J. Metode Analisa Data
Penelitian ini diuji dengan menggunakan statistik independent sample t-
test dalam menguji hipotesis dengan menggunakan program SPSS for Windows
16.0. Selain itu, untuk memastikan data yang diperoleh normal dan homogen, maka peneliti akan melakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian
masing-masing variabel berasal dari distribusi sampel yang normal. Uji
normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji one sample kolmogorov- smirnov dengan bantuan SPSS version 16.0 for Windows. Data dikatakan
terdistribusi normal jika nilai p 0.05. 2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk untuk memeriksa apakah varians dari kedua kelompok adalah sama. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan kedua
kelompok yang ada, yaitu: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki variasi dan sebaran skor yang sama. Pada penelitian ini, uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan levene test. Data dikatakan homogen jika nilai p 0.05.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
C. Analisa Data Penelitian
Bab ini akan menguraikan gambaran keseluruhan hasil dan analisa hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Diawali dengan analisa data yang
terdiri dari analisis deskriptif subjek penelitian dan hasil utama penelitian. Setelah analisis data, maka dilanjutkan dengan pembahasan mengenai hasil penelitian.
1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP W. R. Supratman 2 Medan, dimana kelas VIII-B yang berjumlah 37 siswa menjadi kelompok kontrol dan
kelas VIII-D yang berjumlah 35 siswa menjadi kelompok eksperimen. Gambaran subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperiemen jenis
kelamin, etnis, dan nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil dapat dilihat pada tabel 6.
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa subjek penelitian pada kelompok kontrol yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 17 siswa
45.9 dan perempuan sebanyak 20 siswa 54.1. Sedangkan, pada kelompok
eksperimen dapat kita lihat bahwa subjek penelitian yang berjenis kelamin laki- laki adalah sebanyak 20 siswa 57.1 dan perempuan sebanyak 15 siswa
42.9.
Universitas Sumatera Utara
Subjek pada penelitian ini terdiri atas 7 etnis, yaitu: Batak, Tionghoa, Jawa, Melayu, Minangkabau, Aceh, dan India. Berdasarkan tabel 6 dapat
diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian pada kelompok kontrol adalah berasal dari etnis Batak yang berjumlah 18 siswa 48.7, diikuti dengan etnis
Tionghoa yang berjumlah 15 siswa 40.5, dan masing-masing 1 siswa 2.7 berasal dari etnis Jawa, Melayu, Minangkabau, serta India.
Sedangkan, mayoritas subjek penelitian pada kelompok eksperimen adalah berasal dari etnis Tionghoa yang berjumlah 18 siswa 51.2, kemudian diikuti
etnis Batak yang berjumlah 9 siswa 25.7, etnis Jawa yang berjumlah 3 siswa 8.6, etnis Melayu yang berjumlah 2 siswa 5.8, dan masing-masing 1 siswa
2.9 berasal dari etnis Minangkabau, Aceh, serta India.
Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin, Etnis,
Dan Nilai Rapor Bahasa Indonesia Semester ganjil Kelompok
Kontrol Kelompok
Eksperimen Variabel
N N
Jenis kelamin Laki-laki
17 45.9
20 57.1
Perempuan 20
54.1 15
42.9 Etnis
Batak 18
48.7 9
25.7 Tionghoa
15 40.5
18 51.2
Jawa 1
2.7 3
8.6 Melayu
1 2.7
2 5.8
Minangkabau 1
2.7 1
2.9
Universitas Sumatera Utara
Aceh 1
2.9 India
1 2.7
1 2.9
Nilai rapor Rendah
7 18.9
Sedang 23
62.2 26
74.3 Tinggi
7 18.9
9 25.7
Berdasarkan karakteristik pembelajaran kooperatif dimana setiap tim terdiri dari siswa yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis
kelamin, ras atau etnis yang berbeda heterogen, maka peneliti menggunakan norma untuk membuat kategorisasi nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil
sebagai gambaran kemampuan akademis subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Tabel 7. Norma Kategorisasi Nilai Rapor Bahasa
Indonesia Semester Ganjil Rentang nilai
Kategori
X µ -1.0 SD Rendah
µ - 1.0SD ≤ X µ +1.0 SD
Sedang X ≥ µ +1.0 SD
Tinggi Besar mean empirik nilai rapor Bahasa Indonesia adalah 82 dengan
standar deviasi 9, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Kategorisasi Nilai Rapor Bahasa
Indonesia Semester Ganjil
Rentang nilai Kategori
X 73 Rendah
73 ≤ X 91 Sedang
X ≥ 91 Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Dengan norma kategorisasi nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil yang telah didapat, maka dapat diketahui gambaran kategori subjek penelitian
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Deskripsi kategori subjek dapat dilihat dalam tabel 8 di atas. Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa
subjek penelitian pada kelompok kontrol yang mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang rendah sebanyak 6 siswa 18.9, mempunyai nilai rapor Bahasa
Indonesia yang sedang sebanyak 23 siswa 62.2, dan mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang tinggi sebanyak 7 siswa 18.9.
