Hubungan Antar Sesama Pengusaha Butik Hubungan Pengusaha Dan Pegawai

4.4 Hubungan Antar Sesama Pengusaha Butik

Hubungan yang terjalin antar sesama pengusaha butik di Sun Plaza terjalin cukup baik bahkan ada diantara mereka yang menjadi sahabat. Tidak semua pengusaha butik begitu mengenal satu sama lain. Setiap pengusaha butik kenal dengan pengusaha butik lainnya tetapi tidak mengenal secara detail. Jika bertemu mereka selalu menyapa satu sama lain. Sekedar menyapa untuk menjalin keakraban antar sesama pengusaha butik. pengusaha butik yang terdapat di sana, ada beberapa diantara mereka yang merupakan saudara kandung yang sama-sama memiliki profesi sebagai pengusaha butik. Tidak ada aroma persaingan diantara mereka bahkan mereka saling membantu dan mendukung. Hal ini terlihat ketika penulis menanyakan keberadaan salah satu pegawai di butik yang terdapat di sana, mereka mengatakan bahwa pegawai tersebut sedang bekerja di butik sebelah yang merupakan saudara dari pengusaha butik tempat mereka bekerja. Pengusaha butik yang bersahabat dengan pengusaha butik lainnya biasanya sering bertukar info mengenai tren terkini, mengenai penjualan, dll. Meskipun sama- sama memiliki butik di lokasi yang sama, persaingan butik antar mereka berjalan secara sehat dan baik. Budaya kerja yang baik pasti akan bersaing secara sehat. Persaingan yang ada dilihat sebagai pemacu oleh pengusaha butik agar semakin lebih baik lagi di dalam mempertahankan eksistensi butiknya.

4.5 Hubungan Pengusaha Dan Pegawai

Menciptakan budaya kerja yang positif dan menyenangkan tentu berawal dari hubungan baik antara pengusaha dan pegawai. Pengusaha yang ada di sana menjadikan pegawai mereka sebagai teman. Tidak ada jarak diantara mereka. Hubungan baik yang terjalin diantara mereka tentu mempengaruhi budaya kerjanya. Jika hubungan antara pengusaha dan pegawai berjalan lancar dan pengusaha dapat menjadikan pegawainya sebagai teman, maka pegawai yang bekerja akan semangat dan tidak takut-takut. Jika pegawai takut dan segan maka mereka tidak bisa bekerja secara maksimal. “Kita partner kerja ya sebagai kakak, sebagai teman. Sebagai partener bukan sebagai bawahan atau atasan. Enggak ada jaraklah” Cece Venti Hubungan antara pegawai dan pengusaha tidak jarang berkembang menjadi hubungan yang akrab. Tidak ada jarak diantara mereka meskipun mereka memiliki perbedaan di dalam pekerjaan. Jika ada lembur biasanya pengusaha butik terlebih dahulu memikirkan jam pulang pegawainya. Ada pengusaha butik yang berusaha agar jam lembur pegawainya tidak terlalu malam karena alasan keamanan. Kebanyakan pegawai lembur terkadang karena ada even-even tertentu seperti bazaar, midnight sale, dll. Para pegawai sangat jarang bekerja lembur. Biasanya mereka lembur kalau ada even-even tertentu saja. Pengusaha dan pemilik butik tentunya berasal dari suku dan keyakinan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dilihat sebagai keberagaman antar sesama. Meskipun berbeda tetapi mereka berusaha untuk selalu menghargai. Jika cece sedang merayakan imlek maka pegawainya akan mengucapkan selamat. Selain itu, jika ada pegawai yang sedang berpuasa maka pengusaha butik akan berusaha untuk menghargai mereka. Tidak ada halangan bagi para pegawai untuk menjalankan ibadahnya seusai dengan ajaran agama mereka. Jarak umur antara pengusaha dan pegawai butik biasanya tidaklah begitu terlalu jauh. Hal inilah yang terkadang membuat pengusaha dan pemilik menjadi akrab. Menjadikan pegawai sebagai teman merupakan salah satu cara pengusaha butik untuk membuat pegawai mereka lebih nyaman dalam bekerja. Tak jarang disela-sela bekerja terkadang pengusaha dan pegawai saling bertukar cerita. Mereka bercerita disaat keadaan butik sedang sepi. Jika sedang ramai maka mereka akan konsen di dalam bekerja. Bercerita juga dapat membuat rileks para pekerja yang capek dan mengantuk setelah seharian bekerja. Bercerita juga membuat pekerjaan mereka menjadi lebih ringan karena mereka bisa bekerja sambil bercakap-cakap. Jam kerja pegawai kebanyakan adalah full time. Seharian pegawai dan pengusaha berada di butik untuk bekerja. Terkadang jika butik sedang sepi, pengusaha butik mengizinkan pegawainya untuk beristirahat. Duduk di beberapa sudut butik sekedar untuk melepas lelah. Jika ada pembeli yang datang maka para pegawai sudah mengetahui tugasnya masing-masing. Para pegawai melayani pembeli yang memilih-milih dengan sabar. Jika pembeli meminta warna yang lain maka semua pegawai akan mencarinya. Pembagian kerja bagi pegawai tidak membuat mereka lepas tangan. Begitu juga dengan pengusaha butik. Biasanya pegawai yang melayani semua kebutuhan pembeli. Jika butik ramai maka pengusaha butik ikut membantu pegawai di dalam melayani pelanggan. Pegawai butik bisanya sudah kenal dengan saudara, kerabat ataupun teman pengusaha butik. Hal ini dikarenakan mereka sering datang ke butik dan berinteraksi dengan pengusaha. Selain itu, ada pengusaha butik yang memberikan diskon khusus kepada kenalannnya meskipun mereka bukan member butik. Biasanya pegawai butik juga sudah mengingat nama-nama member di butiknya. Ada perlakuan khusus untuk member. Jika member datang maka biasanya pegawai langsung menunjukan barang- barang baru. Hubungan antara member dan pegawai juga terjalin dengan baik tak jarang terkadang member meminta saran pegawai tentang baju yang ingin mereka beli. Pengusaha butik memerlukan pegawai yang jujur dalam bekerja. Tidak setiap hari pengusaha butik bisa datang ke butiknya untuk mengawasi. Kebanyakan pekerjaan di butik diserahkan dan dipercayakan kepada pegawainya. Pengusaha butik memerlukan pegawai yang jujur karena tidak ada pegawai khusus menjadi kasir. Pegawai yang bertugas selain melayani pembeli di bagian barang, mereka juga bertugas didalam keuangan seperti melayani di kasir. Jika mereka tidak jujur maka pengusaha butik akan rugi. Sejauh ini, belum ada kecurangan yang dilakukan oleh pegawai. Masing-masing pegawai tau diri. Pegawai yang bekerja selalu bertanggung jawab dengan yang mereka lakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan kepercayaan yang besar untuk mempekerjakan seorang pegawai. Pengusaha butik tidak boleh sembarang di dalam memilih pegawainya. Pengusaha butik harus teliti sebelum mempekerjakan pegawainya.

4.6 Pengaruh Sistem Atau Nilai-Nilai Budaya