Wawancara Mendalam Informan Observasi Partisipasi

Pengamatan awal dilakukan dengan melihat bagaimana aktivitas pengusaha butik berserta pegawainya, seperti saat melayani pelanggan, saat melakukan pengecekan barang di butik, saat mengawasi para pegawai, serta aktivitas lainnya yang dilakukan ketika berada di butik.

1.6.2.1 Wawancara Mendalam

Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam in–depth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan menggunakan pedoman guide wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan metode seperti ini, keterlibatan peneliti atau penulis dengan subyek yang diteliti, dalam pola kedekatan, termasuk lewat wawancara mendalam indept interview, akan lebih mempermudah peneliti mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Sebab metode indept interview, bertujuan untuk menemukan dan mengetahui kebudayaan informan yang diteliti Spradley, 1997:114

1.6.2.2 Informan

Teknik penentuan purposive sampling yang digunakan di dalam memilih informan kunci. Pemilihan informan pangkal dan informan kunci lebih menekankan pada data apa yang hendak dicari. Pemilihan informan pangkal yaitu informan yang mengetahui perkembangan butik di pusat perbelanjaan tersebut, seperti para pelanggan butik atau masyarakat yang suka berbelanja di butik dan pegawai butik tersebut. Informan kunci adalah seseorang yang secara lengkap dan mendalam mengetahui informasi yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian. informan kunci disini adalah pengusaha sekaligus pemilik butik.

1.7 Analisis Data

Data-data dari penelitian yang berupa rekaman wawancara dan observasi, setiap hari dipindahkan atau ditranskripkan dalam bentuk field note catatan lapangan. Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara rinci, cermat, luas, dan mendalam yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti tentang subjek, aktivitas, ataupun tempat berlangsungnya kegiatan tersebut Idrus, 2009. Setelah itu data-data tersebut diklasifikasikan berdasarkan tema. Selain itu juga peneliti akan menggunakan data kepustakaan guna melengkapi informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian. Data kepustakaan dapat diperoleh melalui sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, koran dan sumber elektronik seperti televisi dan internet.