Sedangkan, subjek penelitian pada kelompok eksperimen yang mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang sedang sebanyak 26 siswa 74.3,
mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang tinggi sebanyak 9 siswa 25.7, dan tidak ada yang mempunyai nilai rapor Bahasa Indonesia yang rendah. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa mayoritas subjek penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berada pada kategorisasi yang sama,
2. Gambaran Subjek Penelitian Kelompok Eksperimen
Deskripsi subjek penelitian pada kelompok eksperimen berdasarkan jenis kelamin, etnis, dan nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil dapat dilihat
dalam tabel 9. Berdasarkan pada tabel 9, subjek pada kelompok eksperimen dibagi menjadi 8 tim, yaitu: tim A, B, C, D, E, F, G, dan H. Tetapi, dalam
kegiatan di kelas, tim hanya terdiri dari 7 tim, yaitu: tim B menjadi tim A, tim C menjadi tim B, tim D menjadi tim C, tim E tetap menjadi tim E, tim F menjadi tim
D, tim G menjadi tim F, dan tim H menjadi tim G.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini disebabkan karena ada 2 siswa yang tidak hadir pada hari
dilakukannya penelitian, yaitu: Andreas dan Stefhanus Elgin serta 1 siswa yang sudah pindah sekolah, yaitu: Olivia Maurena Haque. Sehingga, subjek yang masih
tertinggal di tim A, yaitu: Angeli Guptan dipindahkan ke dalam tim B yang menjadi tim A dan Rizki Adhyaksa dipindahkan menjadi anggota tim E yang tetap
menjadi tim E.
Tabel 9. Gambaran Subjek Penelitian Pada Kelompok Eksperimen
Berdasarkan Jenis Kelamin, Etnis, Tim
Jenis Kelamin
Etnis Nilai Rapor
L P
B T
J Me Mi
A I
R S
T Tim A
2 2
1 2
1 3
1 Tim B
2 2
1 3
3 1
Tim C 3
2 2
2 1
4 1
Tim D 4
1 1
3 1
4 1
Tim E 3
2 2
1 1
1 4
1 Tim F
2 3
3 1
1 4
1
Universitas Sumatera Utara
Dan Nilai Rapor Bahasa Indonesia Semester Ganjil
Keterangan: L: Laki-laki
P: Perempuan B: Batak
T: Tionghoa J: Jawa
Me: Melayu Mi: Minangkabau
A: Aceh I: India
R: Rendah S: Sedang
T: Tinggi
Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Sesuai dengan karakteristik yang harus dimiliki metode pembelajaran kooperatif, peneliti membagi tim dengan
anggota yang berasal dari etnis yang berbeda-beda dengan jenis kelamin dan hasil rapor yang bervariasi. Tim A terdiri dari 2 siswa dan 3 siswi, tim B terdiri dari 3
siswa dan 2 siswi, tim C terdiri dari 4 siswa dan 1 siswi, tim D terdiri dari 2 siswa dan 3 siswi, tim E terdiri dari 3 siswa dan 2 siswi, tim F terdiri dari 3 siswa dan 2
siswi, dan tim G terdiri dari 3 siswa dan 2 siswi. Setiap tim berasal dari etnis yang berbeda-beda dengan nilai rapor Bahasa Indonesia semester ganjil yang
bervariasi, mulai dari yang rendah sampai yang tinggi.
3. Uji Asumsi
Sebelum analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik independent sample t-test, ada beberapa syarat yang harus dilakukan terlebih
dahulu, yaitu: uji normalitas dan uji homogentitas. Uji asumsi tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS version 16.0 for Windows.
Tim G 3
2 1
3 1
4 1
Tim H 3
2 1
4 3
2
Universitas Sumatera Utara
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel berasal dari distribusi sampel yang normal.
Dalam penelitian ini uji normalitas diajukan dengan menggunakan one sample kolmogorov-smirnov. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 10. Hasil Uji Normalitas
Kelompok control Kelompok eksperimen
Variabel Sig. p
Sig. p Hasil belajar Bahasa
Indonesia 0.058
0.142
Hasil uji normalitas pada kedua kelompok di atas menunjukkan nilai p 0.05, sehingga dapat disimpulkan persyaratan normalitas telah terpenuhi.
