Metode Analisa Data Hasil Penelitian

J. Metode Analisa Data

Penelitian ini diuji dengan menggunakan statistik independent sample t- test dalam menguji hipotesis dengan menggunakan program SPSS for Windows 16.0. Selain itu, untuk memastikan data yang diperoleh normal dan homogen, maka peneliti akan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel berasal dari distribusi sampel yang normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov- smirnov dengan bantuan SPSS version 16.0 for Windows. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p 0.05. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk untuk memeriksa apakah varians dari kedua kelompok adalah sama. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan kedua kelompok yang ada, yaitu: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki variasi dan sebaran skor yang sama. Pada penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan levene test. Data dikatakan homogen jika nilai p 0.05. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

C. Analisa Data Penelitian

Bab ini akan menguraikan gambaran keseluruhan hasil dan analisa hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Diawali dengan analisa data yang terdiri dari analisis deskriptif subjek penelitian dan hasil utama penelitian. Setelah analisis data, maka dilanjutkan dengan pembahasan mengenai hasil penelitian.

1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP W. R. Supratman 2 Medan, dimana kelas VIII-B yang berjumlah 37 siswa menjadi kelompok kontrol dan kelas VIII-D yang berjumlah 35 siswa menjadi kelompok eksperimen. Gambaran subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperiemen jenis kelamin, etnis, dan nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil dapat dilihat pada tabel 6. Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa subjek penelitian pada kelompok kontrol yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 17 siswa

45.9 dan perempuan sebanyak 20 siswa 54.1. Sedangkan, pada kelompok

eksperimen dapat kita lihat bahwa subjek penelitian yang berjenis kelamin laki- laki adalah sebanyak 20 siswa 57.1 dan perempuan sebanyak 15 siswa 42.9. Universitas Sumatera Utara Subjek pada penelitian ini terdiri atas 7 etnis, yaitu: Batak, Tionghoa, Jawa, Melayu, Minangkabau, Aceh, dan India. Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian pada kelompok kontrol adalah berasal dari etnis Batak yang berjumlah 18 siswa 48.7, diikuti dengan etnis Tionghoa yang berjumlah 15 siswa 40.5, dan masing-masing 1 siswa 2.7 berasal dari etnis Jawa, Melayu, Minangkabau, serta India. Sedangkan, mayoritas subjek penelitian pada kelompok eksperimen adalah berasal dari etnis Tionghoa yang berjumlah 18 siswa 51.2, kemudian diikuti etnis Batak yang berjumlah 9 siswa 25.7, etnis Jawa yang berjumlah 3 siswa 8.6, etnis Melayu yang berjumlah 2 siswa 5.8, dan masing-masing 1 siswa 2.9 berasal dari etnis Minangkabau, Aceh, serta India. Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin, Etnis, Dan Nilai Rapor Bahasa Indonesia Semester ganjil Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Variabel N N Jenis kelamin Laki-laki 17 45.9 20 57.1 Perempuan 20 54.1 15 42.9 Etnis Batak 18 48.7 9 25.7 Tionghoa 15 40.5 18 51.2 Jawa 1 2.7 3 8.6 Melayu 1 2.7 2 5.8 Minangkabau 1 2.7 1 2.9 Universitas Sumatera Utara Aceh 1 2.9 India 1 2.7 1 2.9 Nilai rapor Rendah 7 18.9 Sedang 23 62.2 26 74.3 Tinggi 7 18.9 9 25.7 Berdasarkan karakteristik pembelajaran kooperatif dimana setiap tim terdiri dari siswa yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras atau etnis yang berbeda heterogen, maka peneliti menggunakan norma untuk membuat kategorisasi nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil sebagai gambaran kemampuan akademis subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel 7. Norma Kategorisasi Nilai Rapor Bahasa Indonesia Semester Ganjil Rentang nilai Kategori X µ -1.0 SD Rendah µ - 1.0SD ≤ X µ +1.0 SD Sedang X ≥ µ +1.0 SD Tinggi Besar mean empirik nilai rapor Bahasa Indonesia adalah 82 dengan standar deviasi 9, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 8. Kategorisasi Nilai Rapor Bahasa Indonesia Semester Ganjil Rentang nilai Kategori X 73 Rendah 73 ≤ X 91 Sedang X ≥ 91 Tinggi Universitas Sumatera Utara Dengan norma kategorisasi nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil yang telah didapat, maka dapat diketahui gambaran kategori subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Deskripsi kategori subjek dapat dilihat dalam tabel 8 di atas. Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa subjek penelitian pada kelompok kontrol yang mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang rendah sebanyak 6 siswa 18.9, mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang sedang sebanyak 23 siswa 62.2, dan mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang tinggi sebanyak 7 siswa 18.9. Sedangkan, subjek penelitian pada kelompok eksperimen yang mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang sedang sebanyak 26 siswa 74.3, mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang tinggi sebanyak 9 siswa 25.7, dan tidak ada yang mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berada pada kategorisasi yang sama,