1.8 Pengalaman Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan survei lapangan pada butik- butik yang terdapat di Sun Plaza Medan. Di dalam melakukan survei, penulis sempat merasakan putus asa karena banyak pengusaha sekaligus pemilik butik yang menolak menjadi informan penulis dikarenakan berbagai alasan. Ada ketidak percayaan dan rasa enggan di dalam diri sebagian pengusaha butik untuk dijadikan informan. Beruntungnya dari beberapa butik yang penulis datangi bersama beberapa teman, ada dua pengusaha butik yang berbaik hati mau menjadi informan penulis yaitu cece Venti pemilik Butik Red Carpet dan cece Jenny pemilik butik VJ Boutique. Di bulan Oktober Pertama kalinya penulis datang ke Butik Red Carpet untuk melakukan wawancara. Pada saat itu, butik tersebut terlihat begitu ramai dengan pelanggan. Ada rasa sungkan untuk mendatangi butik tersebut. Ahkirnya selama beberapa saat, penulis mengamati aktivitas sang pengusaha butik dari luar. Setelah beberapa menit mengamati, sepupu saya menyarankan agar saya masuk saja dan bertanya apakah pengusaha tersebut punya waktu untuk diwawancarai. Merasa sedikit segan, saya pun melangkahkan kaki memasuki butik tersebut. Saya melihat cece Venti sedang sibuk-sibuknya. Melihat saya yang muncul tiba-tiba, cece langsung berkata bahwa saat itu dia sedang sibuk dan lebih baik saya datang lagi nanti. Di bulan November sekitar pukul 14.00 WIB penulis tiba di Sun Plaza Medan. Sebelum memasuki lokasi penelitian yang pertama yaitu Butik Red Carpet, terlebih dahulu saya melihat kondisi butik dari luar apakah kondisi di butik sedang sibuk atau tidak. Ketika melihat situasi butik yang tidak begitu ramai, saya langsung memasuki butik dan bertanya kepada salah satu pegawai butik. Saat itu adalah jam makan siang bagi para pegawai butik. mereka mengatakan bahwa cece Venti sedang berada di luar negeri. Saya bertanya kapan cece akan pulang dan sedikit bertanya-tanya dan mengali informasi tentang butik tersebut. Pegawai tersebut terlihat sedikit ragu-ragu memberikan informasi kepada saya. Hal tersebut terlihat dari caranya yang takut-takut di dalam berbicara. Dia mengatakan bahwa baru bekerja setahun dan tidak terlalu mengetahui seluk-beluk butik tersebut. Setelah mendapatkan beberapa informasi, saya pun berpamitan. Di sekitar lantai dua di sekitar Butik Red Carpet, terdapat beberapa butik lainnya yang berjejer di lantai dua dekat parkiran. Saya pun melihat-lihat beberapa butik dan memasuki salah satu butik yang cukup menarik yaitu VJ Boutique. Pegawai yang bekerja terlihat sedang duduk santai sambil menunggu pelanggan. Sebelumnya, saya memperkenalkan diri dan memperlihatkan surat lapangan izin penelitian di Butik Red Carpet kepada pegawai di VJ Boutique. Saya menjelaskan maksud dan tujuan saya untuk meyakinkan mereka bahwa tujuan saya adalah untuk meneliti. Untungnya mereka mengerti dan menyambut saya dengan hangat. Saya pun bertanya-tanya tentang butik tersebut kepada mereka. Jawaban yang mereka berikan sangat terbuka tanpa ada sungkan. Beberapa orang dari mereka terlihat mengantuk. Mereka mengatakan bahwa pada saat itu mereka sedang mengantuk dan sedikit bosan karena butik sedang sepi. Selagi berbincang-bincang, ada beberapa pengunjung butik yang masuk dan melihat-lihat barang di dalam butik. Saya duduk diam mengamati pegawai dan pengunjung butik. Ketika butik tiba-tiba ramai, saya pun merasa harus berpamitan. Tiba-tiba saja, ada seorang wanita cantik dengan paras oriental masuk dan langsung berdiri di meja kasir depan butik. Salah seorang pegawai mengatakan bahwa orang tersebut adalah pemilik butik. Pemilik butik tersebut diam dan hanya menatap saya. Merasa aneh, saya pun langsung mendatangi beliau dan mengatakan tujuan saya berada disana sambil memberikan surat pengatar penelitian ke Butik Red Carpet, sebagai bukti bahwa saya betul-betul ingin meneliti. Saya mengatakan bahwa jika beliau mengizinkan saya meneliti di Butik beliau, maka saya akan membuat surat pengantar penelitian yang baru. Beliau mengatakan bahwa tidak perlu dan cukup surat pengantar tersebut saja yang akan dia pegang. Beliau menyambut saya dengan sedikit kecurigaan. Saya pun bertanya-tanya sedikit tentang butik tersebut dan langsung berpamitan pulang. Pada tanggal 6 Februari 2015 saya pun datang lagi. Butik pertama yang saya kunjungi adalah VJ Boutique. Pegawai yang bekerja mengatakan bahwa cece Jenny sedang berbelanja sebentar di supermarket 6 6 Supermarket atau pasar swalayan adalah sebuah terdekat yang berada mall tersebut. Saya berpamitan dan berkata akan