Pembelajaran Kooperatif Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam penyelesaian tugas.

B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran kelompok yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin mengemukakan dua alasan, yaitu: pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan ketarampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki Sanjaya, 2008.

1. Defenisi Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu: antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, rasa atau etnis yang berbeda heterogen. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan reward, jika Universitas Sumatera Utara kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif Sanjaya, 2008. Pembelajaran kooperatif bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif Trianto, 2011. Larsen dalam Mularsih, 2010 menjelaskan bahwa guru dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif sebagai upaya untuk membuat siswa menjadi termotivasi dalam proses belajar dan dapat berinteraksi dengan teman dalam bekerja sama. Pembelajaran kooperatif menekankan pada aktivitas siswa di dalam kelompok dan bagaimana siswa dapat berkolaborasi serta bersosialisasi bersama-sama secara efektif.

2. Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya 2009 ada empat prinsip dasar pembelajaran kooperatif, yaitu: a. Prinsip Ketergantungan Positif positive interdependence Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing Universitas Sumatera Utara anggota. Dengan demikian, semua anggota kelompok akan merasa saling ketergantungan. b. Tanggung Jawab Perseorangan individual accountability Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama. c. Interaksi Tatap Muka face to face promotion interaction Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. d. Partisipasi dan Komunikasi participation communication Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan berkomunikasi. Untuk dapat melakukan partisipasi dan komunikasi, siswa perlu dibekali Universitas Sumatera Utara dengan kemampuan-kemampuan berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi memang memerlukan waktu. Siswa tidak mungkin dapat menguasainya dalam waktu sekejap. Oleh sebab itu, guru perlu terus melatih dan melatih, sampai pada akhirnya setiap siswa memiliki kemampuan untuk menjadi komunikator yang baik.

3. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Menurut Johnson Johnson dan Sutton dalam Trianto, 2009, ada lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu: a. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai satu tujuan dan terikat satu sama lain. Siswa akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok yang juga mempunyai andil terhadap suksesnya kelompok. b. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lainnya untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok. c. Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: a membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan b siswa tidak dapat hanya sekedar “membonceng” pada hasil kerja teman sekelompoknya. Universitas Sumatera Utara d. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari mataeri yang diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya. e. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

4. Konsep Utama Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin 1995 dalam Trianto 2009, konsep utama dari belajar kooperatif adalah sebagai berikut: a. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria tertentu. b. Tanggung jawab individual, bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individual semua angota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain. c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama- sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai. Universitas Sumatera Utara

5. Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament TGT

Model pembelajaran kooperatif model teams game tournament TGT dikembangkan oleh Davis De Vries dan Keath Edward 1995. Pada model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Teams game tournament TGT menggunakan turnamen akademik, kuis-kuis, dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka Trianto, 2011. TGT dapat digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dari ilmu- ilmu eksak, ilmu-ilmu sosial maupun bahasa dari jenjang pendidikan dasar SD, SMP hingga perguruan tinggi Trianto, 2011. TGT sangat cocok untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dengan satu jawaban benar. Meski demikian, TGT juga dapat diadaptasi untuk digunakan dengan tujuan yang dirumuskan dengan kurang tajam dengan menggunakan penilaian yang bersifat terbuka, misalnya: esai atau kinerja Trianto, 2011.

6. Tahap-tahap Pembelajaran Teams Game Tournament TGT

Menurut Slavin 2008, pembelajaran kooperatif model teams game tournament TGT terdiri dari empat tahap utama, yaitu: a. Tahap presentasi guru Universitas Sumatera Utara Materi dalam teams game tournament TGT diperkenalkan dalam presentasi guru di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan yang dipimpin oleh guru. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini, guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam tahap kelompok belajar. b. Tahap kelompok belajar Kelompok belajar terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, dan etnis. Fungsi utama dari tahap ini adalah memastikan semua anggota kelompok benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan permainan pada tahap turnamen dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, kelompok berkumpul untuk mempelajari lembar kerja siswa LKS. c. Tahap turnamen Turnamen adalah sebuah struktur dimana permainan berlangsung. Permainan terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang isinya relevan dengan materi yang sudah diberikan serta dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh dari presentasi guru di kelas dan pada tahap kelompok belajar. Permainan tersebut dimainkan di atas meja dan ada perwakilan dari masing- masing kelompok belajar. Permainan berupa pertanyaan yang ditulis di kartu Universitas Sumatera Utara bernomor. Setiap kelompok turnamen akan dibagi menjadi pembaca dan penantang. d. Tahap penghargaan kelompok. Kelompok akan mendapatkan sertifiat atau bentuk penghargaan lainnya apabila mereka mencapai kriteria tertentu.

C. Pembelajaran Konvensional

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt ( Teams Games Tournament ) Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia

0 6 145

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

0 12 79

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar - Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

0 0 19

A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Model Teams Game Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

0 0 10

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

0 1 16