2. Gambaran Subjek Penelitian Kelompok Eksperimen

Deskripsi subjek penelitian pada kelompok eksperimen berdasarkan jenis kelamin, etnis, dan nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil dapat dilihat dalam tabel 9. Berdasarkan pada tabel 9, subjek pada kelompok eksperimen dibagi menjadi 8 tim, yaitu: tim A, B, C, D, E, F, G, dan H. Tetapi, dalam kegiatan di kelas, tim hanya terdiri dari 7 tim, yaitu: tim B menjadi tim A, tim C menjadi tim B, tim D menjadi tim C, tim E tetap menjadi tim E, tim F menjadi tim D, tim G menjadi tim F, dan tim H menjadi tim G. Universitas Sumatera Utara Hal ini disebabkan karena ada 2 siswa yang tidak hadir pada hari dilakukannya penelitian, yaitu: Andreas dan Stefhanus Elgin serta 1 siswa yang sudah pindah sekolah, yaitu: Olivia Maurena Haque. Sehingga, subjek yang masih tertinggal di tim A, yaitu: Angeli Guptan dipindahkan ke dalam tim B yang menjadi tim A dan Rizki Adhyaksa dipindahkan menjadi anggota tim E yang tetap menjadi tim E. Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Pada Kelompok Eksperimen Berdasarkan Jenis Kelamin, Etnis, Tim Jenis Kelamin Etnis Nilai Rapor L P B T J Me Mi A I R S T Tim A 2 2 1 2 1 3 1 Tim B 2 2 1 3 3 1 Tim C 3 2 2 2 1 4 1 Tim D 4 1 1 3 1 4 1 Tim E 3 2 2 1 1 1 4 1 Tim F 2 3 3 1 1 4 1 Universitas Sumatera Utara Dan Nilai Rapor Bahasa Indonesia Semester Ganjil Keterangan: L: Laki-laki P: Perempuan B: Batak T: Tionghoa J: Jawa Me: Melayu Mi: Minangkabau A: Aceh I: India R: Rendah S: Sedang T: Tinggi Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Sesuai dengan karakteristik yang harus dimiliki metode pembelajaran kooperatif, peneliti membagi tim dengan anggota yang berasal dari etnis yang berbeda-beda dengan jenis kelamin dan hasil rapor yang bervariasi. Tim A terdiri dari 2 siswa dan 3 siswi, tim B terdiri dari 3 siswa dan 2 siswi, tim C terdiri dari 4 siswa dan 1 siswi, tim D terdiri dari 2 siswa dan 3 siswi, tim E terdiri dari 3 siswa dan 2 siswi, tim F terdiri dari 3 siswa dan 2 siswi, dan tim G terdiri dari 3 siswa dan 2 siswi. Setiap tim berasal dari etnis yang berbeda-beda dengan nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil yang bervariasi, mulai dari yang rendah sampai yang tinggi.

3. Uji Asumsi

Sebelum analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik independent sample t-test, ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu: uji normalitas dan uji homogentitas. Uji asumsi tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS version 16.0 for Windows. Tim G 3 2 1 3 1 4 1 Tim H 3 2 1 4 3 2 Universitas Sumatera Utara

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel berasal dari distribusi sampel yang normal. Dalam penelitian ini uji normalitas diajukan dengan menggunakan one sample kolmogorov-smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Kelompok control Kelompok eksperimen Variabel Sig. p Sig. p Hasil belajar Bahasa Indonesia 0.058 0.142 Hasil uji normalitas pada kedua kelompok di atas menunjukkan nilai p 0.05, sehingga dapat disimpulkan persyaratan normalitas telah terpenuhi.

