Pelayanan Yang Maksimal Budaya Kerja Pengusaha Butik Studi Deskriptif Pada Pengusaha Butik di Sun Plaza Medan

Ada beraneka ragam butik yang terdapat di Sun Plaza Medan. Ada butik yang khusus menjual barang-barang wanita dan ada juga butik yang menjual barang-barang khusus pria. Butik yang penulis teliti adalah butik-butik yang menjual barang-barang khusus untuk wanita seperti: pakaian, tas, baju, rok, sepatu, dress, topi, kacamata, syall, dll. Butik-butik yang terdapar di sana pada umumnya menjual pakaian wanita mulai dari remaja sampai dewasa. Butik yang terdapat di Sun Plaza Medan lebih banyak butik untuk wanita daripada pria. Hal ini dikarenakan wanita lebih cendrung suka berbelanja dibandingkan pria. Selain itu, model pakaian wanita lebih banyak dibandingkan pria. Hal ini terbukti dari banyaknya butik yang terdapat di Sun Plaza rata-rata menjual pakaian khusus untuk wanita daripada pria.

3.3 Pelayanan Yang Maksimal

Tidak semua butik memiliki pegawai yang maksimal di dalam melayani pelanggannya. Sering kali kita jumpai beberapa pegawai di dalam bekerja melayani pembeli dengan uring-uringan. Hal tersebut dapat kita jumpai jika kita memasuki butik-butik dengan brand-brand internasional yang sudah terkenal . Salah seorang pelanggan yang suka berbelanja di butik brand internasional memaparkan bahwa sering kali pegawai ataupun spg 14 14 Spg atau Sales Promotion Girl adalah pegawai yang bekerja di bidang pemasaran yang menawarkan barang atau produk yang biasanya adalah kaum wanita yang bekerja di butik tersebut memadang rendah pengunjung yang datang. Spg ataupun pegawainya selalu melihat pengunjung berdasarkan penampilan mereka. Spg yang bekerja di butik-butik brand Internasional terkenal di Indonesia memiliki sifat sombong dan kasar. Terlebih lagi jika pembeli memakai baju yang biasa saja maka pegawai tersebut sering kali merendahkan pembeli. Kebanyakan pegawai dan spg yang ada lebih melihat seseorang dari penampilan. Dia menuturkan bahwa pegawai dan spg yang ada di butik luar negeri lebih sopan, ramah baik baik kepada pengunjung. “Kami pernah sama teman pergi ke butik tas X di Sun Plaza kak. Memang cantik kali tasnya kak tapi pegawai yang jual disini kak, kayak dia aja yang punya butiknya padahal Cuma spgnya. Kita yang punya member cardnya aja biasa aja kan kak, dia aja belum tentu punya member card. Sombongnya kak, aku kan jadi kesal. Awaklah yang masuk pribumi ini dilihat rendah beda sama etnis itu kak. Pengen kutamparkanlah muka spgnya pake tas itu kak”. Kalo di luar negeri ramah pegawainya kak kayak “madam..do you a tourist? We have source discount for tourist”. Gitu kan ramah enak kak trus kalo gabeli pun gakpapa. Sampai berapa kali awak bolak-balik gara-gara galau mau beli apa yakan gakpapa, mereka senyum. Kalo disini kak, ya ampuun kepalanya kurang tinggi keatas. Pengen kutunggakkan kepalanya pake kayu. Mereka sombong padahal Cuma spg apalagi kalo kita enggak beli, haduh. Ini berapa? Liatlah buk situ ada harganya Gitu katanya pengen kutampar-tampar pake member card. Ada temenku sampai kesal gitu kan kak, ditanyanya sama pegawai sombong itu “jadi kalo untuk member card gitu enggak ada diskon?” “Oh untuk member card buk” langsung senyum pegawainya. Orang Indonesia itulah salahnya tidak terlalu menghargai konsumennya, beda dengan disana. Disana mereka menghargai jadi kita loyal sama merek itu.” Nancy, 20 Tahun. Pembeli seringkali dibuat jengkel oleh pegawai yang bekerja di butik-butik brand Internasional. Berbeda dengan pegawai di butik-butik biasa yang mana pegawainya lebih sopan dan ramah kepada pembelinya. Mereka tidak memandang pengunjung berdasarkan tampilan luar saja seperti butik Red Carpet dan Vj Boutique. Pegawai di butik ini selalu diajarkan oleh pengusahanya untuk selalu ramah kepada pembeli. Butik Red Carpet lebih mengutamakan pelayanan di dalam budaya kerja mereka. “Harus tetap melayani dengan senyuman, harus dengan ramah, biar costumernya, walaupun nanti dia enggak terjadi transaksi setidaknya dia akan teringat oh pelayanannya bagus dia bakal kemari. Lebih di utamakan pelayanan”Cece Venti Banyak pembeli yang terkesan dengan pelayanan di suatu butik sehingga membuat mereka selalu berbelanja di butik tersebut. Pelayanan yang bagus merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan pelanggan. Setiap pengusaha butik yang terdapat di sana selalu memberikan arahan kepada pegawainya agar melayani pembeli dengan sebaik mungkin. Selain itu, para pegawai selalu dituntut untuk pintar di dalam penjualan. Pintar di dalam menawarkan barang-barang yang dijual kepada pembeli. Tidak memaksakan pembeli untuk membeli barang-barang mereka. Pegawai selalu memberikan pelayanan yang maksimal kepada pengunjug butik. Para pegawai memaklumi tidak semua pengunjung yang datang ke butik berniat untuk membeli. Setiap barang yang dijual di butik belum tentu sesuai dengan selera pembeli. Terkadang pembeli menyukai suatu barang tetapi tidak cocok dengan harganya. Pegawai bisa memaklumi hal tersebut.

3.4 Rajin Update Barang