRA MUBYAR CANDRIKA MA’ RIFAT ERIC BAGUS EKO PUTRANTO SARAS WATI PUTRI N NUR FEGA TRI OCTANUDIN XI- IPS 4 JOEL TIDAR GULTOM RESI AJI MADA ARVIADO SURYANUGRAHA MIKE INDAH NATASHA DEWANTA WIDYASWARA REA AISHA CHAMPA ANINDYA MEITHASARI GHUF

commit to user Lampiran 9. Daftar Nilai Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta NO. NAMA KELAS NILAI 1. RATIH NURSETA XI- IPS 4 81

2. REZA BETA YIDHISTIRA

XI-IPS 5 81 3. RONY GUNAWAN SUMANTRI XI-IPS 5 87

4. MUBYAR CANDRIKA MA’ RIFAT

XI-IPS 5 82

5. ERIC BAGUS EKO PUTRANTO

XI-IPS 3 79

6. SARAS WATI PUTRI

XI- IPS 4 82

7. N NUR FEGA TRI OCTANUDIN XI- IPS 4

75

8. JOEL TIDAR GULTOM

XI-IPS 5 75

9. RESI AJI MADA

XI-IPS 3 75 10. PANDU WIRAWAN GILAR SANTOSO XI-IPS 3 75

11. ARVIADO SURYANUGRAHA

XI- IPS 4 80

12. MIKE INDAH NATASHA

XI-IPS 2 75

13. DEWANTA WIDYASWARA

XI-IPS 2 78 14. RINI SAPUTRI XI-IPS 2 77

15. REA AISHA CHAMPA

XI- IPS 4 78

16. ANINDYA MEITHASARI

XI-IPS 1 80 17. INNA RATNA RAMADANI XI-IPS 5 86

18. GHUFRON ALI WICAKSONO

XI-IPS 2 83

19. AHIMSA ADI WIBOWO

XI-IPS 1 80

20. UTARI NINDYANINGRUM

XI-IPS 3 81 21. NISAUL ‘AZMI HAJAR XI-IPS 1 77

22. MELINDA RATNA PUTRI

XI-IPS 5 84

23. RISA YUANITA HELANA

XI-IPS 2 80 24. SURI PADAMSIH XI-IPS 1 78

25. VIDA KARTIKA RATNAWATI

XI-IPS 5 79

26. NURANDA INDRA JAYA

XI-IPS 1 78

27. LARAS AYU W

XI-IPS 3 80

28. MUH. LINGGAR BALYA UMAR

XI-IPS 1 79

29. ALDILA WINZARIZKI RAHMAWATI

XI-IPS 1 89

30. FAJAR DWI PRABOWO

XI-IPS 2 82 31. ADIMAS CATUR KRISTANTO XI-IPS 1 75

32. SENTIKA OCTA LARASATI

XI-IPS 3 83

33. MUSTIKA OKTAVIANI

XI- IPS 4 81 34. LEANDRO CAHYA BAGASKARA XI-IPS 2 84

35. ELZA AYU NASTIKA

XI-IPS 1 77

36. NOVIA ILAIHA SABILA

XI-IPS 1 78 37. AJENG RUNI ANESATI XI-IPS 1 81

38. ANITA INDRASARI

XI-IPS 3 78

39. VANYA RHAZUARDI

XI-IPS 1 75 40. KASIH RETNANINGTYAS XI-IPS 5 78 commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user commit to user CURRICULUM VITAE Nama : Suyanti Tempat Tanggal Lahir : Banyumas 11 Januari 1989 Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Usia : 22 tahun Jumlah Saudara : 1 satu Alamat : Sokawera RT 14, Patikraja, Banyumas No. HP : 085647676066 Nama Orang Tua: : 1. Ayah : Yasamiarto 2. Ibu : Nurwati Riwayat Pendidikan: 1. TK : Lulus Tahun 1995 di TK Aisiyah Bustanul Athfal Sokawera,Patikraja 2. SD : Lulus Tahun 2001 di SD Negeri 2 Sokawera, Patikraja 3. SMP : Lulus tahun 2004 di SMP Negeri 1 Banyumas 4. SMA : Lulus tahun 2007 di SMA Negeri Banyumas 5. Perguruan Tinggi : Masuk tahun 2007 di Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Universitas Sebelas Maret Surakarta. commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pada hakekatnya, pendidikan nasional mengarah pada pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya tercermin dalam pembangunan manusia yang berkualitas yang dapat memberikan sumbangan terhadap terlaksananya program-program pembangunan yang telah direncanakan. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk menciptakan manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia Indonesia yang mampu menghadapi tantangan diberbagai bidang kehidupan serta dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga manusia Indonesia dapat bersaing di era globalisasi sekarang ini. Bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas secara intensif baik dari pemerintah, keluarga, dan pengelola pendidikan pada khususnya. Pendidikan sangat berperan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain hasil kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang direalisasikan dalam peningkatan kualitas. SDM dinyatakan berhasil apabila SDM mampu menampilkan hasil kerja produktif secara rasional dan memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan.. Keberhasilan belajar siswa pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara umum terdapat dua macam faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai. Berbagai pengalaman belajar mengajar, menunjukan bahwa terdapat kenyataan tidak semua siswa memperoleh prestasi belajar yang optimal dalam suatu mata pelajaran. Dalam hal ini dapat dicontohkan pada mata pelajaran sosiologi, ada siswa yang mendapatkan nilai yang baik, kurang baik bahkan ada pula yang mendapat commit to user nilai tidak baik tidak optimal. Sebagaimana disebutkan di atas salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah intelegensi. Intelegensi siswa adalah kemampuan belajar yang sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya siswa belajar di sekolah. Dengan kata lain, intelegensi dianggap sebagai faktor yang menetukan berhasil tidak siswa belajar di sekolah. Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Surakarta merupakan salah satu SMA yang difavoritkan oleh masyarakat Surakarta. Dari tahun ke tahun, SMA ini menunjukkan peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan semakin menunjukkan prestasi yang kian membanggakan baik dalam hal akademik maupun non akademik organisasi. Siswa yang masuk ke SMA Negeri 4 Surakarta memiliki nilai rata-rata tinggi, dengan nilai yang tinggi dapat menggambarkan bahwa mereka memiliki tingkat intelegensi cukup tinggi yang nantinya akan berhubungan terhadap prestasi belajar di sekolah. Intelegensi adalah salah satu aspek mental yang memiliki fungsi penting di dalam aktivitas kehidupannya. Hampir pada setiap aktivitasnya manusia memerlukan kecerdasan, baik dalam menghadapi setiap masalah atau menghadapai tantangan-tantangam kehidupan, maka akan nampak terasa betapa pentingnya peranan intelegensi. Peranan intelegansi dalam menunjang suatu usaha individu besar sekali, sebab intelegansi pada dasarnya adalah kecakapan individu untuk menyusun diri dengan tuntutun lingkungan. Intelegensi yang tinggi merupakan salah satu faktor yang akan memberikan sumbangan bagi individu dalam mencapai kesuksesan hidup. Intelegensi dan keberhasilan dalam pendidikan adalah dua hal yang saling berkaitan. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Muhibbin Syah 2003 : 148 “ Tingkat kecerdasan atau intelegensi IQ siswa tak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat belajar siswa”. Di mana biasanya individu yang memiliki intelegensi yang tinggi dia akan memiliki prestasi yang membanggakan di kelasnya, dan dengan prestasi yang dimilikinya ia akan lebih mudah meraih keberhasilan. Siswa sebagai subyek dalam proses belajar mengajar ternyata memiliki keunikan yang berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa lainnya, seperti yang commit to user diungkapkan oleh BUSTALIN, ada siswa yang cepat dalam belajar karena kecerdasannya sehingga dia dapat menyelesaikan kegiatan belajar mengajar lebih cepat dari yang diperkirakan, ada siswa yang lambat dalam belajar dimana siswa golongan ini sering ketinggalan pelajaran dan memerlukan waktu lebih lama dari waktu yang diperkirakan untuk siswa normal, ada siswa yang kreatif yang menunjukkan kreatifitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu dan selalu ingin memecahkan persoalan-persoalan, dan ada pula siswa yang gagal dalam belajar sehingga tidak selesai dalam studinya di sekolah. Untuk mengatasinya guru memberikan pengajaran remidial, hal ini menunjukan bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient IQ yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. http:www.geocities.wsguruvalahpenelitian 5.html. Tetapi intelegensi bukan satu-satunya faktor yang mutlak untuk mencapai keberhasilan seseorang,karena masih ada faktor-faktor lain yang ikut mendukung misalnya, semangat, motivasi , kemandirian belajar dan faktor lainnya. Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada seseorang untuk melakukan kegiatan belajar secara mandiri, bukan karena pengaruh dari luar. Kemandirian seseorang mampu menunjukan adanya kontrol diri terhadap pengendalian dirinya. Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri sendiri dan motivasi untuk memecahkan masalahnya sendiri. Dalam kegiatan belajar siswa dituntut untuk memiliki sifat mandiri, artinya siswa dituntut melakukan usaha belajar. Belajar merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan diri siswa dan bukan semata-mata tekanan dari guru dan pihak lain. Dengan adanya sikap mandiri dari dalam diri siswa, tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagai mana diharapkan. Dengan demikian, kemandirian seseorang dalam belajar akan menentukan arah belajar dan prestasi belajar seseorang. Dalam kegiatan belajar siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kasadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri untuk melakukan usaha belajar. Dengan demikian belajar secara mandiri merupakan usaha memenuhi kebutuhan belajar siswa sendiri dan bukan semata-mata tekanan dari guru maupun pihak lain. commit to user Kemandirian merupakan salah satu unsur terpenting yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar, dan dapat memicu dalam memperbaiki prestasi dari proses belajar tersebut, karena menyangkut inisiatif siswa. Jadi, kemandirian di sini menekankan pada aktivitas siswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab demi keberhasilan dalam belajarnya. Kemandiriaan belajar akan mampu mengembangkan kemampuan kognitif yang tinggi, hal ini disebabkan karena siswa terbiasa menghadapi tugas serta mencari pemecahannya sendiri dengan menggali sumber belajar yang ada serta mengadakan diskusi dengan teman bila mengalami kesulitan. Kebiasaan belajar mandiri akan dapat menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar dan juga siswa dapat belajar secara efektif dan efisien dengan mengacu pada tujuan yang diharapkan. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab siswa sendiri demi keberhasilan siswa sendiri demi keberhasilan belajarnya. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, untuk mengetahui masalah yang berkaitan dengan intelegensi, kemandirian belajar, dan prestasi belajar, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul: “Hubungan antara Intelegensi dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 20102011”.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Adapun permasalahan yang didefinisikan berkaitan dengan latar belakang di atas adalah sebagi berikut: 1 Apakah dengan tingkat intelegensi yang berbeda antara siswa yang satu dengan yang lain akan berbubungan dengan prestasi belajar yang dicapai? 2 Mengapa intelegensi dianggap sebagai salah satu fakor yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa? commit to user 3 Apakah prestasi belajar yang dicapai oleh setiap siswa dalam mata pelajaran sosiologi berbeda-beda? 4 Kemandirian siswa dalam belajar akan berhubungan dengan prestasi belajar yang dicapai. Apakah prestasi yang diperoleh siswa yang mampu belajar secara mandiri akan berbeda dengan siswa yang kuraang mandiri? 5 Apakah intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta berhubungan? 6 Mengapa siswa perlu menanamkan sikap kemandirian belajar? 7 Keberhasilan belajar ditentukan oleh faktor diantaranya intelegensi dan kemandirian belajar, kenyataannya tidak semua siswa dapat memahami pentingnya faktor tersebut dan bahkan tidak peduli dengan faktor tersebut.