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah varians dari kedua kelompok adalah sama. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan kedua kelompok yang ada, yaitu: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki variasi dan sebaran skor yang sama. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan levene test. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas Variabel Levene Statistic Sig. p Hasil Belajar Bahasa Indonesia 1.269 0.264 Universitas Sumatera Utara Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas pada variabel memiliki nilai p 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa persyaratan homogenitas telah terpenuhi.

D. Hasil Penelitian

1. Hasil Utama Penelitian

Hipotesis yang akan diuji adalah H hipotesa nihil: tidak ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa H diterima t = 0.684; p = 0.496. Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis Variabel T Sig. p Hasil Belajar Bahasa Indonesia 0.684 0.496 Berdasarkan tabel 12 di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya ditolak, yaitu: tidak ada perbedaan hasil belajar antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa tidak ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Untuk mengetahui gambaran hasil tes Bahasa Indonesia pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, peneliti membuat norma kategorisasi sebagai berikut: Tabel 13. Norma Kategorisasi Tes Bahasa Indonesia Rentang nilai Kategori Universitas Sumatera Utara Besar mean empirik nilai rapor Bahasa Indonesia adalah 70 dengan standar deviasi 16, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 14. Kategorisasi Tes Bahasa Indonesia Rentang nilai Kategori X 54 Rendah 54 ≤ X 86 Sedang X ≥ 86 Tinggi Dengan norma kategorisasi tes Bahasa Indonesia semester yang telah didapat, maka dapat diketahui gambaran kategori subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Deskripsi kategori subjek dapat dilihat dalam tabel 15. Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa subjek penelitian pada kelompok kontrol yang mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang rendah sebanyak 6 siswa 16.2 mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang sedang sebanyak 26 siswa 70.3, dan mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang tinggi sebanyak 5 siswa 13.5. Sedangkan, subjek penelitian pada kelompok eksperimen yang mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang rendah sebanyak 6 siswa 17.1, mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang sedang sebanyak 28 siswa 80, dan mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang tinggi sebanyak 1 siswa 2.9. Tabel 15. Gambaran Kategori Subjek Penelitian Pada Kelompok Kontrol Dan Eksperimen Berdasarkan Tes Bahasa Indonesia X µ -1.0 SD Rendah µ - 1.0SD ≤ X µ +1.0 SD Sedang X ≥ µ +1.0 SD Tinggi Universitas Sumatera Utara Kelompok kontrol Kelompok eksperimen Variabel N N Tes Bahasa Indonesia Rendah 6 16.2 6 17.1 Sedang 26 70.3 28 80.0 Tinggi 5 13.5 1 2.9 Sehingga, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berada pada kategorisasi yang sama, yaitu: kategori sedang yang mengartikan tidak ada perbedaan hasil belajar Bahasa indonesia pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia.

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Sebagaimana yang telah dipaparkan pada analisa data penelitian bahwa tidak ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang mengatakan ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Dengan demikian, hipotesis penelitian ditolak. Hasil penelitian yang menolak hipotesis awal penelitian ini memperlihatkan ketidaksesuaian dengan teori yang sudah dikemukakan sebelumnya, yaitu: bahwa hasil belajar seorang siswa salah satunya dipengaruhi Universitas Sumatera Utara oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru Purwanto, 2004; Ahmadi dan Supriyono, 2008. Ada beberapa faktor mengapa metode pembelajaran model teams game tournaments TGT yang diterapkan tidak mempengaruhi hasil belajar Bahasa Indonesia siswa, sehingga tidak ada perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia antara siswa yang diberi metode pembelajaran kooperatif dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Faktor pertama adalah setiap kelompok belajar tidak mempunyai waktu yang banyak dalam interaksi tatap muka antar anggota. Pada pelaksanaan penelitian di kelompok eksperimen, setiap kelompok belajar hanya mempunyai 15 menit untuk saling berdiskusi membahas LKS lembar kerja siswa yang akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya, yaitu: tahap turnamen. Dengan kata lain, setiap kelompok belajar tidak mempunyai kesempatan yang banyak untuk berinteraksi melakukan tatap muka dan saling mengenal anggota di dalam kelompoknya. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip pembelajaran kooperatif menurut Sanjaya 2009, yaitu: interaksi tatap muka face to face promotion interaction. Tahap ini mempunyai tujuan untuk memberikan ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan, sehingga setiap anggota kelompok dapat saling bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing anggota. Universitas Sumatera Utara Interaksi tatap muka yang selalu dilakukan siswa akan menciptakan prinsip ketergantungan positif positive interdependence dan tanggung jawab perseorangan individual accountability yang mana setiap anggota kelompok akan mengetahui tanggung jawabnya, yaitu: memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Dalam unsur penting pembelajaran kooperatif juga dikatakan bahwa interaksi antara siswa yang terus-menerus terjadi akan menimbulkan suatu proses yang alami dalam hal memberikan bantuan. Secara alamiah semua anggota kelompok akan saling membantu antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai satu tujuan, yaitu: sukses sebagai anggota kelompok. Jika satu anggota kelompok gagal, maka semua anggota kelompok akan mengalami kegagalan juga Trianto, 2011. Selain itu, proses kelompok yang menjadi unsur penting lainnya mengatakan bahwa belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok, yang mana proses kelompok tersebut terjadi jika antar anggota kelompok dapat saling berinteraksi. Oleh karena itu, interaksi antar anggota kelompok sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan kelompok tersebut Trianto, 2011. Seharusnya, peneliti memberikan waktu yang banyak kepada setiap anggota kelompok untuk dapat berinteraksi dan memahami satu sama lain, termasuk kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota agar setiap anggota kelompok menyadari tanggung jawabnya, yaitu: memberikan yang terbaik untuk Universitas Sumatera Utara keberhasilan kelompoknya, dalam hal ini adalah dapat menjawab tes hasil belajar Bahasa Indonesia dengan skor yang tinggi. Faktor kedua yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis awal adalah berkaitan dengan pemilihan materi yang dijadikan sasaran di dalam penelitian ini, yaitu: puisi. Kompetensi dasar yang harus ditunjukkan siswa melalui indikator-indikator pembelajaran terkait materi puisi yang diberikan adalah 4 jam pelajaran 4x40 menit. Namun, dalam penelitian ini prosedur eksperimen yang dilakukan hanya satu kali saja 40 menit dalam satu kali pertemuan tatap muka yang langsung diberikan post-test, yaitu: berupa tes Bahasa Indonesia. Peneliti memiliki asumsi bahwa salah satu penyebab tidak diterimanya hipotesis penelitian dikarenakan waktu pelaksanaan eksperimen yang singkat yang dapat memberikan kesulitan bagi siswa untuk langsung memahami materi pelajaran dan langsung diberikannya tes Bahasa Indonesia. Asumsi peneliti terhadap alasan ini sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Qudsyi dkk 2011 yang menyatakan bahwa pemahaman siswa akan materi membutuhkan suatu proses yang panjang dan tidak dapat ditingkatkan serta merta dalam waktu yang singkat. Demikian pula dalam penelitian ini dimana kemampuan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran mengenai puisi yang tidak mudah untuk ditingkatkan hanya dalam satu kali pertemuan saja, terlebih lagi jika secara langsung siswa diberikan tes Bahasa Indonesia. Faktor ketiga yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis awal adalah berkenaan dengan karakteristik masing-masing etnis. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan dengan hasil wawancara peneliti dengan guru yang mengajar Bahasa Indonesia di kelas kontrol dan eksperimen, didapatkan informasi bahwa siswa yang berasal dari etnis Tionghoa mempunyai kesulitan dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia terutama materi yang berhubungan dengan sastra Indonesia, seperti: puisi, pantun, dan sebagainya. Meskipun, guru menggunakan metode pembelajaran yang menurut teori dapat meningkatkan hasil belajar, seperti: metode pembelajaran kooperatif, siswa yang berasal dari etnis Tionghoa belum tentu dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia. Faktor terakhir yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis awal adalah berkaitan dengan uji coba modul metode pembelajaran kooperatif model teams game tournament TGT. Peneliti hanya melakukan uji coba terhadap satu tahap pada model teams game tournament TGT, yaitu: tahap turnamen. Sedangkan, untuk tahap yang lainnya, peneliti tidak melakukan uji coba. Hal ini membuat peneliti tidak mengetahui secara keseluruhan mengenai kekurangan-kekurangan pada tahap yang lainnya yang akan dilakukan pada saat penelitian di dalam kelompok eksperimen. Sehingga, hasil penelitian yang ada menolak hipotesis awal dengan memperlihatkan ketidaksesuaian dengan teori yang sudah dikemukakan sebelumnya, yaitu: ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

0 12 79

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar - Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

0 0 19

A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

0 0 10

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

0 1 16