datang lagi nanti. Setelah itu, butik kedua yang saya datangi adalah Butik Red Carpet. Sebelum memasuki butik, saya meminta teman saya untuk melihat kondisi dari luar butik. toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari. mereka mengatakan bahwa kondisi butik sedang sepi, saya pun langsung memasuki butik tersebut. Saya melihat Cece Venti dan langsung menyapanya. Cece menyambut saya dengan hangat dan baik. Ketika melihat cece sedang melakukan sesuatu, saya mengatakan bahwa wawancara ini bersifat santai. Saya bisa mewawancarai cece sambil bekerja. Wawancara ini saya lakukan dengan mengunakan smartphone sebagai alat perekam pembicaraan. Saya pun mewawancari cece sembari cece membereskan make up dan melayani beberapa pelanggan. Wawancara yang saya lakukan dengan menggunakan pedoman wawancarainterview guide dan berkembang menjadi beberapa pertanyaan lagi, karena kondisi wawancara yang nyaman dan santai. Cece menjawab pertanyaan saya dengan lugas dan menjelaskan tentang butiknya yang sebelumnya tidak saya ketahui. Wawancara berjalan dengan santai, Sekali-kali cece Venti berkaca sambil membereskan make up dan mengenakan high heelsnya. Setelah merasa mendapatkan data yang cukup, saya pun meminta izin untuk mengambil foto butik. Sebelumnya cece bertanya untuk apa saya memfoto butiknya, lalu saya menjelaskan bahwa hal tersebut berguna sebagai dokumentasi di dalam penelitian. Cece pun setuju jika saya ingin mendokumentasikan butiknya dalam bentuk foto. Ketika selesai, saya pun berpamitan. Ketika hendak menuju VJ Boutique yang terletak berdekatan dengan Butik Red Carpet, di tengah jalan saya bertemu dengan Cece Jeny pemilik VJ Boutique. Cece Jenny terlihat keluar dari butiknya dan ingin pergi lagi. Saya pun menyapa beliau dan mengatakan bahwa ingin mewawancarai beliau setelah urusan beliau siap. Beliau menyambut saya dengan ramah dan mengajak saya langsung masuk ke butiknya. Di dalam butik, saya melihat beberapa pasang baju yang digantung dengan tulisan ‘sale’ di atasnya. Di sudut ruangan, beberapa pegawai terlihat sedang merapikan barang-barang serta melakukan steam brush 7 7 Seterika uap pada pakaian yang baru masuk. Pertemuan kali ini berbeda dengan pertemuan yang pertama. Pertemuan pertama, beliau terlihat ragu-ragu menjawab pertanyaan saya tetapi di pertemuan kedua, cece Jenny terlihat lebih rileks berbeda dengan waktu pertama kali bertemu. Cece menjawab pertanyaan saya tanpa keraguan dan terbuka dengan setiap pertanyaan yang saya berikan. Saya melihat cece memakai baju bewarna putih yang mirip dengan salah satu baju yang dijual di butiknya. Ketika hendak pulang, saya meminta izin cece untuk mendokumentasikan butik tersebut dalam bentuk foto. Selesai mendokumentasikan butik tersebut, saya melihat cece Jenny merapikan letak tas yang terdapat di depan display butik. Pada tanggal 26 Maret 2015 penulis datang lagi ke Sun Plaza untuk melengkapi data-data yang belum lengkap. Sebelum menuju lokasi, penulis terlebih dahulu mengamati beberapa butik yang terdapat disana. Setelah selesai, penulis langsung menuju Vj Boutique. Terlihat hanya ada dua penjaga yang terdapat disana. Saat itu butik tampak sepi dan tidak terlihat sosok cece Jenny disana. Begitu memasuki butik, pegawai yang berjaga langsung menyapa dengan ramah. Awalnya mereka tidak mengenal saya, tetapi setelah beberapa saat mereka sadar bahwa sebelumnya saya pernah datang beberapa kali untuk mewawancarai mereka. Mereka menyambut saya berbeda dengan pertemuan sebelumnya. Saya pun bergegas masuk butik dan meletakan tas, buku dan hp saya di bangku butik. Saya pun bertanya sedikit-dikit sembari melihat-lihat beberapa pakaian yang tergantung dan tertata rapi. Saya bertanya kapan cece akan datang. Mereka mengatakan bahwa biasanya cece Jenny datang pada saat siang ataupun sore hari. Mereka berkata bahwa saya bisa menanyakan beberapa pertanyaan kepada mereka. Salah satu dari pegawai tersebut melihat buku catatan yang saya letakan di bangku dan merasa tertarik untuk melihatnya. Saya pun langsung memberikan buku tersebut kepadanya. Dia melihat catatan saya sembari bertanya dengan antusias seperti apakah dunia kuliah itu. Saya memberikan sedikit gambaran bagaimana kehidupan di perkuliahan. Dipertemuan kali ini saya berusaha menciptakan raport yang baik dengan mereka. Kali ini mereka terlihat lebih santai dan menganggap saya sebagai temannya. Hal ini terlihat dari jawaban pertanyaan yang mereka berikan. Selain itu, mereka juga terkadang bertanya tentang suatu hal kepada saya. Wawancara tersebut berjalan dengan