D. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament
TGT Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Penggunaan metode pembelajaran yang berbeda dapat menunjukkan hasil belajar yang berbeda. Setiap metode pembelajaran mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda, baik dari kelebihan maupun kekurangan. Metode pembelajaran konvensional atau sering dikenal juga dengan metode ceramah masih banyak
digunakan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini lebih menitikberatkan peran seorang guru sebagai sumber belajar. Hal ini akan
membentuk kepribadian siswa yang kurang baik, terutama membentuk sikap siswa yang lebih pasif sehingga akan mempengaruhi hasil belajar.
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang sering dilakukan oleh guru dan cenderung berpusat pada guru teacher-centered. Sistem
pembelajaran ini masih bersifat satu arah, yaitu: pemberian materi oleh guru. Sistem pembelajaran ini membuat mahasiswa menjadi pasif karena hanya
mendengarkan saja dan kreativitas mereka kurang terpupuk atau bahkan cenderung tidak kreatif. Metode ini hanya memberikan informasi satu arah karena
yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan baik, sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan Hadi, 2007.
Kegiatan pembelajaran secara konvensional berpijak pada teori behavioristik yang banyak didominasi oleh guru. Pembelajaran konvensional
adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa dilakukan oleh guru, yaitu: memberi materi melalui ceramah, latihan soal, kemudian pemberian
tugas Suteni dkk, 2013. Pada sistem pembelajaran konvensional, dosen lebih
Universitas Sumatera Utara
banyak melakukan kegiatan belajar-mengajar dengan bentuk ceramah. Pada saat mengikuti proses belajar-mengajar atau mendengarkan ceramah, para siswa hanya
sebatas memahami sambil membuat catatan. Guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber
ilmu Hadi, 2007. Metode konvensional juga kurang melibatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga menjadikan siswa lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan.
Dalam metode ini, gurulah yang menjadi pusat perhatian. Guru lebih banyak berbicara, sedangkan murid hanya mendengarkan dan mencatat hal-hal yang
dianggap penting.
Input Proses
Output
Gambar 1.
Kerangka Berpikir
Salah satu tugas guru adalah memiliki metode pembelajaran yang dapat membuat proses belajar-mengajar berjalan secara efektif. Salah satunya adalah
melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu
Pembelajaran Kooperatif a. Berpusat Pada Siswa
student-centered b. Didominasi Siswa
c. Menekankan Kerja Kelompok
d. Siswa Berperan Aktif Metode
Pembelajaran Konvensional a. Berpusat Pada Guru
teacher-centered b. Didominasi Guru
c. Guru Hanya Bercerita Saja
d. Siswa Berperan Pasif Hasil
Belajar
Hasil Belajar
Universitas Sumatera Utara
metode pembelajaran dalam teori konstruktivis. Landasan teoritis pendidikan modern adalah teori pembelajaran konstruktivis. Pembelajaran konstruktivisme
menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan aktif proses belajar mengajar dan lebih menekankan situasi student-
centered dari pada situasi teacher-centered. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif Trianto, 2011.
Johnson Johnson dalam Trianto, 2011 menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan
prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Dengan kata lain, metode pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada kerja
kelompok untuk meningkatkan hasil belajar dengan bekerja sama antara siswa yang tahu ke siswa yang belum tahu sehingga materi pelajaran dapat diserap oleh
seluruh siswa. Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu: antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin,
rasa atau etnis yang berbeda heterogen.Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam
Universitas Sumatera Utara
kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama
dalam pembelajaran kooperatif Trianto, 2011. Larsen dalam Mularsih, 2010 menjelaskan bahwa guru dapat
menggunakan metode pembelajaran kooperatif sebagai upaya untuk membuat siswa menjadi termotivasi dalam proses belajar dan dapat berinteraksi dengan
teman dalam bekerja sama. Pembelajaran kooperatif menekankan pada aktivitas siswa di dalam kelompok dan bagaimana siswa dapat berkolaborasi serta
bersosialisasi bersama-sama secara efektif. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang
dapat ditetapkan, salah satunya adalah team games tournamen TGT merupakan salah satu model yang dipercaya dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk saling bertukar informasi, tidak hanya informasi dari guru. Pembagian kelompok pada model pembelajaran kooperatif model team games tournament
TGT didasarkan pada keheterogenan siswa, baik etnis, prestasi, maupun jenis kelamin.
Mengingat pentingnya variasi pembelajaran di kelas yang akan berimplikasi dengan motivasi belajar dan hasil belajar para siswa, maka peneliti
tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang salah satu metode pembelajaran kooperatif, yaitu: model teams games tournamen TGT. Metode pembelajaran
kooperatif model teams games tournamen TGT merupakan metode pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur kerjasama antar siswa dalam
kelompok, tanggung jawab kelompok dalam pembelajaran individu, penambahan
Universitas Sumatera Utara
skor dilakukan setelah permainan, dan antar kelompok dipertandingkan dalam permainan yang edukatif. Jadi, setiap anggota kelompok harus memahami materi
lebih dulu sebelum mengikuti permainan Liulin, 2009. Metode pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar
dan hasil belajar para siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia, sehingga para siswa dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi dan
pengetahuan, dapat memotivasi para siswa agar berperan aktif dalam pembelajaran di kelas, dan dapat meningkatkan hasil belajar serta melatih
kemampuan para siswa dalam bekerja sama sekaligus menjelaskan kepada teman sekelompok yang tidak paham. Dengan demikian peserta didik tidak akan merasa
bosan dan memperoleh manfaat yang maksimal baik dari motivasi belajar maupun dari hasil belajar Liulin, 2009. Dengan kata lain, metode pembelajaran
kooperatif model teams game tournament TGT ini dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan pembelajaran yang ada dan meningkatkan
minat belajar siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia Trianto, 2011.
E. Hipotesis Penelitian