C. PEMBATASAN MASALAH

Agar suatu masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu pembatasan masalah. Hal ini agar masalah yang dikaji menjadi jelas dan dapat mengarahkan perhatian dengan tepat, karena apabila suatu masalah terlalu luas maka akan menyulitkan untuk dikaji dan diteliti secara mendalam. Untuk memudahkannya maka masalah tersebut harus dibatasi terlebih dahulu sehingga dalam pemecahannya dapat dilakukan secara jelas dan terarah, penelitian ini hanya dibatasi pada masalah-masalah sebagai berikut: 1. Objek Objek dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar dalam suatu organisasi pendidikan. Adapun yang menjadi batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Intelegensi siswa adalah seluruh kemampuan berpikir dan bertindak yang dikaitan dengan berhasil tidaknya prestasi individu siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20102011 yang merupaakan potensi penting dalam diri individu. commit to user b. Kemandirian belajar adalah suatu karakteristik individu siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20102011 untuk mendayagunakan segenap kemampuannya, tidak terlalu bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas dan permasalahan belajarnya. c. Prestasi belajar mata pelajaran sosiologi adalah hasil yang dicapai oleh siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 20102011 berupa nilai mata pelajaran yang diberikan oleh guru. 2. Subjek Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 4 Surakarta.

D. PERUMUSAN MASALAH

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah ada hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20102011 ? 2. Apakah ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20102011 ? 3. Apakah ada hubungan secara bersama antara intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20102011 ?

E. TUJUAN PENELITIAN

Dalam kegiatan penelitian, seseorang pasti mempunyai maksud dan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk memecahkan masalah. Suharsimi Arikunto 2006 : 19 menjelaskan bahwa “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Adapun tujuan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: commit to user 1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intelegensi dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20102011. 2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20102011. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20102011.

F. MANFAAT PENELITIAN

Setiap penelitian berharap hasil penelitiannya dapat bermanfaat. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan. Adapun manfaat yang berkaitan dengan penelitian ini adalah: 1 Manfaat Teoritis 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran positif bagi pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada khususnya. 2. Memberi masukan bagi para peneliti untuk mengembangkan penelitian lain yang sejenis. 3. Memberi bahan pustaka Program Pendidikan Sosiologi-Antropologi, jurusan P. IPS, FKIP UNS. 2 Manfaat Praktis 1. Bagi Pembaca Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan untuk mengkaji tentang intelegensi dan kemandirian belajar serta prestasi belajar sosiologi. 2. Bagi Sekolah commit to user Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sosiologi siswa. 3. Bagi Guru Bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi guru sosiologi SMA Negeri 4 Surakarta khususnya, dan pengembangan dunia pendidikan pada umumnya mengenai hubungan antara intelegensi dan kemandirian belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran sosiologi siswa. 4. Bagi Siswa Sebagai bahan masukan agar lebih mengoptimalkan intelegensi atau kecerdasan yang dimilikinya dan meningkatkan kemandirian belajar guna mencapai prestasi belajar mata pelajaran sosiologi yang optimal. commit to user 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Prestasi Belajar Sosiologi

a. Pengertian Belajar

Belajar adalah kunci yang paling vital dalam usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Muhibbin Syah 2005: 63 berpendapat bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkuangan keluarganya sendiri. Belajar adalah suatu usaha untuk mencari ilmu pengetahuan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk Tuhan lainnya. Sudjana dalam Asep Jihad dan Abdul Haris 2008:3 berpendapat, “Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar”. Sedangkan menurut Herman Hudojo dalam Asep Jihad dan Abdul Haris 2008:3 “Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan ketrampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar”. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Slameto dalam Asep Jihad dan Abdul Haris 2008:3 merumuskan “Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil commit to user pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan pendapat ini dapat dipahami bahwa usaha yang dilakukan seseorang umtuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru yang merupakan hasil dari pengelaman selam berinteraksi dengan lingkungan yaitu melalui proses yang disebut belajar. Berdasarkan definisi-definisi tentang belajar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap permanent sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang dilakukan dengan usaha yang disengaja. Perubahan tingkah laku yang dimaksud bukan dilihat dari perubahan sifat-sifat fisik misalny tinggi dan berat badan, kekuatan fisik misalnya untuk mengangkat, hal ini tidak termasuk belajar. Perilaku berbicara, menulis, bergerak dan lainnya member kesempatan kepada manusi untuk mempelajari perilaku-perilaku seperti berpikir, merasa, memecahkan masalah, mengingat, dan lain-lainnya, perubahan ini termasuk belajar.