penuh antusias. Salah seorang dari mereka bertanya apakah saya mempunyai account facebook. Wawancara dengan mereka saya awali dengan beberapa pertanyaan tanpa menggunakan interview guide. Hal ini dikarenakan wawancara dengan mereka berjalan dengan santai dan lancar. Saya menanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan seputar butik mereka. Pertanyaan tersebut berlanjut menjadi beberapa pertanyaan lagi. Kadang kala mereka menjadi bercerita mengenai suka duka menjadi pegawai di butik. Kita duduk bersama-sama di bangku butik tanpa ada sekat-sekat antara informan dan pewawancara. Ketika sedang berbincang-bincang, ada pengunjung yang masuk ke butik. Saya meminta mereka untuk melayani pembeli sembari memperhatikan cara mereka melayani pembeli. Ketika selesai mereka langsung merapikan kembali susunan pakaian yang digantung. Mereka menunjukan kepada saya kartu member Vj Boutique. Saya bertanya apakah boleh jika saya memfoto kartunya dan mereka mempersilahkannya. Saya hanya memfoto bagian depan kartu tetapi mereka berkata bahwa bagian belakang juga tidak masalah jika ingin di foto. Sembari memfoto kartu, saya melihat beberapa pajangan etnis seperti patung kucing emas. Saya bertanya lagi apakah boleh saya foto dan mereka mempersilahkannya. Mereka mengatakan bahwa saya tidak perlu segan dengan mereka. Ketika saya menanyakan jumlah member di butik, mereka mengatakan bahwa tidak dapat menyebutkan jumlah yang pasti karena tidak pernah menghitung jumlah member. Mereka menunjukan kepada saya binder tebal yang penuh dengan biodata membernya. Saya melihat sekilas dan tidak berani untuk melihat lebih jauh karena itu merupakan bagian dari privasi mereka. ketika melihat ada lagi beberapa pengunjung yang masuk, saya meminta mereka untuk melayani pembeli sembari mengamati sistem tranksaksi yang terdapat disana. Ada ibu muda bersama dengan suami dan anaknya yang masih kecil. Ada seorang anak gadis yang mengambil baju pesanannya dan ada juga beberapa anak gadis masuk dan yang bertanya tentang keberadaan pemilik butik. Salah seorang pegawai mengeluarkan pakaian dari tas hitam besar di bawah tumpukan baju. ketika beberapa pembeli mulai keluar dan butik tidak begitu ramai, saya bertanya kepada salah seorang pegawai tentang barang dari tas hitam tersebut. Pegawai tersebut mengatakan bahwa barang tersebut adalah stok pakaian dan baju yang merupakan barang yang lagi tren saat ini. Ada seorang ibu dengan anak perempuan remaja dan lelaki memasuki butik dan bertanya kepada salah seorang pegawai apakah cece Jenny sudah datang atau belum. Pegawai mengatakan bahwa cece Jenny belum datang. Ibu tersebut pun menunggu cece Jenny sambil melihat barang-barang yang ada di butik. Melihat kondisi butik yang mulai ramai, saya pun berpamitan dan mengatakan bahwa akan datang lagi besok. Setelah selesai di Vj Boutique, saya pun bergegas menuju butik Red Carpet. Saya meminta teman saya untuk melihat keadaan butik, apakah ramai atau tidak setelah itu saya pun bergegas masuk. Cece Venti terlihat sedang duduk di depan komputernya. Saya pun langsung menyapa dan bertanya apakah cece sibuk atau tidak. Saya berkata bahwa ada data-data yang kurang yang harus saya tanyakan lagi kepadanya. Cece tersenyum ramah sambil mempersilahkan saya untuk mewawancarainya. Dia bertanya apa yang ingin saya tanyakan dan saya pun memperlihatkan catatan yang berisikan pertanyaan yang sudah saya buat sebelumnya. Saya pun menanyakan beberapa pertanyaan berdasarkan interview guide. Cece Venti yang menjadi informan penulis menjawab pertanyaan dengan santai dan perlahan. Sembari bertanya cece meminta saya untuk mencatatnya. Hal ini dikarenakan cece melihat saya tidak mencatat saat itu. Saya mengatakan bahwa wawancara tersebut saya rekam dan akan saya olah di rumah. Saya tidak bisa mencatat karna terlalu cepat. Cece tersenyum bijaksana sembari bertanya adakah yang ingin saya tanya lagi. Senyum keramahan terpancar diwajah cece Venti. Saya merasa seperti mewawancarai saudara sendiri. Saya pun meminta izin ingin memfoto cece tetapi cece menolaknya karena merasa saat itu sedang tidak cantik. Ketika melihat pegawainya sedang beristirahat, saya meminta izin cece untuk memfoto aktivitas mereka. Cece meminta pegawainya untuk berdiri rapi agar saya foto. Saat itu pegawai yang bekerja hanya tiga orang. Satu orang sedang off bekerja. Saya hanya memfoto dua pegawai saja. Ketika merasa data yang saya inginkan sudah cukup, saya pun berpamitan pulang. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1 Sejarah Butik

2.1.1 Asal-usul butik