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah varians dari kedua kelompok adalah sama. Uji homogenitas dilakukan untuk memastikan kedua
kelompok yang ada, yaitu: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki variasi dan sebaran skor yang sama. Uji homogenitas dilakukan dengan
menggunakan levene test. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 11. Hasil Uji Homogenitas
Variabel Levene Statistic
Sig. p Hasil Belajar Bahasa
Indonesia 1.269
0.264
Universitas Sumatera Utara
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji normalitas pada variabel memiliki nilai p 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa persyaratan
homogenitas telah terpenuhi.
D. Hasil Penelitian
1. Hasil Utama Penelitian
Hipotesis yang akan diuji adalah H hipotesa nihil: tidak ada pengaruh
metode pembelajaran kooperatif model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa
H diterima t = 0.684; p = 0.496.
Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis
Variabel T
Sig. p Hasil Belajar Bahasa
Indonesia 0.684
0.496
Berdasarkan tabel 12 di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya ditolak, yaitu: tidak ada perbedaan hasil belajar antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa tidak ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif model team games
tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Untuk mengetahui gambaran hasil tes Bahasa Indonesia pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen, peneliti membuat norma kategorisasi sebagai berikut:
Tabel 13. Norma Kategorisasi Tes Bahasa Indonesia
Rentang nilai Kategori
Universitas Sumatera Utara
Besar mean empirik nilai rapor Bahasa Indonesia adalah 70 dengan standar deviasi 16, sehingga kategorisasi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 14. Kategorisasi Tes Bahasa Indonesia
Rentang nilai Kategori
X 54 Rendah
54 ≤ X 86 Sedang
X ≥ 86 Tinggi
Dengan norma kategorisasi tes Bahasa Indonesia semester yang telah didapat, maka dapat diketahui gambaran kategori subjek penelitian pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Deskripsi kategori subjek dapat dilihat dalam tabel 15.
Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa subjek penelitian pada kelompok kontrol yang mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang rendah
sebanyak 6 siswa 16.2 mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang sedang sebanyak 26 siswa 70.3, dan mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang
tinggi sebanyak 5 siswa 13.5. Sedangkan, subjek penelitian pada kelompok eksperimen yang mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang rendah sebanyak 6
siswa 17.1, mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang sedang sebanyak 28 siswa 80, dan mendapatkan nilai tes Bahasa Indonesia yang tinggi sebanyak 1
siswa 2.9.
Tabel 15. Gambaran Kategori Subjek Penelitian Pada Kelompok Kontrol
Dan Eksperimen Berdasarkan Tes Bahasa Indonesia
X µ -1.0 SD Rendah
µ - 1.0SD ≤ X µ +1.0 SD
Sedang X ≥ µ +1.0 SD
Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Kelompok kontrol Kelompok eksperimen
Variabel N
N Tes Bahasa Indonesia
Rendah 6
16.2 6
17.1 Sedang
26 70.3
28 80.0
Tinggi 5
13.5 1
2.9 Sehingga, dapat diketahui bahwa mayoritas subjek penelitian pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berada pada kategorisasi yang sama, yaitu: kategori sedang yang mengartikan tidak ada perbedaan hasil belajar Bahasa
indonesia pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif
model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia.
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Sebagaimana yang telah dipaparkan pada analisa data penelitian bahwa tidak ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif model team games
tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal penelitian yang mengatakan ada pengaruh metode
pembelajaran kooperatif model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. Dengan demikian, hipotesis penelitian ditolak.
Hasil penelitian
yang menolak
hipotesis awal
penelitian ini
memperlihatkan ketidaksesuaian dengan teori yang sudah dikemukakan sebelumnya, yaitu: bahwa hasil belajar seorang siswa salah satunya dipengaruhi
Universitas Sumatera Utara
oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru Purwanto, 2004; Ahmadi dan Supriyono, 2008.
Ada beberapa faktor mengapa metode pembelajaran model teams game tournaments TGT yang diterapkan tidak mempengaruhi hasil belajar Bahasa
Indonesia siswa, sehingga tidak ada perbedaan hasil belajar Bahasa Indonesia antara siswa yang diberi metode pembelajaran kooperatif dengan siswa yang
diberi pembelajaran konvensional.
Faktor pertama adalah setiap kelompok belajar tidak mempunyai waktu
yang banyak dalam interaksi tatap muka antar anggota. Pada pelaksanaan penelitian di kelompok eksperimen, setiap kelompok belajar hanya mempunyai 15
menit untuk saling berdiskusi membahas LKS lembar kerja siswa yang akan dilanjutkan dengan tahap berikutnya, yaitu: tahap turnamen. Dengan kata lain,
setiap kelompok belajar tidak mempunyai kesempatan yang banyak untuk berinteraksi melakukan tatap muka dan saling mengenal anggota di dalam
kelompoknya. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip pembelajaran kooperatif menurut
Sanjaya 2009, yaitu: interaksi tatap muka face to face promotion interaction. Tahap ini mempunyai tujuan untuk memberikan ruang dan kesempatan yang luas
kepada setiap anggota untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan, sehingga setiap anggota kelompok dapat saling bekerja
sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing anggota.