b. Pengertian Prestasi Belajar Sosiologi

Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing Zainal Arifin,1990:3. Bila demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang berada pada bangku sekolah. Nana Sudjana 1995:22 mengemukakan “Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian demikian pula halnya di dalam proses belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar anak kita dapat mengetahui kedudukan anak di dalam kelas, apakah anak tersebut kelompok anak pandai, sedang atau kurang. commit to user Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajar. Prestasi sebagai hasil dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh siswa mempunyai fungsi untuk menunjukan seberapa besar kemampuan siswa dalam menangkap dan memahami materi yang telah disampaikan. Prestasi yang telah diperoleh merupakan usaha yang telah dilakukan oleh siswa yang biasanya berupa nilai rapor. Prestasi merupakan faktor penting untuk menentukan tingkat pengetahuan siswa. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, prestasi siswa dapat diketahui dari hasil evaluasi. Menurut Muhibbin Syah 2005: 195 “Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Muhibbin Syah 2005: 199 menyatakan “Berbagai macam evaluasi mulai yang sederhana sampai yang paling komplek, yaitu : pre-test dan post-test evaluasi prasyarat, evaluasi diagnostic, evaluasi formatif, evaluasi sumatif”. Berdasarkan pernyataan tersebut, macam- macam evaluasi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Pre-test dan Post test Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan menyajikan materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Post test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir commit to user penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan. 2 Evaluasi Prasyarat Penilaian ini meliputi sejumlah bahan dengan ajaran atau bahan yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah utnuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. 3 Evaluasi Formatif Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Hasil diagnosis kesulitan belajar tersebut digunkan sebagai bahan pertimbangan rekayasa pengajaran remidilal perbaikan. 4 Evaluasi Diagnostik Evaluasi ini dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostic, yakni utnuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa. 5 Evaluasi Sumatif Ragam penilaian sumatif dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. Evaluasi ini lazim dilaksanakan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. 6 Ujian Akhir Nasional UAN Ujian Akhir Nasional pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kenaikan status siswa. Soerjono Soekamto 2002:19-20 memberikan lima definisi Sosiologi menurut para ahli, yaitu Pitirim A. Sorokin mengemukakan bahwa, “ Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka ragam gejala-gejala sosial maupun non sosial dan ciri-ciri umum semua commit to user jenis gejala sosial”. Roucek dan Warren berpendapat bahwa, “ Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok”. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mengatakan “ Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya adalah oranisasi sosial”. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi berpendapat bahwa, “Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari stuktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial”. J. A. A. Van Doorn dan C.J. Lammers mengemukakan “ Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-stuktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil”. Dari penjelasan prestasi belajar dan Sosiologi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Sedangkankan Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dalam stuktur sosial dan proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta perubahan-perubahan sosial. Sehingga pengertian Prestasi Belajar Sosiologi merupakan suatu hasil dari adanya proses belajar siswa dengan mempelajari interaksi manusia yang meliputi sruktur sosial dan proses-proses sosial yang terjadi, hubungan timbal balik serta perubahan- perubahan sosial.

c. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa faktor intern, dan faktor yang terdiri dari luar siswa faktor ekstern. Menurut Muhibbin Syah 2003:145-157 menjelaskan sebagai berikut: Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam : 1. Faktor internal faktor dari dalam siswa yakni keadaan jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal faktor dari luar siswa yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3. Faktor pendekatan belajar approach to learning, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang commit to user digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Untuk mengetahui lebih jelas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan prestasi belajar di atas maka akan diuraikan di bawah ini : 1. Faktor Internal Siswa a. Aspek fisiologis bersifat jasmaniah Aspek jasmaniah mencakup kondisi atau kesehatan jasmani dari individu. Setiap orang memiliki kesehatan atau kondisi fisik yang berbeda-beda. Kondisi itu mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi fisik menyangkut kelengkapan dan kesehatan panca indera indera penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, dan pencecapan. Seseorang yang mengalami gangguan kesehatan, misalnya pada organ pendengarannya maka akan mengalami hambatan dalam menyerap inforamasi yang disampaikan oleh guru saat proses pembelajaran. Maka kesehatan berhubungan dengan keberhasilan belajar seseorang. b. Aspek Psikologis 1 Intelegensi siswa Menurut Reber dalam Muhibbin Syah 2003:148 menjelaskan bahwa “Intelegensi merupakan kemampuan psiko-fisik seseorang untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan cara yang tepat. Jadi intelegensi tidak hanya berpusat pada kualitas otak saja, akan tetapi juga fungsi organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau intelegensi seseorang menentukan keberhasilan belajarnya. Semakin tinggi tingkat intelegensi seseorang maka semakin besar peluangnya untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. commit to user Sebaliknya, seseorang yang memiliki intelegensi rendah akan sulit dalam mencapai keberhasilan belajar. 2 Sikap siswa Muhibbin Syah 2003:150 mengemukakan, “Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons response tendency dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya“. Siswa yang menunjukkan sikap positif terhadap mata pelajaran akan lebih mudah dalam mengikuti proses pembelajaran. Sehingga keberhasilan belajar dapat tercapai. Sebaliknya, siswa yang menunjukkan sikap negatif terhadap pelajaran akan mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar yang berakibat prestasi belajar yang dicapai kurang memuaskan. 3 Bakat siswa Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki siswa dalam mencapai keberhasilan masa depan. Pada dasarnya setiap siswa memiliki bakat atau berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitasnya. Seseorang siswa yang berbakat dalam bidang seni misalnya, maka akan lebih mudah menyerap pengetahuan, informasi atau keterampilan yang berhubungan dengan bidang tersebut dibandingkan dengan siswa lain. Ini yang disebut sebagai bakat khusus specific aptitude. Maka bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar seseorang dalam bidang-bidang studi tertentu. 4 Minat siswa Muhibbin Syah 2003:152 menjelaskan, “Minat interest adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Minat besar pengaruhnya terhadap kegiatan belajar. Pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat commit to user menambah kegiatan belajar. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. 5 Motivasi siswa “Motivasi ialah keadaan internal organisme, baik manusia atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu” Muhibbin Syah, 2003:153. Siswa yang memiliki motivasi atau dorongan dari dalam diri sendiri untuk belajar lebih giat akan lebih mudah mencapai keberhasilan. 2. Faktor Eskternal Siswa a. Lingkungan sosial Lingkungan sosial siswa meliputi lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, tetangga, dan teman-teman sepermainan. Lingkungan sosial dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Sebagai contohnya: guru yang menunjukkan sikap positif pada siswanya dapat menjadi suri tauladan yang baik sehingga memberi dorongan positif juga pada siswanya untuk belajar. Selanjutnya kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan sehingga kurang memiliki kesadaran pentingnya pendidikan bagi anak misalnya, akan membuat siswa mengalami kesulitan dalam belajar. b. Lingkungan nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, metode belajar yang digunakan, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor- faktor ini dianggap ikut menentukan tingkat keberhasilan siswa. Misalnya, siswa yang tinggal di perkampungan padat penduduk commit to user serta tidak memiliki sarana umum yang lengkap akan mendorong siswa untuk bermain di tempat-tempat yangs seharusnya tidak pantas untuk dikunjungi. Sehingga berdampak buruk terhadap kegiatan belajar siswa. 2. Faktor Pendekatan Belajar Muhibbin Syah 2003:156 mendefinisikan, “Pendekatan belajar merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu”. Faktor pendekatan belajar juga berpengaruh pada taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa. Belajar merupakan suatu proses yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam melakukan kegiatan dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecerdasanintelegensi, bakat, minat dan motivasi. Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Seseorang anak yang diketahui mempunyai tingkat intelegensi yang cukup tinggi, akan mempunyai bekal untuk berhasil di dalam membuat atau menyelesaikan pelajaran di sekolah. Selain itu kemandirian belajar juga berpengaruh terhapat prestasi belajar, semakin tinggi kemandirian belajar semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai.

2. Intelegensi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGDOWO, KLATEN TAHUN AJARAN 2009 2010

1 5 115

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DENGAN MODEL ASSURE PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 4 SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 198

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA Hubungan Antara Minat Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 6 18

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA Hubungan Antara Minat Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 6 16

HUBUNGAN ANTARA JENJANG PENDIDIKAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 11 193

Hubungan antara lingkungan belajar, kemandirian belajar, motivasi belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi

1 6 199

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BERORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA SISWA MENGIKUTI ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH DAN KEDISIPLINAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 7

HUBUNGAN PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 17

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 1 11