Universitas Sumatera Utara
Interaksi tatap muka yang selalu dilakukan siswa akan menciptakan prinsip ketergantungan positif positive interdependence dan tanggung jawab
perseorangan individual accountability yang mana setiap anggota kelompok akan mengetahui tanggung jawabnya, yaitu: memberikan yang terbaik untuk
keberhasilan kelompoknya. Dalam unsur penting pembelajaran kooperatif juga dikatakan bahwa
interaksi antara siswa yang terus-menerus terjadi akan menimbulkan suatu proses yang alami dalam hal memberikan bantuan. Secara alamiah semua anggota
kelompok akan saling membantu antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai satu tujuan, yaitu: sukses sebagai anggota kelompok. Jika satu anggota kelompok
gagal, maka semua anggota kelompok akan mengalami kegagalan juga Trianto, 2011.
Selain itu, proses kelompok yang menjadi unsur penting lainnya mengatakan bahwa belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses
kelompok, yang mana proses kelompok tersebut terjadi jika antar anggota kelompok dapat saling berinteraksi. Oleh karena itu, interaksi antar anggota
kelompok sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan kelompok tersebut Trianto, 2011.
Seharusnya, peneliti memberikan waktu yang banyak kepada setiap anggota kelompok untuk dapat berinteraksi dan memahami satu sama lain,
termasuk kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota agar setiap anggota kelompok menyadari tanggung jawabnya, yaitu: memberikan yang terbaik untuk
Universitas Sumatera Utara
keberhasilan kelompoknya, dalam hal ini adalah dapat menjawab tes hasil belajar Bahasa Indonesia dengan skor yang tinggi.
Faktor kedua yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis awal adalah berkaitan dengan pemilihan materi yang dijadikan sasaran
di dalam penelitian ini, yaitu: puisi. Kompetensi dasar yang harus ditunjukkan siswa melalui indikator-indikator pembelajaran terkait materi puisi yang diberikan
adalah 4 jam pelajaran 4x40 menit. Namun, dalam penelitian ini prosedur eksperimen yang dilakukan hanya satu kali saja 40 menit dalam satu kali
pertemuan tatap muka yang langsung diberikan post-test, yaitu: berupa tes Bahasa Indonesia.
Peneliti memiliki asumsi bahwa salah satu penyebab tidak diterimanya hipotesis penelitian dikarenakan waktu pelaksanaan eksperimen yang singkat
yang dapat memberikan kesulitan bagi siswa untuk langsung memahami materi pelajaran dan langsung diberikannya tes Bahasa Indonesia. Asumsi peneliti
terhadap alasan ini sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Qudsyi dkk 2011 yang menyatakan bahwa pemahaman siswa akan materi membutuhkan
suatu proses yang panjang dan tidak dapat ditingkatkan serta merta dalam waktu yang singkat. Demikian pula dalam penelitian ini dimana kemampuan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran mengenai puisi yang tidak mudah untuk ditingkatkan hanya dalam satu kali pertemuan saja, terlebih lagi jika secara
langsung siswa diberikan tes Bahasa Indonesia.
Faktor ketiga yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan
hipotesis awal adalah berkenaan dengan karakteristik masing-masing etnis.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan dengan hasil wawancara peneliti dengan guru yang mengajar Bahasa Indonesia di kelas kontrol dan eksperimen, didapatkan informasi bahwa siswa
yang berasal dari etnis Tionghoa mempunyai kesulitan dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia terutama materi yang berhubungan dengan sastra Indonesia,
seperti: puisi, pantun, dan sebagainya. Meskipun, guru menggunakan metode pembelajaran yang menurut teori dapat meningkatkan hasil belajar, seperti:
metode pembelajaran kooperatif, siswa yang berasal dari etnis Tionghoa belum tentu dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan dapat meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia. Faktor terakhir yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai dengan
hipotesis awal adalah berkaitan dengan uji coba modul metode pembelajaran kooperatif model teams game tournament TGT. Peneliti hanya melakukan uji
coba terhadap satu tahap pada model teams game tournament TGT, yaitu: tahap turnamen. Sedangkan, untuk tahap yang lainnya, peneliti tidak melakukan uji
coba. Hal ini membuat peneliti tidak mengetahui secara keseluruhan mengenai kekurangan-kekurangan pada tahap yang lainnya yang akan dilakukan pada saat
penelitian di dalam kelompok eksperimen. Sehingga, hasil penelitian yang ada menolak hipotesis awal dengan memperlihatkan ketidaksesuaian dengan teori
yang sudah dikemukakan sebelumnya, yaitu: ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif model team games tournament TGT terhadap hasil belajar Bahasa
Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan